OUR NETWORK

Tanda Kamu Butuh Bantuan dari Ahli Terapi

Kesedihan adalah reaksi emosional alami yang seringkali kita hadapi dalam keseharian kita. Apalagi, setelah terjadi perubahan besar dalam hidup kita yang tidak sesuai dengan harapan atau setelah kepergian orang terdekat kita yang sangat kita cintai, rasanya sangat menyakitkan dan menyedihkan. Sebagai manusia, kita semua akan mengalami kesedihan pada satu titik tertentu. Berbagai persoalan hidup membuat kita harus mengakui reaksi emosional ini sebagai bagian dari hidup kita.

Namun, seringkali hal yang membuat kesedihan kita justru berlarut-larut adalah keadaan sekitar yang mengharuskan kita untuk segera menangani kesedihan ini. Misalnya, ‘keharusan’ untuk cepat membaik dalam waktu tertentu, ‘keharusan’ untuk mengalihkan perasaan kesedihan dan kehilangan dengan hobi baru maupun kegiatan baru, dan lain sebagainya. Keharusan semacam ini justru akan membuat kita terjebak dan takut untuk meghadapi kenyataan. Bukannya membaik, upaya-upaya semacam ini justru membuat kita kesulitan mengatasi kesedihan ini dengan cara yang lebih sehat.

Baca juga: 12 Tipe Depresi yang Perlu Kamu Ketahui

Sekitar 10% sampai 15% anak-anak dan orang dewasa akan memiliki reaksi yang cukup parah terhadap kepergian atau kematian. Mereka jelas memerlukan intervensi dari tenaga profesional seperti seorang terapis. Terlebih lagi jika kepergian yang dimaksud adalah jenis kematian yang melalui peristiwa traumatis seperti kematian tiba-tiba, kehilangan yang keras, atau bagian dari peristiwa traumatis lainnya. Pada kasus seperti ini, terapi dapat membantumu melalui proses berduka untuk dapat meminimalkan penderitaan yang tidak perlu.

Lalu, kapan sih kamu perlu mengunjungi terapis untuk mengkonsultasikan kesedihanmu, Ladies? Berikut ini ada beberapa tanda kalau kamu harus segera menghubungi terapis untuk membantumu.

1. Bergantung pada Alkohol dan Obat-Obatan untuk Mengatasi Kesedihan

Menghadapi kehilangan orang yang kita cintai bukanlah persoalan yang mudah ya, Ladies. Nggak heran kalau beberapa orang memilih untuk mengatasinya dengan hal-hal yang tidak sehat seperti alkohol dan obat-obatan. Tujuannya memang untuk menghilangkan kesedihan dan kemarahan itu secara cepat. Namun nyatanya, sebuah studi tahun 2012 yang mengamati penggunaan alkohol di kalangan pria dalam tiga tahun pertama mereka berkabung dibandingkan dengan pria yang tidak berduka menunjukkan bahwa 20 persen pengguna alkohol justru lebih banyak yang bersedih.

Alih-alih menghilangkan kesedihan, alkohol dan obat-obatan ini justru membawa dampak jangka panjang seperti kecanduan, persoalan kesehatan, dan lain-lain. Kalau di antara Ladies ada yang memiliki kondisi seperti ini, menghubungi terapis adalah jalan terbaik. Terapis yang baik akan membantumu mengembangkan strategi untuk lebih memperhatikan dan mengakui perasaan kesedihan ini lalu membantumu menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasinya.

2. Berpura-Pura Kalau Kamu Baik-Baik Saja

Biasanya, hal klasik yang dianjurkan kepada kita ketika kita sedang menghadapi kesedihan adalah “berusahalah menunjukkan wajah bahagia” atau “sembunyikan emosi kita”. Maka, kita bisa menghabiskan waktu untuk berpura-pura bahwa kita baik-baik saja. Ini tentu bukan hal yang baik untuk kesehatan mental kita ya, Ladies.

Kalau kamu termasuk orang yang mengalami hal semacam ini, seolah menutupi kesedihanmu dengan topeng kebahagiaan padahal kamu tidak baik-baik saja, kamu perlu menghubungi terapis, Ladies.

3. Menderita Panik dan Gejala Melemahkan Lainnya

Disonansi kognitif adalah alasan besar seseorang mungkin mengalami masalah kesehatan mental selama proses berduka. Pada dasarnya, disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan mental (tekanan psikologis) yang dialami oleh seseorang yang memegang dua atau lebih kepercayaan, ide, atau nilai yang bertentangan.

Ketika kamu sedang berduka, perbedaan antara pengalaman yang hidup di luar dan lanskap mental dan emosional kamu yang kacau bisa sangat mencolok. Hal inilah yang dapat memperdalam penderitaanmu dan memunculkan rasa terisolasi. Pada gilirannya, secara fisiologis kamu hanya akan terkunci dalam mode bertahan hidup yang justru membuatmu sulit untuk mencari makna kehidupanmu sebenarnya. Secara tak sadar, hal ini akan memunculkan berbagai gejala kesehatan mental seperti serangan panik, kecemasan, dan depresi. Jika masalah ini mengganggu kehidupanmu sehari-hari, sudah pasti kamu harus menghubungi terapis untuk mendapatkan bantuan.

Baca juga: Bad Mood VS Depresi: Kenali Tanda dan Bedanya!

4. Berpikir untuk Melukai Diri Sendiri

Kesedihan dapat memicu atau meningkatkan depresi pada beberapa orang. Pada kondisi tertentu hal ini bahkan bisa menyebabkan seseorang memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri dan berakhir pada tindakan bunuh diri. Duh, jangan sampai ya, Ladies. Jadi, kalau kamu sudah terlalu terbebani dengan perasaan kesedihanmu dan terbesit dalam pikiran untuk melukai diri sendiri, berhenti membaca artikel ini dan langsung hubungi terapis untuk berkonsultasi. Kamu juga bisa menghubungi The National Suicide Prevention Lifeline di situs web mereka.

Nah, itulah beberapa tanda yang bisa kamu gali dalam dirimu untuk mengetahui apakah kamu perlu menghubungi seorang terapis atau tidak. Seperti apapun bentuk kesedihan yang kamu alami, ingat ya Ladies, kalau kamu tidak sendiri. Semua kesedihan akan berlalu dan kamu pasti bisa mengatasinya. Hubungi terapis profesional segera kalau kamu merasa bahwa kamu sudah menunjukkan tanda-tanda seperti di atas.

 

Sumber: mindbodygreen

Must Read

Related Articles