Menarik bukan mendapat ukiran gambar atau kata-kata yang sangat berarti dan kamu sukai di salah satu bagian tubuhmu? Semangat yang tinggi ketika awal mendapat tato, membuatmu sangat rajin merawatnya dengan membersihkan dan melembapkannya hingga sembuh. Akan tetapi, ternyata, perawatan terhadap tato tidak berhenti hanya sampai lukamu sembuh, loh! Setelah beberapa bulan bahkan tahun, tato yang kelihatan baik-baik saja di tubuhmu itu dapat menjadi iritasi kembali bahkan menimbulkan alergi.
Baca juga: Nggak Perlu Ribet, Percantik Mata dengan Tato Temporer
Dermatologis serta co-founder Curology, David Lortscher, menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan pada awal pembuatan tato, lapisan pelindung kulit sebenarnya telah ditembus. Sehingga hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kulit. Maka, tak aneh bila suatu waktu kamu dapat melihat ada kemerahan, benjolan, bahkan luka bakar pada area sekitar tato yang sudah lama sembuh pada kulitmu.
Berdasarkan informasi dari American Academy of Dermatology, jika selama masa penyembuhan awal atau beberapa bulan setelahnya muncul beberapa gejala ini, kamu harus mewaspadai kemungkinan infeksi, Ladies.
Gejalanya antara lain rasa sakit atau kemerahan yang memburuk, ruam dengan benjolan merah gatal, luka terbuka, nanah, hingga demam karena kedinginan. Menurut Ahli bedah Plastik dari Cangello Plastic Surgery di New York, David L. Cangello, hal ini dikarenakan adanya reaksi pseudolymphomatous atas respon terhadap tinta merah.
“Etiologi pastinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan bahwa tinta merah bertindak sebagai antigen, atau sesuatu yang merangsang respon kekebalan dari tubuh,” ucapnya. Sel yang disebut limfosit, kemudian menginfiltrasi kulit di area antigen dan menyebabkan reaksi inflamasi. Menurut Cangello, respon tersebut sebenarnya bisa jadi telah berkembang dalam beberapa waktu. Bisa jadi jug baru muncul berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian muncul di permukaan kulit. Hal inilah yang kemudian dapat membuat tato lamamu tampak iritasi.
Selain iritasi, tato lamamu juga dapat menyebabkan penyakit kulit seperti eksim dan psoriaris, bahkan vitiligo. Menurut Dokter kulit di New York, Dhaval Bhanusali, kondisi ini terjadi berpusat di sekitar fenomena Koebner. “Terutama psoriaris dan vitiligo, intinya ialah ada gangguan epidermis yang dapat memicu penyakit, termasuk tato. Eksim mungkin lebih mencerminkan pada reaksi alergi,” jelasnya.
Tidak hanya reaksi dari dalam tubuh, alergi pada tato juga bisa ditimbulkan dari reaksi di luar tubuh, seperti sengatan sinar matahari, khususnya pada tinta berwarna kuning. Menurut Lortscher, pigmen cadmium sulfide yang ada pada tato, dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan di sekitar area tersebut saat terkena sinar matahari. Untuk itu, sangat penting menggunakan sunscreen, bila kamu memiliki tato, Ladies.
Di samping warna kuning, berdasarkan salah satu studi, reaksi ini juga muncul pada tinta berwarna merah, biru, dan hitam. Adapun, gejala yang muncul berupa pembengkakan, kemerahan, ruam gatal, lepuh, dan gatal-gatal. Gejala ini dapat terjadi selama beberapa menit hingga jam setelah tatomu terpapar terik sinar matahari.
Baca juga: Ahli Tato Ini Terkenal dengan Karyanya yang ‘Jelek’
Mengingat tinta tato juga mengandung pigmen logam, seperti zat besi, barium, seng, tembaga, molybdenum, dan titanium, hal ini membuat tato juga dapat mudah terbakar.
Pasalnya, paduan kandungan tersebut membentuk magnet MRI yang semakin kuat magnetnya, membuatnya semakin rentan terbakar. Ahli Radiologi di Orlando, Romil Patel, mengatakan, biasanya timnya akan bertanya terlebih dahulu kepada pasien yang akan melakukan MRI apakah mereka memiliki tato atau tidak, untuk mencegah potensi area tubuh pasien tersebut terbakar.
Setelah memprediksi reaksi mana yang kamu alami dari tato lama pada tubuhmu, ada baiknya untuk segera mengonsultasikannya dengan dokter terkait agar mendapat penanganan yang tepat, Ladies. Karena untuk tampil keren, kesehatanmu pun tetap harus terjaga, ya!
Sumber: Allure