Dermaplaning adalah perawatan populer yang menghilangkan bulu halus wajah dan sel kulit mati untuk menciptakan kulit yang lembut dan halus. Tren dermaplaning bukanlah sesuatu yang baru, tetapi kembali jadi tren setelah istilah ini dilihat sebanyak 3,8 miliar kali dan terus bertambah.
Selebriti seperti Eva Mendes dan Gwyneth Paltrow memuji-muji teknik ini di depan karpet merah, dengan Eva Mendes mencatat di Instagram bahwa itu membantu “make-up dan pelembap [menjadi] lebih halus”.
View this post on Instagram
Namun, ada beberapa perdebatan tentang apakah prosedur membuat rambut tumbuh kembali lebih cepat, lebih tebal dan lebih gelap. Jadi, apakah dermaplaning bermanfaat, dan haruskah kita memasukkannya ke dalam rutinitas perawatan kulit kita? Di bawah ini, semua yang perlu kamu ketahui, Ladies!
Apa itu dermaplaning?
“Dermaplaning adalah prosedur kosmetik non-invasif yang melibatkan penggunaan pisau bedah untuk mengelupas lapisan atas sel kulit mati dan rambut vellus dengan lembut,” kata Dr Ifeoma Ejikeme, spesialis kulit dan pendiri Klinik Medis Adonia.
Juga dikenal sebagai peach fuzz, penghilangan bulu vellus adalah kunci efektivitas dermaplaning, karena membuat kulit tampak cerah dan halus seperti sutra.
Bisakah kamu melakukan dermaplane di rumah?
Seperti banyak perawatan lainnya, pergi ke klinik akan memberikan hasil terbaik.
“Perawatan klinis akan selalu dilakukan dengan menggunakan pisau bedah potong laser, sedangkan pisau bedah di rumah lebih tumpul,” jelas dokter estetika, Dr. David Jack, yang telah menawarkan teknik tersebut selama bertahun-tahun sebagai bagian dari Facial Mesirnya. “Dermaplaning DIY memiliki risiko kecelakaan yang lebih tinggi,” tambah Dr. Ejikeme.
Meski berisiko, banyak orang masih suka melakukan dermaplaning di rumah. Jika kamu memutuskan untuk melakukannya, pastikan untuk menggunakan pisau cukur yang ditujukan khusus untuk dermaplaning dan pegang pada sudut 45 derajat, mencukur wajah dengan gerakan ke bawah. Pastikan kulitmu bersih sebelumnya, dan kamu percaya diri saat melakukannya. Yang terpenting, jangan melangkah terlalu jauh – jika tidak, kamu akan merusak skin barrier-mu, Ladies!
Apa manfaat dari dermaplaning?
Dermaplaning menawarkan banyak manfaat selain hair removal. Selain tidak menimbulkan rasa sakit, ia memiliki kemampuan untuk mencerahkan kulit kusam dan memperbaiki tekstur yang tidak rata. Untungnya, efeknya juga langsung; kulit akan terlihat dan terasa diremajakan segera setelah melakukan treatment.
Apa saja risiko dari dermaplaning?
Jika dilakukan di klinik, risiko dermaplaning minimal. Namun, Dr. Ejikeme menjelaskan bahwa “individu dengan jerawat aktif atau kulit sensitif mungkin mengalami kemerahan, iritasi, atau berjerawat setelah dermaplaning”, jadi lebih baik hindari perawatan ini.
Dr. Jack juga menyoroti bahwa “siapa pun yang mengalami infeksi atau luka pada kulit tidak akan cocok untuk dermaplaning” karena dapat mengganggu pelindung kulit.
Namun, selain dua itu, tidak ada kerugian pada prosedur ini selain kemerahan dan kekeringan ringan sementara, dan seorang profesional terlatih akan memastikan tidak ada kemungkinan luka kecil atau torehan pada kulit.
Seberapa sering kamu harus melakukan dermaplane?
“Dengan eksfoliasi profesional, kami biasanya merekomendasikan dua hingga empat sesi dengan interval dua hingga empat minggu, lalu satu sesi perawatan setiap empat hingga delapan minggu,” kata pakar kulit dan ahli facial Dua Lipa, Debbie Thomas. Dermaplaning bulanan akan memastikanmu mempertahankan kulit yang cerah dan halus, sekaligus memberikan waktu yang cukup bagi kulit untuk pulih di antara perawatan.
Apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah dermaplaning?
Hindari bahan aktif apa pun, seperti retinol atau asam, selama lima hari sebelum treatment dermapleaning dan “hindari perawatan kulit atau pencabutan rambut lainnya di area tersebut satu hingga dua minggu sebelumnya”, saran Thomas.
Setelah dermaplaning, jaga agar kulitmu tetap terhidrasi, oleskan SPF setiap hari (seperti biasa) dan “hindari produk yang terlalu panas atau mengelupas setidaknya selama tiga hari”, jelasnya.
Lewatii make-up sehari setelah perawatan agar kulit juga bisa bernapas. “Penting juga untuk menggunakan kuas dan produk riasan yang bersih untuk menghindari masuknya bakteri ke kulit yang baru dikelupas,” tambah Dr Ejikeme.
Bisakah dermaplaning memicu rambut tumbuh kembali lebih tebal dan lebih cepat?
“Dermaplaning hanya menghilangkan rambut dari permukaan kulit; itu tidak memengaruhi folikel rambut atau mengubah pola pertumbuhan di bawahnya,” kata Dr Ejikeme.
Ini berarti tidak, rambut tidak akan tumbuh kembali lebih cepat atau lebih tebal. Rambut vellus tidak dapat ‘berubah menjadi rambut yang lebih tebal’ Dr. Jack meyakinkan, dan juga tidak ada risiko rambut tumbuh kembali menjadi lebih gelap.
Bagaimana, tertarik untuk mencobanya, Ladies?
Sumber: vogue.com