OUR NETWORK

Fakta yang Perlu Ladies Ketahui Seputar AHA pada Produk Skincare

Alpha hydroxyl acids (AHAs) dikenal dengan kemampuan kuatnya dalam mengeksfoliasi kulit. Selain itu, kemampuannya dalam menangani berbagai masalah kulit membuatnya cukup digemari oleh para pecinta skincare. Bahan ini pun telah hadir dalam beragam bentuk, mulai dari serum, krim, hingga pembersih wajah. Akan tetapi, hati-hati Ladies, bila kamu salah menggunakannya, bahan ini bisa memberikan mimpi buruk pada kulitmu.

So, untuk menghindari kesalahan pemakaiannya, yuk kita kenali AHA lebih dalam. AHA merupakan bagian dari tiga kelompok asam eksfoliasi dengan dua lainnya ialah beta hydroxyl acids (BHA), dan polyhydroxy acid (PHA). Setiap asam memiliki tekstur, area kerja dan fungsi yang berbeda! AHA dapat larut di dalam air dan bekerja di permukaan kulit. Sementara, BHA larut dalam minyak dan dapat menembus kulit lebih dalam. Ini mengapa, BHA, khususnya salicylic acid seringkali diandalkan untuk mengobati jerawat. Sedangkan, PHA memiliki molekuler yang lebih besar, sehingga terasa lebih lembut daripada AHA ketika mengeksfoliasi permukaan kulit.

Menurut dokter kulit sekaligus pendiri OptiSkin di New York, Orit Markowitz, jenis AHA yang paling populer digunakan pada kulit ialah glycolic acid dan lactic acid.

Glycolic acid berasal dari tebu, sementara lactic acid berasal dari susu sintetis. Ukuran molekul yang sangat kecil, memungkinkan keduanya menembus kulit dengan sangat mudah. Selain kedua jenis ini, ada pula jenis AHA lainnya yang juga digunakan pada beberapa produk skincare, yakni malic, citric, dan tartaric acids. Ketiganya seringkali disebut sebagai fruit acids sesuai dengan sumbernya.

Fakta yang Perlu Ladies Ketahui Seputar AHA pada Produk Skincare
Sumber: stylecraze.com

Dilihat dari cara kerjanya, dibandingkan ketiga kelompok asam eksfoliasi lainnya, menurut Dokter Kulit di New York, Morgan Rabach, AHA dapat bekerja dengan baik dalam mengeksfoliasi kulit mati pada lapisan kulit luar. Bahan ini juga membuat kulit halus serta merata secara bersamaan. “AHA membantu meratakan ketidakteraturan pigmentasi kulit akibat melasma dan hiperpigmentasi pasca-peradangan,” ucapnya. Selain itu, Rabach juga menambahkan, AHA dapat merangsang produksi kolagen alami dalam kulit. Ini membuat AHA juga dapat membantu meningkatkan kekencangan kulit dan mengurangi garis-garis halus.

Banyak produk anti-aging skincare dan produk dokter kulit menggunakan bahan AHA, khususnya glycolic acid dalam formulanya. Menurut Dokter Kulit, Ranella Hirsch, ini karena jenis tersebut dapat mengeksfoliasi kulit secara efektif. Namun, penetrasi yang lebih dalam dan intensitasnya yang tinggi juga membuatnya berpotensi tinggi mengiritasi kulit dibandingkan jenis AHA lainnya.

Dibandingkan glycolic, lactic acid merupakan AHA yang memberikan risiko iritasi yang lebih rendah pada kulit, namun masih menjadi eksfoliator yang andal.

Jenis asam yang satu ini dapat meningkatkan pergantian sel, mengurangi pori-pori tersumbat, dan mampu meniru sekelompok molekul alami kulit untuk membantu menghidrasinya serta menjaga skin barrier. Markowitz menambahkan, asam ini juga bekerja menarik air dari udara dan lapisan kulit yang lebih dalam untuk membawanya ke permukaan. Dalam hal ini, air tersebut kemudian diolah untuk menjadi lapisan di permukaan kulit yang membuat kulit tampak lebih kenyal dan lembab.

Sementara fruit acids dalam keluarga AHA, seperti citric dan malic, dinilai memiliki sifat lebih lembut lagi karena ukuran molekulnya yang lebih besar. Tapi, dibanding bekerja sendiri, asam jenis ini bekerja lebih efektif ketika dipasangkan dengan AHA yang lebih kuat, seperti glycolic atau lactic acid.

Sebenarnya, para ahli menyatakan, segala jenis AHA dapat digunakan oleh berbagai jenis kulit, bahkan oleh pemilik kulit sensitif, selama digunakan secara bijak.

“Asam tidak bekerja seperti retinoid yang memperbaiki kulit dengan memicu peradangan. Mereka melarutkan lapisan atas sel untuk memicu perbaikan,” jelas Hirsch.

Fakta yang Perlu Ladies Ketahui Seputar AHA pada Produk Skincare
Sumber: paulaschoice.com

Ditambah lagi, asam tidak seperti scrub yang merusak lapisan kulit atas, sehingga tetap cocok digunakan untuk kulit sensitif. Namun, untuk melihat hasil dari penggunaan asam ini tidak dapat buru-buru. Misalnya, kamu ingin melihat hasilnya dengan cepat, akhirnya menggunakan produk AHA setiap hari. Well, Ladies, alih-alih memperoleh kulit sehat, kulitmu justru akan mengering dan rusak bila hal ini dilakukan.

Tidak semua orang harus menggunakan AHA setiap hari, khususnya bagi pemilik kulit kering. Menurut Markowitz, ini karena kemampuan humektan mereka. “AHA biasanya menghidrasi kulit dengan menghilangkan kelembapan dari dalam untuk dibawa ke permukaan. Jadi, kamu yang memiliki kulit kering sebaiknya menghindarinya agar kulit tidak menjadi jauh lebih kering dari sebelumnya seiring dengan waktu dan pemakaian,” jelasnya. Ia juga mengingatkan untuk menghindari juga penggunaan AHA buat kamu yang memiliki kondisi kulit teriritasi, rusak (terluka, terpotong, dan terkabar sinar matahari), dan kulit yang rentan eksim.

Baca juga: Apa Sih Arti AHA dan BHA yang Ada di Produk Skincare?

Nah, buat kamu yang akan mencoba menggunakan produk AHA dalam rutinitas perawatan kulitmu, para ahli menyarankan untuk memulainya dengan persentase yang kecil, Ladies.

Dalam hal ini, pilihlah produk dengan konsentrasi glycolic atau lactic acid di bawah 10 persen. “Mulailah secara perlahan, masukkan asam dengan konsentrasi rendah satu per satu. Gunakan secara teratur pada malam hari dan pastikan gunakan sunscreen jika kamu ingin menggunakannya pada siang hari. Karena semua asam akan membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari dibanding sebelumnya,” jelas Rabach.

Fakta yang Perlu Ladies Ketahui Seputar AHA pada Produk Skincare
Sumber: skinsolutions.md

Frekuensi penggunaannya pun perlu diperhatikan. Aplikasikanlah sekitar sekali atau dua kali seminggu. Baru setelah itu tingkatkan penggunaannya pada malam hari jika kulitmu tidak terlalu sensitif, kering, atau teriritasi.

Selain persentasenya, Ladies juga perlu memperhatikan kandungan pH dalam produk. Terlalu banyak bit asam dalam produk akan membuat kulit tersengat hingga kemerahan. Sebaliknya, terlalu sedikit asam dibandingkan pH, tidak akan ada yang terjadi pada kulitmu, bahkan eksfoliasi yang kamu inginkan pun tidak terjadi. So, menyesuaikan pH dengan jumlah asam pada produk juga penting untuk dipertimbangkan.

Menurut ahli, pH yang ideal berada di antara 3 dan 4. Sayangnya, besaran pH dalam produk hampir tidak pernah tercantum pada kemasannya. Namun, tak perlu khawatir, ada cara lain dari para ahli untuk mengetahui apakah asam tersebut lebih masuk ke dalam kulit. Bila selama beberapa detik setelah pengaplikasian produk, kulitmu terasa tergelitik, maka itu tandanya, asam mulai menembus kulit.

Selain faktor internal, Rabach juga menyarankanmu untuk memperhatikan produk-produk skincare lain yang digunakan bersamaan dengan AHA. Sebisa mungkin hindari penggunaan AHA bersamaan dengan bahan-bahan yang juga dapat mengeringkan kulit, seperti retinol.

 

Sumber: Allure

Must Read

Related Articles