OUR NETWORK

Depresi: Bagaimana Cara Mengetahui bahwa Kamu Sedang Depresi?

Siapa pun dapat merasa tertekan atau sedih dari waktu ke waktu, tetapi depresi—atau gangguan depresi berat—ini berbeda. Kondisi ini bisa menjadi malaise (badan terasa lelah dan tidak sehat) yang tak henti-hentinya yang dapat meracuni relasimu dengan orang sekitar dan melemahkan kegembiraan dari saat-saat bahagia.

Kondisi ini umum dan berbahaya—dapat menyerangmu, mengubah perilakumu hingga membuatmu menghindari teman, tidur di rumah, dan kehilangan minat pada hal-hal yang dulunya membuatmu bahagia. Perasaan tidak enak menjadi hal yang normal baru. 

Penting untuk mengetahui cara mengenali gejala depresi sehingga Ladies dapat mencari dukungan dan perawatan yang Ladies butuhkan untuk merasa lebih baik. 

Inilah cara mengetahui apakah Ladies sedang menghadapi gangguan mood ini, yang dapat berkisar dari ringan hingga parah dan juga memiliki berbagai faktor risiko dan pemicu yang berbeda. Depresi bukan hanya satu kondisi tetapi dapat menjadi komponen dari banyak kondisi kesehatan mental yang dapat didiagnosis berbeda.

Apa itu depresi?

Depresi: Bagaimana Cara Mengetahui bahwa Kamu Sedang Depresi?
Foto: pexels.com

Kira-kira satu dari 14 orang dewasa berusia 18 tahun lebih tua, atau lebih dari 17 juta orang, mengalami episode depresi berat pada tahun 2017, menurut National Institutes of Mental Health (NIMH). 

Penelitian menunjukkan bahwa wanita 1,7 kali lebih mungkin mengalami depresi berat dibandingkan pria. Untuk didiagnosis dengan depresi klinis, Ladies biasanya harus memiliki gejala hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu, menurut NIMH. 

Perhatikan bahwa tidak setiap orang dengan depresi mengalami semua atau bahkan sebagian besar dari tanda-tanda ini—hanya memiliki beberapa untuk waktu yang lama berarti Ladies harus mencari bantuan profesional dari dokter atau terapismu.

Gejala depresi

  • Suasana sedih, cemas, atau “kosong” yang terus-menerus,
  • Perasaan putus asa, pesimisme, atau mudah tersinggung,
  • Perasaan bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya,
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan aktivitas,
  • Berkurangnya energi atau kelelahan; bergerak atau berbicara lebih lambat,
  • Merasa gelisah atau kesulitan duduk diam,
  • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan,
  • Kesulitan tidur, bangun pagi-pagi, atau tidur berlebihan,
  • Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan,
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri, atau upaya bunuh diri,
  • Sakit atau nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas dan/atau yang tidak mereda bahkan dengan pengobatan.

Dengan mengetahui gejalanya, Ladies dapat membantu dirimu atau orang sekitarmu untuk mendapatkan perawatan lebih awal. Penting juga untuk diketahui bahwa depresi datang dalam berbagai bentuk, termasuk jenis umum berikut:

  • Gangguan depresi mayor atau depresi klinis: Gejala depresi muncul selama dua minggu atau lebih,
  • Gangguan depresi persisten: Gejala depresi berlangsung selama dua tahun atau lebih,
  • Depresi pascapersalinan: Depresi yang dapat terjadi selama atau setelah kehamilan,
  • Depresi psikotik: Gejala depresi yang dapat mencakup delusi dan halusinasi,
  • Gangguan afektif musiman: Gejala depresi yang terjadi selama musim tertentu, paling sering musim dingin, tetapi juga, lebih jarang, di musim panas,
  • Gangguan bipolar: Suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang ekstrem, termasuk episode depresi serta suasana hati yang meningkat yang dikenal sebagai hipomania atau mania.

Bagaimana caranya agar Ladies tahu jika dirimu atau orang yang kamu cintai berisiko mengalami depresi? 

Depresi: Bagaimana Cara Mengetahui bahwa Kamu Sedang Depresi?
Foto: pexels.com

Tampaknya ada hubungan genetik, menurut NIMH; orang dengan riwayat penyakit parah seperti penyakit jantung, kanker, atau penyakit Parkinson juga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi, seperti halnya pengobatan tertentu (beberapa obat jerawat atau kortikosteroid, misalnya). 

Beberapa kondisi kronis, seperti multiple sclerosis, diperkirakan menyebabkan depresi lebih dari sekadar dampak kesehatan mental dari kondisi itu sendiri. Tidak mengherankan, trauma besar dalam hidup dapat memicu depresi—perceraian, pelecehan atau penyerangan, perpindahan besar-besaran, kehilangan pekerjaan, atau kematian orang yang dicintai, misalnya. 

Alkohol atau penggunaan narkoba dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi juga. Sekitar satu dari lima orang dengan masalah penyalahgunaan obat-obatan mengalami depresi, menurut CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Namun, siapa pun dapat mengalami depresi kapan saja. Meskipun ada faktor risiko, depresi dapat memengaruhi orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi—Ladies tidak perlu memiliki “alasan” untuk mengalami depresi.

Tips mengatasi depresi

Depresi: Bagaimana Cara Mengetahui bahwa Kamu Sedang Depresi?
Foto: pexels.com

Jika Ladies merasa dirimu atau pasanganmu, atau seseorang yang dekat denganmu memiliki gangguan mood ini, segeralah berkonsultasi ke psikolog. Semakin cepat diatasi, semakin cepat pula gangguan mood tersebut dapat pulih.

Ada banyak perawatan untuk depresi: obat antidepresan, obat anti-kecemasan, terapi bicara, terapi cahaya (untuk SAD), dan perubahan gaya hidup seperti berolahraga lebih banyak, makan sehat, dan menghindari alkohol dan obat-obatan. Untuk mengetahui perawatan mana yang dapat dipilih, berkonsultasilah dengan ahlinya.

 

Sumber: thehealthy.com

Must Read

Related Articles