Siapa sih yang tidak suka makanan manis? Makanan manis memang dikenal sebagai makanan yang membuat bahagia penikmatnya. Akan tetapi, tidak selamanya yang manis-manis itu baik untuk kesehatan. Perlu Ladies ketahui bahwa gula ternyata dapat memberikan banyak dampak terhadap kesehatan tubuh. Setidaknya ada 10 dampak mengerikan yang akan Ladies alami apabila terlalu banyak makan gula. Apa saja? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
1. Kenaikan berat badan
Makanan dan minuman manis umumnya mengandung banyak kalori. Seperti yang Ladies tahu, segala jenis makanan dan minuman yang mengandung kalori akan membuat pengonsumsinya mengalami kenaikan berat badan. Hal ini pun didukung dengan berbagai penelitian yang membuktikan keterkaitan antara konsumsi makanan dan miuman manis dengan kenaikan berat badan. Penelitian yang diterbitkan American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 mengonfirmasi hubungan antara meminum soft drinks secara rutin dengan epidemik obesitas.
Tubuh kita memang memerlukan konsumsi gula. Akan tetapi saat tubuh menerima gula lebih banyak daripada yang dibutuhkan, tubuh akan mengubahnya menjadi asam lemak dan kemudian menyimpannya di sel lemak adiposa, seperti paha, pinggang, lengan, dan perut.
2. Kerusakan gigi
Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat, gula sesungguhnya tidak menyebabkan gigi berlubang. Limbah dari gula lah, yaitu asam, yang berinteraksi dengan permukaan gigi, yang menyebabkan gigi menjadi rapuh.
3. Masalah kulit
Bukan hanya jerawat, masalah kulit seperti rosacea, kulit kusam, dan masalah kulit lain dapat menjadi lebih buruk apabila tubuh terlalu banyak menerima gula. Peneliti baru-baru ini menemukan hubungan antara konsumsi produk susu dan makanan manis dengan masalah kulit.
4. Kecanduan makanan manis
Gula mungkin tidak seadiktif obat-obatan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak makanan manis yang dikonsumsi, tubuh akan semakin menginginkannya lebih banyak. Saat kita memakan makanan manis, otak akan merilis dopamine, hormon yang akan membuat bahagia.
5. Risiko pradiabetes
Gula tidak menyebabkan diabetes, gaya hidup tidak sehat yang mengakibatkan kenaikan berat badan dapat menjadi faktor besar. Saat kita memakan makanan mengandung glukosa, tubuh akan melepaskan insulin yang akan membantu tubuh memproses glukosa menjadi energi. Namun, apabila tubuh menerima terlalu banyak gula dalam satu waktu, insulin akan dilepaskan dalam jumlah besar yang akan mengakibatkan hipoglikemia atau resistensi insulin. Dengan resistensi insulin, tubuh tidak dapat menyerap glukosa dengan baik secara cepat sehingga akan menumpuk di saluran darah dan hati. Kondisi ini, ditambah dengan faktor genetik dan lingkungan, dapat menyebabkan pradiabates dan akhinya menjadi diabetes.
6. Depresi dan gangguan kecemasan
Gula meningkatkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk di otak. Sebuah penelitian tahun 2016 yang diterbitkan The Journal of Clinical Psychiatry menunjukkan bawah peradangan merupakan indikator kuat depresi dan tingkat stress yang tinggi.
Baca juga: 12 Tipe Depresi yang Perlu Kamu Ketahui
7. Penyakit jantung
Konsumsi gula berlebih ternyata meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukkan bahwa partisipan yang yang mengonsumsi 17%-21% kalori yang berasal dari gula tambahan memiliki 38% kemungkinan lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Gula tambahan ini umumnya terdapat pada minuman soda.
8. Penyakit liver
Penelitian menunjukkan bahwa gula ternyata membahayakan liver seperti halnya alkohol. Saat tubuh menerima terlalu banyak gula, saluran dan liver menjadi kewalahan untuk mengendalikannya. Malabsorpsi gula kronis dapat menyebabkan penyakit hati berlemak nonalcohol dan steatohepatitis nonalcohol (NASH), yang pada dasarnya adalah penyakit pada liver karena terus mencoba menyembuhkan dirinya sendiri. NASH dikenal sebagai silent killer karena gejalanya tidak muncul sampai hampir terlambat untuk ditangani. NASH biasanya dikaitkan dengan kebiasaan makan yang buruk dan obesitas.
9. Otakmu tidak tahu kapan perutmu kenyang
Salah satu efek gula yang jarang dibahas adalah ketidakmampuan otak untuk menyadari apakah perut sudah kenyang atau belum. Saat kita makan gula terlalu banyak, kita akan cenderung untuk makan berlebih karena menerima “kalori kosong”. Penelitian tahun 2011 yang diterbitkan oleh United States National Library of Medicine menemukan bahwa konsumsi makanan bergula dan berlemak jenuh tinggi akan mengganggu sinyal otak ke tubuh sehingga otak tidak tahu kapan kita kenyang.
10. Masalah ingatan/demensia
Penelitian tahun 2015 di Oregon State University mengonfirmasi bahwa mengonsumsi makanan tinggi gula dapat secara langsung berdampak pada kemampuan otak untuk mempertahankan ingatan jangka panjang dan pendek. Penelitian menunjukkan bahwa hanya empat minggu setelah menerapkan diet tinggi lemak dan gula, tikus laboratorium menunjukkan penurunan kemampuan kognisi. Selanjutnya, penelitian di Inggris pada tahun 2017 mendukung teori ini dengan menemukan titik temu antara konsumsi tinggi gula dengan perkembangan penyakit demensia atau penyakit Alzheimer.
Baca juga: Berapa Banyak Gula yang Boleh Kita Konsumsi Per Hari?
So, Ladies, semakin bertambah usia, kita harus makin waspada dalam mengonsumsi segala jenis makanan, terutama makanan manis ya.
Sumber: This Is Insider, Foto cover: istockphoto.com