Banyak sekali kejadian yang tidak dapat diprediksikan dalam hidup, salah satunya adalah musibah. Siapa sih yang ingin mendapatkan musibah? Pasti tidak ada. Namun musibah tetap datang juga tanpa pemberitahuan, dan mau tidak mau, ladies harus menangani musibah tersebut. Kalau tiba-tiba sakit, ya harus diobati. Kalau tiba-tiba pintu kamar jebol, ya harus diperbaiki. Kalau tiba-tiba keran air rusak dan bocor, ya harus beli lagi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tampaknya sayang banget kalau harus mencuil dari isi tabungan yang sudah diproyeksikan untuk biaya penting seperti misalnya biaya pernikahan atau beli rumah nanti. Nah, oleh sebab itu lah dana darurat penting dimiliki ladies.
Loh, bedanya apa dengan tabungan? Kan sama-sama uang simpanan? Tabungan dan dana darurat adalah dua hal yang berbeda meskipun sama-sama merupakan dana simpanan. Tabungan adalah uang yang sengaja disimpan dan ditambah dalam jangka waktu yang panjang. Biasanya uang tabungan disimpan di bank, atau celengan. Uang tabungan biasanya digunakan untuk keperluan seperti biaya menikah, uang muka rumah, atau kendaraan. Sementara dana darurat adalah sejumlah uang yang disisihkan untuk keperluan yang mendadak dan mendesak, seperti biaya berobat, servis gadget, atau bahkan PHK.
Tips Menyisihkan Uang untuk Dana Darurat
Berikut ini Mera Muda akan memberi tips bagaimana cara menyisihkan uang untuk dana darurat. Semoga dapat membantu ladies memulai dan konsisten menyimpan dana darurat ya.
1. Ketahui penghasilan dan pengeluaran
Awali dengan melakukan rincian pemasukan dan pengeluaran. Idealnya, ladies menyisihkan 10% dari penghasilan per bulan untuk disimpan ke dana darurat, namun semuanya kembali kepada keputusan ladies. Begitu gajian, segera sisihkan gaji untuk dimasukkan ke tabungan dan dana darurat. Cara ini akan memaksa ladies untuk menabung dan menyimpan uang. Kalau menunggu sampai akhir bulan, bisa-bisa ladies tidak akan sempat menyisihkan.
2. Kurangi pengeluaran yang konsumtif
Siapa nih yang sudah beli lipstick merk baru padahal sudah punya warna yang sama? Atau beli sepatu baru karena sedang ada diskon, padahal sepatu lama masih bagus? Atau yang setiap hari jajan es krim kesukaan? Kurang-kurangin deh ya, ladies. Terkadang pengeluaran konsumtif seperti itu lah yang menguras uang saku.
3. Kumpulkan uang receh
Uang nominal kecil biasanya sering terabaikan. Kadang-kadang malah ladies menyimpannya di sembarang tempat. Padahal kalau dikumpul-kumpul, jumlahnya lumayan juga loh. Mulai sekarang, simpan uang receh di satu dompet/tempat khusus agar lebih terorganisir.
4. Buat dompet atau rekening terpisah
Jangan satukan dana darurat dengan uang belanja atau uang jajan. Pisahkan dana darurat ke dompet, atau sebaiknya buatlah rekening terpisah. Jangan simpan dompet atau ATM dan buku tabungan di tempat yang terjangkau untuk menghalau godaan menggunakan dana simpanan.
5. Cari pemasukan lain
Ladies bisa memulai dengan menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai, atau mungkin mulai berjualan online sebagai kegiatan sampingan. Di era teknologi maju seperti sekarang, berjualan secara online adalah opsi terbaik untuk menambah penghasilan.
6. Evaluasi
Setiap tahun, lakukanlah evaluasi pemasukan dan pengeluaran agar bisa melakukan revisi anggaran dana darurat. Jika alokasi uang dana darurat terlalu besar, ladies bisa menguranginya. Atau jika terlalu sedikit, ladies bisa menambahnya.
7. Disiplin
Ini adalah kunci agar semua tips di atas dapat berjalan dengan baik. Kuatkan tekad untuk konsisten menyimpan, dan menahan diri agar tidak menggunakan dana darurat. Ladies pasti bisa!
Jika dana darurat tidak terpakai karena ladies sehat sepanjang tahun, atau tidak mengalami musibah yang menguras uang, ladies bisa menambah isi tabungan dengan dana darurat. Misalnya ladies hendak membeli rumah, tetapi isi tabungan tidak cukup menutupi biaya uang muka. Nah, ladies bisa menambal kekurangan tersebut dari dana darurat. Bisa dibayangkan manfaatnya, kan? Yuk mulai menyisihkan uang untuk kepentingan di masa depan!
Referensi: bisnis.liputan6.com