Berbagai hiruk pikuk yang terjadi selama masa pandemi cukup menekan banyak orang. Mulai dari beradaptasi dengan pola kerja dan gaya hidup baru, perubahan cara berinteraksi dengan orang lain, hingga mengelola kecemasan di tengah ancaman penularan virus. Tekanan ini semakin buruk ketika liburan tiba. Kesepian, cemas, atau sedih, sekaligus menghantam individu, tak terkecuali teman terdekatmu. Berdasarkan laporan National Alliance on Mental Illness, diketahui bahwa liburan turut menyebabkan perasaan sedih atau tidak puas muncul, dan 66% dilaporkan merasa kesepian pada masa liburan tersebut. Perasaan kesepian ini semakin buruk ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa banyak orang tidak dapat pulang untuk berkumpul bersama keluarga.
Jangan dianggap remeh, perasaan kesepian dapat berpengaruh besar pada jalannya kehidupan hingga kematian kita, loh! Ahli Saraf Kognitif sekaligus Pakar Kesehatan Mental, Caroline Leaf, menyatakan bahwa manusia diciptakan untuk berhubungan. Secara naluriah, manusia saling membutuhkan satu sama lain. Ketika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka ia akan merasa kesepian.
“Kesepian bukanlah sesuatu yang memalukan atau disepelekan karena tampak konyol. Kesepian dapat meningkatkan risiko kematian dini di segala usia, dan studi baru bahkan menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian membunuh lebih banyak orang daripada obesitas,” ungkapnya. Hal ini dikarenakan isolasi dan kesepian dapat menyebabkan perubahan negatif pada kesehatan otak dan tubuh hingga ke tingkat DNA seseorang.
Baca juga: Ini Alasan Chat App Dapat Tingkatkan Kesehatan Mental Selama Pandemi
Menurut Leaf, salah satu caranya ialah dengan menjalin komunikasi. Tidak harus keluarga terdekat, bisa pula teman, atau kenalan baru. Sebuah studi menemukan bahwa keterlibatan jaringan sosial yang positif dapat membantu mencegah risiko terburuk terjadi. “Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, bahkan jika ini hanya online, kadar kortisol dalam tubuh akan menurun, dan neurotransmitter serotonin serta dopamin jumlahnya akan seimbang di otak kita,” jelas Leaf. So, menjaga komunikasi itu penting sebagai wujud dukungan pada orang-orang terdekatmu untuk mengatasi rasa kesepiannya.
Tapi, orang yang kesepian, cenderung sensitif, loh! Sehingga, kamu perlu berhati-hati dalam menghadapinya. Buat kamu yang masih bingung bagaimana cara yang tepat untuk membantu temanmu keluar dari kotak kesepian tersebut, yuk intip tips yang dilansir dari HelloGiggles berikut ini.
1. Validasi perasaan mereka
Pakar Pertemanan sekaligus penulis buku berjudul The Business of Friendship: Making the Most of the Relationships Where We Spend Most of Our Time, Shasta Nelson, menyatakan, cara terbaik untuk menghadapi temanmu yang tengah kesepian ialah memvalidasi perasaannya. Kamu bisa mengatakan sesuatu seperti, “Itu normal kok! Wajar kamu merasa begitu, memang banyak hubungan kita yang harus diubah tahun ini,”. Hal ini akan membuatnya merasa didengarkan dan dihormati atas keterbukaan diri yang ia lakukan terhadapmu.
2. Ajukan pertanyaan yang memancing refleksi diri
Nelson menyarankanmu untuk mengajukan pertanyaan yang mendorong sahabat terdekatmu untuk merenungkan kebutuhannya. Kamu bisa membuatnya berpikir dengan mengajukan pertanyaan seperti “pada momen spesifik apa yang membuatmu merasa paling kesepian?” atau “pengalaman, percakapan, atau orang seperti apa yang paling berarti bagimu saat ini?”. Setelah itu, dengarkanlah tanggapan mereka dengan seksama.
3. Jalankan Metode 2A
Setelah memancing mereka untuk merenungkan alasan mengapa ia merasa seperti itu, mulailah menegaskan kehadiranmu untuknya. “Aku di sini buat kamu”. Well, meski agak terdengar cringe, tapi ungkapan ini sangat berarti bagi temanmu dalam kondisinya tersebut. Lalu, lanjutkan dengan pertanyaan yang membuatnya berpikir terkait kebutuhan yang dia perlukan saat ini. “Aku tahu aku tidak dapat memenuhi semua kebutuhanmu, tetapi aku hanya ingin mengingatkan bahwa kamu sangat berarti bagiku dan kamu bisa mengandalkanku. Adakah yang terpikir olehmu yang bisa aku katakan atau kita lakukan agar kamu merasa bermakna?”
Menurut Nelson, cara ini tidak hanya menenangkan, tetapi juga mendorong kedua belah pihak untuk belajar mengenai satu sama lain. Khususnya terkait tindakan apa yang bisa dilakukan untuk membuat orang-orang terdekat merasa paling didukung.
Dukungan ini pun dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, tergantung pada kebutuhan orang terkait. Ada yang merasa sering mengirim teks yang berisikan perhatian, merupakan wujud dukungan yang diperlukan. Adapula yang merasa kebutuhannya dapat terpenuhi dengan frekuensi teks yang lebih sedikit namun sekali berkomunikasi bisa berlangsung cukup lama. Semua tergantung pada love language masing-masing. Satu pertanyaan penting bagi Nelson yang perlu ditanyakan pada poin ini ialah terkait hal spesifik apa yang telah kamu lakukan atau dilakukan orang lain yang membuatnya merasa didukung dan dicintai. Dengarkan jawabannya, pahami, dan jalankan.
4. Tegaskan kehadiran dirimu setiap dia membutuhkannya
Penting untuk mengingatkan sahabatmu bahwa kamu ada untuknya kapanpun ketika ia membutuhkannya. Meski hanya berkomunikasi via online, hal ini dapat membantunya untuk keluar dari kondisi kesepian dan merasa sendirian. “Meskipun mungkin pada awalnya akan ada rasa canggung dan kebutuhan face to face yang lebih diinginkan. Namun, cara ini lebih baik dibandingkan merasa sendirian dan terisolasi. Cara ini juga dapat membantu meningkatkan rasa memiliki dan kesehatan mental,” paparnya.
5. Buat rencana refreshing yang menyenangkan secara digital
Komunikasi via digital tidak bisa menghentikanmu untuk menciptakan momen menyenangkan. “Ada banyak cara untuk membuat waktu bersosialisasimu secara online berjalan menyenangkan. Kamu bisa membaca buku bersama secara virtual, kelas memasak, memainkan game yang sama, makan bersama secara virtual, dan lainnya,” ucapnya. Lakukanlah kegiatan menyenangkan yang sering kalian lakukan bersama sebelumnya, atau bahkan yang belum pernah kalian coba sama sekali. Cara ini akan memberi rasa excited yang tinggi untuk menantikan pertemuan virtual selanjutnya dan merasa diri mereka dilibatkan meski terpisah secara fisik.
Menjalin komunikasi dengan sahabat secara berkelanjutan ini tidak hanya dapat membantu mengobati rasa kesepiannya, tetapi juga kesepian yang kamu alami. Pada prosesnya, efek dari kegiatan ini akan dirasakan kedua belah pihak yang tentu saja baik untuk kesehatan mental bersama.
Sumber: Hello Giggles