today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Muncul Hubungan Toxic dengan Anggota Keluarga, Ini Cara Mengatasinya

Masih ingat dengan tanda-tanda hubungan yang toxic? Ternyata, hubungan toxic tidak hanya bisa muncul dalam hubungan berpacaran, loh, tapi bisa juga muncul dalam hubungan antar anggota keluarga. Hal ini sering kali luput dari perhatian kita, Ladies. Padahal, hubungan ini memiliki peran yang sangat penting karena akan memberikan pengaruh yang besar pada cara kita memandang semua jenis hubungan sepanjang hidup kita.

Bagaimana tidak? Sejak lahir, kita memperoleh pembelajaran dasar mengenai berbagai hubungan dalam hidup kita melalui lingkungan tersebut. Pengetahuan mengenai batas sebuah hubungan memungkinkan seseorang untuk hidup sebagai bagian dari komunitas sosial yang besar. Maka, menurut psikiater, pendiri, dan direktur klinik Brooklyn Minds Psychiatry, Carlene MacMillan, penting untuk mengetahui batas-batas yang baik dan sehat pada setiap hubungan. Batas ini baik secara pribadi maupun profesional ya, Ladies. Untuk mengembangkan batasan hubungan yang baik, salah satunya ialah dengan membiasakan pola komunikasi yang baik di rumah.

Anak yang dibiasakan untuk terlibat dalam komunikasi yang terbuka dan dipenuhi rasa percaya serta tanggung jawab atas ucapannya, akan memiliki pola pikir yang lebih baik atas hubungan. Terutama jika dibandingkan dengan anak yang dibiasakan dengan pola komunikasi yang disfungsional, bahkan tanpa model komunikasi yang baik, hingga traumatis.

Muncul Hubungan Toxic dengan Anggota Keluarga, Ini Cara Mengatasinya
Foto: webmd.com

Terapis pernikahan dan keluarga di California, Patrice N. Douglas, mengatakan, orang-orang yang tumbuh di lingkungan keluarga yang traumatis seringkali merasa tidak terkendali.

Dan akibatnya tumbuh dengan kecenderungan untuk mengendalikan orang lain sebagai cara untuk menjaga rasa aman pada dirinya. Ini dapat menyebabkan masalah kodependensi atau kurangnya kemampuan untuk melihat kebutuhan seseorang. Yang kemudian berdampak pada kurangnya hubungan otentik dan kehangatan dengan orang terkait. Kedua hal ini yang menjadi faktor penting untuk membangun hubungan yang sehat.

“Batas hubungan yang sehat ialah ketika seseorang memahami bahwa ia memiliki pikiran dan perasaannya sendiri. Dan ia dapat mempertahankan rasa ingin tahu tentang pikiran dan perasaan orang lain tanpa membuat asumsi,” jelas MacMillan.

Salah satu contohnya ialah ketika kamu menceritakan hubungan asmaramu kepada orang tua dan meminta nasihat, kamu akan diberikan gambaran dan dibebaskan untuk membuat keputusan sendiri terkait siapa yang akan kamu kencani dan bagaimana kamu menghadapi masalah tersebut. Di sisi lain, batas yang tidak sehat ialah ketika orang tua menghubungi orang yang tidak lagi kamu kencani untuk mencari tahu alasan pribadi terkait perpisahan kalian.

Baca juga: Tips Ungkapkan Hubungan Asmara Pada Orang Tua

Sederhananya, bagi psikolog yang berbasis di San Fransisco, Juli Fraga, batas-batas yang sehat bersifat tidak kaku. Mereka fleksibel dan terbuka untuk negosiasi. “Mereka mengenali sudut pandang orang lain dan dihormati oleh orang lain.”

Muncul Hubungan Toxic dengan Anggota Keluarga, Ini Cara Mengatasinya
Foto: iowahearing.com

Sementara, hubungan yang tidak sehat tidak dapat dinegosiasikan.

“Artinya, sering kali ketika seseorang mencoba untuk berbicara atau memulai dialog yang sehat dan konstruktif, orang tersebut akan menjadi over kritis atau marah,” jelas MacMillan. Ketika dalam hubungan seringkali terasa kekecewaan, kebingungan, bahkan kebencian terhadap orang terkait, maka, itu merupakan tanda-tanda hubungan itu toxic.

Jika, kamu merasa salah satu atau beberapa anggota keluargamu memiliki hubungan yang toxic denganmu, salah satu hal yang perlu kamu lakukan ialah menyiapkan tenaga dan mental. Bangun komunikasi komunikasi berdinamika yang baik dengan nada yang halus serta konsisten ketika membicarakan kebutuhan masing-masing.

Apabila hal ini masih belum membuat hubungan kalian berjalan dengan baik, meminta bantuan terapis dapat menjadi salah satu solusi alternatif yang efektif. Dengan cara ini, kamu dan orang terkait dapat memperoleh wawasan serta perspektif luar tentang sesuatu yang sangat dekat denganmu. Dan tentunya dapat membantumu untuk menemukan cara baru dalam membangun sebuah batas hubungan yang sehat.

“Terkadang, ketika kita dikelilingi oleh situasi yang beracun, kita cenderung percaya bahwa hal itu normal dan ingin bertahan,” ucap Douglas. Oleh karena itu, terapi dianggap memungkinkan orang-orang terkait untuk mempelajari batasan seperti apa sebenarnya dibutuhkan dalam hubungan tersebut.

Muncul Hubungan Toxic dengan Anggota Keluarga, Ini Cara Mengatasinya
Foto: bustle.com

Di sisi lain, ketika anggota keluargamu tidak lagi menghormati komunikasi tersebut dan cenderung menekan, hal yang disarankan perlu kamu lakukan ialah memberi jeda waktu.

Hal ini dilakukan untuk memberikan masing-masing pihak menenangkan diri dari situasi yang ‘panas’ agar bisa berpikir jernih. Namun, kamu pun perlu memberi penjelasan ketika akan melakukan tindakan ini. Misalnya, dengan mengatakan langsung atau memberi pesan bahwa selama 24 jam ke depan kalian sebaiknya tidak saling berkomunikasi dan berbicara lagi ketika keadaan sudah dingin. Ingat, jangan hilang tanpa kabar atau ghosting, karena hal ini hanya akan memperburuk keadaan dan membuka pintu kesalahpahaman lebih besar.

Akan tetapi, jika situasinya justru membawa lebih banyak bahaya ke dalam hidupmu dibandingkan kebaikan, bisa jadi ini adalah saatnya kamu memutuskan kontak sepenuhnya. Menurut Doughlas, meski ia tidak menyarankan cara ini, namun, mengingat setiap situasi orang berbeda, cara ini di situasi tertentu dianggap perlu dilakukan. Apalagi jika hubungan tersebut membuat kehidupan seseorang terancam bahaya.

“Jika hubungan ini berkontribusi membuat seseorang mengalami depresi berat, menderita kecemasan, atau penyalahgunaan zat, maka, mungkin sudah saatnya untuk meninggalkan hubungan tersebut,” jelasnya. Biasanya, hal ini dilakukan ketika komunikasi dengan anggota keluarga cenderung kasar dan beracun hingga lebih banyak menciptakan stres padamu dalam jangka waktu panjang.

Ketika kamu memutuskan untuk melakukan cara ini, MacMillan pun menegaskan bahwa kamu perlu memberitahu tindakanmu ini pada orang terkait. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, hal ini akan mengurangi kesalahpahaman, harapan palsu, atau potensi interaksi yang akan mengganggu kehidupanmu. Well, apapun keputusanmu ketika berada di hubungan toxic, sebisa mungkin komunikasikan sejujurnya apa kebutuhanmu. Agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak diinginkan, ya Ladies.

Sumber: Allure

Must Read

Related Articles