Banyak orang menganggap hubungan beracun akan berakhir, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Ada satu faktor penentu yang menjadi keberhasilan berubahnya pasangan toxic relationship, yaitu kedua pasangan yang ingin berubah, jelas Carla Marie Manly, PhD, penulis Joy from Fear.
“Jika hanya satu pasangan yang berinvestasi dalam menciptakan pola yang sehat, ada– sayangnya–kemungkinan kecil bahwa perubahan akan terjadi,” tegasnya.
Berikut ini adalah hal yang harus dilakukan agar hubungan toxic bisa diperbaiki dan bertahan.
1. Menerima tanggung jawab
Jika kamu dan pasanganmu tahu bahwa hubungan kalian sedang bermasalah dan kalian berdua ingin memperbaikinya, kalian berada di jalur yang benar.
Mengenali perilaku masa lalu yang merusak hubungan sangat penting bagi kedua belah pihak, tambah Manly. Ini mencerminkan adanya kesadaran diri dan tanggung jawab diri.
Dengan kata lain, kedua pasangan harus menerima bagian mereka dalam berkontribusi terhadap toksisitas, dari kebencian hingga kecemburuan, hingga tidak mengungkapkan kekhawatiran dan kekecewaan.
2. Kemauan untuk berinvestasi
Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah sama-sama bersedia berinvestasi untuk memperbaiki hubungan.
“Hal ini dapat diwujudkan dengan minat untuk memperdalam percakapan,” kata Manly, atau menyisihkan waktu secara teratur untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama.
3. Bergeser dari menyalahkan menjadi memahami
Jika kamu dan pasangan dapat mengalihkan isi pembicaraan dari menyalahkan dan lebih ke arah pemahaman dan pembelajaran, mungkin hubungan kalian masih bisa diselamatkan.
Misalnya, alih-alih mengatakan, “Salah kamu sih …” atau “Kamu selalu melakukan abcd …”, kamu bisa mencoba, “Sepertinya ada kesalahpahaman, coba kita bicarakan baik-baik.” Atau “Aku ngerti kenapa kamu stress dan kesal, gimana cara aku memperbaikinya?”
4. Terbuka terhadap bantuan dari luar
Terkadang, kamu mungkin memerlukan bantuan untuk mengembalikan semuanya ke jalur yang benar, baik melalui konseling individu atau pasangan.
Tidak ada salahnya mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah hubungan yang konsisten. Terkadang, kamu tidak dapat mengetahui semua hal yang berkontribusi pada toksisitas dari dalam hubungan. Di situlah peran tenaga ahli, seperti psikolog atau konselor pernikahan menawarkan perspektif netral dan dukungan yang tidak memihak.
Mereka juga dapat mengajari Anda strategi baru untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik, membuatnya lebih mudah untuk menciptakan pola yang lebih sehat dan melekat.
Bagaimana caraumu untuk bisa maju dan melupakan hubungan toxic di masa lalu?
Menurut Manly, memperbaiki hubungan yang toxic membutuhkan waktu, kesabaran, dan ketekunan.
Hal ini terutama terjadi, tambah Manly, “mengingat bahwa sebagian besar hubungan beracun sering kali terjadi sebagai akibat dari masalah lama dalam hubungan saat ini atau sebagai akibat dari masalah yang belum terselesaikan dari hubungan sebelumnya.”
Langkah-langkah ini dapat membantumu maju dari momen buruk tersebut dan fokus memperbaiki hubunganmu.
1. Jangan memikirkan masa lalu
Tentu, bagian dari memperbaiki hubungan kemungkinan besar akan melibatkan mengatasi peristiwa masa lalu. Tapi ini seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus hubunganmu ke depan.
Tahan dirimu agar tidak mengungkit kenangan masa lalu dan berpikiran ke skenario negatif, karena ini dapat membuat kamu dan pasangan menjadi tegang, frustrasi, dan pada dasarnya kembali ke titik nol usaha perbaikan.
2. Pandanglah pasangan dengan kasih sayang
Ketika kamu merasa ingin menyalahkan pasangan atas semua masalah dalam hubungan, cobalah mundur selangkah dan lihat potensi motivator di balik perilaku mereka, kata terapis hubungan Jor-El Caraballo.
Apakah pasanganmu baru saja mengalami masa sulit di tempat kerja? Apakah ada drama keluarga yang membebani pikiran mereka?
Tantangan-tantangan ini tidak memaafkan perilaku buruk, tetapi dapat membantumu untuk lebih memahami dari mana sumber perilaku buruk pasangan.
Pertimbangkan kontribusi dirimu sendiri juga. Apakah kamu cenderung menarik diri saat kesal, alih-alih berbagi kekhawatiran dengan pasangan? Apakah kamu mengkritik pasangan saat mereka tidak melakukan pekerjaan seperti yang kamu inginkan? Kebiasaan ini juga bisa berperan.
3. Mulai terapi
Keterbukaan terhadap terapi bisa menjadi pertanda baik bahwa memperbaiki hubungan itu mungkin dilakukan. Namun, untuk membantu hubungan bergerak maju, kamu sebenarnya harus menghubungi untuk menjadwalkan janji temu pertama itu.
Sementara konseling pasangan adalah titik awal yang baik, terapi individu dapat menjadi tambahan yang bermanfaat, kata Manly.
Terapi individu menawarkan ruang yang aman untuk mengeksplorasi masalah keterikatan dan faktor lain yang mungkin berkontribusi pada masalah hubungan. Ini juga membantumu mendapatkan lebih banyak wawasan tentang perilaku beracun versus perilaku kasar.
Kamu juga dapat memulai dengan mencoba sendiri teknik konseling pasangan.
4. Temukan dukungan
Terlepas dari apakah kamu memutuskan untuk mencoba terapi, carilah peluang dukungan lainnya.
Dukungan mungkin melibatkan berbicara dengan orang tua, saudara, teman dekat atau mentor tepercaya, misalnya.
5. Lakukan komunikasi yang sehat
Perhatikan baik-baik caramu berbicara satu sama lain saat berusaha memperbaiki keadaan. Bersikaplah lembut satu sama lain, dan cobalah untuk menghindari sarkasme dan bahkan sindiran ringan.
Fokuskan juga untuk menggunakan pernyataan “aku”, terutama saat berbicara tentang masalah hubungan.
Misalnya, alih-alih mengatakan “Kamu nggak mendengarkan apa yang aku omongin”, ucapkanlah, “Aku merasa sakit hati saat kamu bermain hanpdhone saat aku berbicara. Aku merasa tidak dipedulikan.”
6. Bertanggung jawab
“Kedua pasangan harus mengakui peran mereka dalam mendorong toksisitas,” tegas psikolog klinis Catalina Lawsin, PhD.
Ini berarti kamu harus mengidentifikasi dan mengambil tanggung jawab atas tindakanmu sendiri dalam hubungan tersebut. Itu juga berarti berkomitmen untuk tetap hadir dan terlibat selama percakapan yang sulit, alih-alih menghindari diskusi tersebut atau memeriksa secara mental.
7. Menyembuhkan diri masing-masing secara individual
Penting bagi kamu dan pasangan untuk menentukan secara individual apa yang kamu butuhkan dari hubungan dan di mana letak batasanmu, saran Lawsin.
Bahkan jika kamu merasa sudah mengetahui kebutuhan dan batasanmu, ada baiknya untuk meninjaunya kembali dan kemudian membagikannya dengan pasanganmu, Ladies.
Berbicara melalui batasan adalah langkah pertama yang baik. Ingat, bagaimanapun, bahwa batasan itu fleksibel, jadi penting untuk terus mendiskusikannya saat berubah seiring waktu
Proses membangun kembali hubungan yang rusak akan menawarkan kesempatan yang baik untuk mengevaluasi kembali perasaan masing-masing mengenai elemen-elemen tertentu dari hubungan tersebut, mulai dari kebutuhan komunikasi hingga keintiman fisik.
8. Bersabarlah
Ingat, hal-hal tidak akan berubah dalam semalam. Selama beberapa bulan mendatang, bekerja sama untuk menjadi fleksibel dan sabar satu sama lain saat kalian berdua tumbuh.
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, Ladies!
Sumber: healthline.com