OUR NETWORK

Cemas  Berlebihan Ketika Bersosialisasi? Ikuti Tips Berikut Ini!

Jutaan orang di seluruh dunia mengalami gejala kecemasan dalam situasi sosial. Salah satu penyebab terjadi kecemasan sosial adalah sosial media. Orang pada akhirnya menilai kehidupannya yang dirasa kurang menyenangkan dibanding teman-temannya yang memposting sering berlibur bahkan sampai keluar negeri di sosial media mereka. 

Efek dari sosial media ini berpengaruh pada kehidupan kita di dunia nyata. Di Amerika sendiri Asosiasi Kecemasan dan Depresi Amerika (ADAA) menunjukkan bahwa sekitar 40 juta orang dewasa mengalami bentuk kecemasan setiap tahunnya. Sedangkan dikutip dari CNN Indonesia, survey yang dilakukan terhadap 1.370 orang Indonesia pengguna sosial media menunjukkan sebanyak 39% mengalami kecemasan atau ketakutan berlebih melewatkan momen-momen tertentu yang tengah terjadi dalam kehidupan sosial mereka. 

Baca juga: Ternyata Anxiety Punya Gejala Fisik Juga, Ladies

Bagi sebagian orang, kecemasan sosial menyebabkan si orang tersebut menghindari datang ke acara-acara yang malah biasanya merupakan sumber kesenangan dan kegembiraan. Kecemasan berlebih seperti ini membuat si penderita menjadi mengisolasikan diri dan membuatnya menjadi tak percaya diri. 

Kecemasan berlebih seperti ketakutan orang-orang akan menilai dia adalah orang yang angkuh, atau pikiran seperti tak ada yang ingin mengobrol dengannya, sehingga semua orang menghindari mengobrol dengannya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi kondisi kecemasan sosial seperti itu. Simak beberapa hal yang bisa kamu aplikasikan dalam kehidupan sosialmu untuk menghindari kecemasan sosial berlebihan berikut ini, Ladies.

1. Hindari hal-hal yang negatif.

Cemas Berlebihan Ketika Bersosialisasi? Ikuti Tips Berikut Ini!
Foto: medicalnewstoday.com

Keadaan emosi dan mental yang negatif yang terkait dengan kecemasan sosial dapat menyebabkan gejala fisiologis yang memperburuk kecemasan seseorang dan menyebabkan isolasi lebih lanjut. 

Contohnya seperti minum minuman beralkohol. Ketika sedang melakukan pertemuan sosial, alkohol dirasa akan membuat orang tersebut menjadi lebih nyaman, justru dapat meningkatkan kecemasan orang tersebut. Mungkin satu atau dua gelas alkohol memang terlihat akan mencairkan suasana dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang, tapi ketika minum terlalu banyak dapat memperburuk kecemasan seseorang. 

Pada penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa minum terlalu banyak berputar kembali ke suasana hati yang buruk, kecemasan yang meningkat, dan pola tidur yang terganggu. 

Menurut ADAA sekitar 20% orang yang memiliki kecemasan sosial juga memiliki gangguan penggunaan alkohol. Penelitian ini berlaku untuk orang dewasa dan juga remaja yang memiliki kecemasan sosial. 

Jadi salah satu cara mengatasi kecemasan sosial adalah dengan menghindari mengkonsumsi alkohol yang terlalu banyak. Kamu bisa mengganti kebiasaan mabuk-mabukan mu dengan hal-hal positif seperti berolahraga, mencoba hal-hal baru, atau melakukan kegiatan yang kamu sukai. 

2. Hadapi rasa takutmu. Jangan menghindarinya. 

Cemas Berlebihan Ketika Bersosialisasi? Ikuti Tips Berikut Ini!
Foto: medicalnewstoday.com

Bagi orang yang mengalami kecemasan sosial, mereka menghindari terlibat dalam situasi sosial dengan sibuk bermain hape dengan mengecek media sosialnya. 

Penelitian pada tahun 2017 menemukan bahwa 128 anak muda yang mengaku kecanduan teknologi menunjukkan potensi tanda-tanda kecemasan sosial. “Smartphone kita telah berubah menjadi alat yang memberi kepuasan singkat, cepat dan sangat memicu,” kata Isaac Vaghefi. Isaac adalah salah satu penulis dari penelitian tersebut dan merupakan asisten profesor sistem informasi manajemen di Universitas Binghamton di New York. 

Bersembunyi di balik layar smartphone kamu juga cuma memberi kenyamanan, dan tidak membuatmu berani dalam menghadapi masalah yang sebenarnya, yaitu kecemasan sosialmu. 

Latihlah dirimu dengan memulai percakapan dengan orang lain. Kamu bisa memulai dengan orang-orang yang kamu kenal dengan memulai menyampaikan opinimu terhadap suatu hal. Atau kamu bisa melakukan hal yang lebih ekstrim seperti memulai percakapan dengan orang yang kamu kenali yang kamu temui. 

Dari latihan-latihan kecil seperti itu, kamu akan mulai menyadari, kalau kecemasan berlebihanmu itu sebenarnya nggak penting-penting amat. Mulailah bersikap bodo amat terhadap apa yang nantinya akan dinilai orang lain terhadapmu. Toh setidaknya dengan menempatkan kamu di posisi yang tidak nyaman, kamu akan mulai mempelajari kesalahan-kesalahan yang kamu buat dan mengubahnya di kemudian hari.

3. Ubah cara berpikirmu.

Cemas Berlebihan Ketika Bersosialisasi? Ikuti Tips Berikut Ini!
Foto: medicalnewstoday.com

Strategi lain yaitu dengan mengubah cara berpikir kamu terhadap stress yang kamu alami. Orang yang berbicara di depan umum melawan pikiran negatif mereka dengan berpikiran positif. Berusahalah untuk tidak terlalu memikirkan apa yang akan orang lain pikirkan tentang kita. Hal ini sangat membantu mengatasi ketakutan yang dialami. 

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa salah satu cara yang mampu membantu mengatasi kekhawatiran dan pikiran negatif adalah dengan cara “Ya, tapi…” Teknik ini menuntut individu untuk menentang pikiran negatif dan mengimbanginya  dengan penegasan positif. 

Misalnya, dalam skenario kecemasan sosial, seseorang akan berpikir: “Ya, saya memang akan menghadiri sebuah pesta yang penuh dengan orang-orang yang saya tidak kenal. Tapi, saya adalah individu yang lucu dan menarik, dan saya memiliki banyak hobi yang saya sukai, jadi saya akan memiliki sesuatu yang bisa dibicarakan dengan orang lain.”

Menurut para spesialis, bahwa untuk melawan satu pikiran negatif, seseorang harus melawan ketakutan mereka dengan tidak hanya satu, dibutuhkan setidaknya tiga pikiran positif yang menguatkan. 

4. Lakukan hal baik kepada orang lain.

Cemas Berlebihan Ketika Bersosialisasi? Ikuti Tips Berikut Ini!

Akhirnya, ada cara lain untuk mengatasi kecemasan sosial yang nggak perlu menempatkan diri dalam situasi sosial. Yaitu dengan mencoba dan mengalihkan perhatian dari semua kecemasan  dan pikiran negatif dengan berbuat baik kepada orang lain. 

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa dengan berbuat baik, dapat memberi dampak positif pada suasana hati. Sebuah studi yang dilakukan pada 2017, menemukan bahwa melakukan hal-hal baik untuk orang lain mengaktifkan area otak yang terkait dengan siklus motivasi dan penghargaan. 

Menurut sebuah jurnal Motivation and Emotion yang diterbitkan pada 2015, tindakan tanpa pamrih dapat membantu orang yang memiliki kecemasan sosial merasa lebih nyaman dalam situasi sosial. 

Pada studi tersebut, dikatakan orang yang berbuat baik terhadap orang lain seperti membantu tetangga memotong rumput misalnya, kemudian akan mengurangi menghindar dari situasi sosial.

“Tindakan kebaikan dapat membantu melawan ekspektasi negatif dari kegiatan sosial dengan memberikan lebih banyak persepsi positif dan ekspektasi lingkungan sosial seseorang,” jelas salah satu penulis penelitian, Jennifer Trew, Ph.D dari Universitas Simon Fraser di Burnaby, Kanada. 

“[Kebaikan] membantu mengurangi tingkat kecemasan sosial [individu], dan malah, membuat mereka tidak ingin menghindari situasi sosial,” jelas Jennifer Trew, PhD.

Biasanya kecemasan-kecemasan yang muncul di kepala berasal dari ingatan saat-saat canggung atau memalukan yang pernah terjadi sebelumnya. Maka, kalau kamu sempat memiliki satu interaksi yang baik, kamu bisa memanfaatkan momentum itu untuk menjadi diri kamu yang lain. 

Baca juga: Apa Itu Social Anxiety Disorder?

Pada akhirnya semua berujung pada pembangunan lingkungan mental yang lebih baik, dan dipupuk sedikit demi sedikit. Tentu saja semua bisa dilatih kalau kamu mau, Ladies. 

Sumber: medical news today

Must Read

Related Articles