Tidak semua orang beruntung memiliki orang tua yang supportive, demokratis, dan memiliki pikiran yang terbuka. Tidak jarang seorang anak harus dihadapkan dengan sifat orang tua yang narsis. Seperti apa sih orang tua narsistik itu?
Orang yang terkena narsisme digambarkan memiliki sifat egois, selalu mementingkan diri sendiri, dan tidak peduli pada sekitarnya.
Meskipun terdengar sederhana, ternyata sifat narsis ini ada tarafnya loh. Beberapa orang memiliki sifat narsis yang sangat parah sampai-sampai tidak dapat berfungsi secara normal. Namun, ada banyak juga kok orang yang memiliki sifat narsis tetapi tetap terlihat normal.
Orang dengan sifat narsis ini sesungguhnya tidak terlalu buruk apabila Ladies hanya mengenalnya sepintas atau tidak bergantung padanya. Ladies bisa meninggalkannya kapan saja. Namun, apa yang terjadi apabila orang yang bersifat narsis ini adalah orang tuamu? Wah… membayangkannya saja sudah melelahkan, Ladies.
Memang bagaimana sih ciri orang tua narsis? Simak ulasannya di bawah ini yuk biar kamu bisa lebih waspada, Ladies!
1. Mementingkan diri sendiri
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, orang narsisistik selalu mementingkan diri sendiri. Mereka melihat segala sesuatunya adalah tentang mereka. Orang lain hanyalah pelayan dari ego mereka. Ouch.
Biasanya, orang tua narsis akan menuntut anak untuk melakukan hal-hal yang disukai oleh sang orang tua. Bukan hanya itu, anak pun dituntut untuk melakukan yang terbaik, tetapi tetap tidak sebaik pencapaian sang orang tua, agar orang tua dapat menikmati pencapaian sang anak.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, sebagian besar anak akan melakukan apapun yang diperintahkan oleh orang tuanya. Namun saat beranjak dewasa, pastikan dirimu mandiri agar tidak lagi bergantung pada orang tuamu yang toxic, Ladies. Lalu temukanlah hobi atau kebahagiaanmu yang tidak ada sangkut pautnya dengan orang tuamu.
2. Tidak mau merepotkan diri mereka sendiri
Orang tua yang narsis mungkin tidak akan mengakomodasi kebutuhan anaknya. Jika seorang anak mengalami kesulitan belajar, mereka akan mengabaikannya tanpa membantunya. Bahkan kebutuhan emosional anak pun turut tak mereka acuhkan. Jika orang tuamu melakukan hal ini, segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar siklus tidak terulang pada keturunanmu nanti, Ladies.
3. Suka mengontrol
Orang tua narsis akan berusaha mengontrol anak-anak mereka dengan tidak mengizinkan anak melakukan hal yang mereka inginkan. Terdapat aturan ketat yang berfungsi memperkuat citra atau nama baik sang orang tua. Anak-anak pun biasanya dididik untuk tidak menginginkan apapun. Duh…
Sekarang setelah kamu beranjak dewasa, mulailah belajar untuk menginginkan sesuatu, Ladies. Mulailah dengan menelusuri katalog sebuah produk kecantikan misalnya, lalu menandai produk yang dulu tidak mungkin diizinkan oleh orang tuamu yang narsis. Kamu tidak perlu langsung membelinya Ladies, yang penting kamu mengetahui bahwa sekarang kamu bebas memilih dan memiliki apapun.
4. Kejam
Bagi seorang narsisis, tidak ada seorang pun yang memiliki perasaan selain dirinya. Alhasil, kebutuhan emosional anak mereka tidak ada artinya.
Para orang tua narsis sangat mungkin menjelek-jelekkan anak mereka, yang menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak menghargai darah daging mereka sendiri. Selain itu mereka pun sering melakukan hal-hal kejam seperti membuang benda kesayangan anak, kemudian marah saat sang anak menangis. Kondisi ini selanjutnya membuat anak-anak dari orang tua narsistik menjadi seorang penimbun karena pengalaman traumatis kehilangan benda kesayangan mereka.
5. Tidak mampu mencintai
Ini adalah tragedi besar bagi anak-anak dari orang tua yang narsis: mereka tidak dapat mencintai anak-anak mereka dengan cara yang dibutuhkan dan diinginkan sang anak. Anak-anak cenderung tidak mendapatkan perlindungan, kasih sayang, dan perhatian dari orang tuanya. Kondisi ini membuat anak melakukan segala cara untuk mendapatkan cinta orang tuanya, tetapi pada akhirnya mereka tidak akan meraih apa yang mereka cari.
Dibesarkan oleh orang tua narsis bukanlah awal kehidupan yang baik. Jika kamu melihat sifat ini pada orang tuamu, segeralah mencari pertolongan pada ahlinya, seperti psikolog atau psikiater. Kelak, saat menjadi orang tua, lukamu telah terobati dan kamu bisa menjadi orang tua dan pasangan yang penuh dengan kasih sayang.
Sebisa mungkin tetaplah bersikap baik pada orang tuamu tetapi hindari interaksi intens dengan mereka. Setelah menjadi orang tua, pastikan anakmu merasa dicintai dan disayangi, dan batasi kontak mereka dengan kakek dan nenek mereka agar tetap aman. Memang terkesan kejam, tetapi ini dibutuhkan karena sifat narsisme sangat beracun terutama untuk anak kecil. Pastikan kamu melindungi diri sendiri dan orang yang kamu cintai, Ladies. Semangat!
Sumber: Your Tango