today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Time’s Up: Ketika Wanita Bersatu Melawan Kekerasan Seksual

Tahun 2017 lalu dapat dibilang sebagai tahun penting bagi para penyintas pelecehan dan kekerasan seksual. Menjadi penyintas adalah hal yang sangat sulit. Tetapi berani mengungkapkan kisahnya ke publik dan akhirnya memberikan efek domino adalah hal yang luar biasa. Dimulai dari Taylor Swift dan Ashley Judd, Hollywood mulai membuka mata dan hati terhadap kasus pelecehan seksual yang terjadi di industri Hollywood. Kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi sejak berpuluh tahun lalu hingga kasus baru, juga dengan pelaku yang mengejutkan publik, terus terungkap. Di tahun 2018 ini, perjuangan dan keberanian para penyintas tidak akan dilupakan begitu saja. Para pesohor Hollywood dengan kompak membentuk grup bernama Time’s Up, yang saat ini sudah memiliki anggota lebih dari 300 wanita.

Grup ini bertujuan untuk melawan pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi di industri Hollywood dan sekitarnya. Time’s Up ini beranggotakan beberapa A-lister Hollywood, seperti Shonda Rhimes, Jill Soloway, Kerry Washington, Ashley Judd, dan Reese Witherspoon.

Time’s Up resmi dipublikasikan pada hari Senin lalu melalui surat terbuka di New York Times dan La Opinion. Menurut laporan dari New York Times, grup ini akan mendedikasikan usaha dan tenaganya untuk menangani laporan pelecehan dan penyerangan seksual yang mereka dapatkan selama beberapa bulan belakangan. Caranya dengan memperbaiki kesenjangan gender di industri perfilman, juga membantu perempuan berpenghasilan rendah yang sedang berjuang dalam kasus pelecehan seksual. Grup ini pun akan berkomitmen pada para korban yang kurang mendapatkan perhatian dari khalayak.

Time’s Up pun memiliki rencana besar untuk melebarkan usahanya ke luar Hollywood.

Time’s Up menerapkan konsep leaderless dan membagi anggotanya menjadi beberapa bagian. Mereka mewujudkan misinya melalui berbagai cara, dari simbolis hingga sangat konkret. Misalnya saja penggunaan gaun hitam ke acara Golden Globes, hingga penggalangan dana agar para korban yang tidak mampu bisa mendapatkan pengacara untuk menangani kasusnya.

Namun, Time’s Up bukanlah grup pertama yang berjuang melawan pelecehan dan kekerasan seksual. Misalnya saja Tarana Burke yang memulai kampenye #MeToo di media sosial untuk mendukung para penyintas pelecehan dan kekerasan seksual. Terungkapnya kasus pelecehan seksual Harvey Weinstein sangat menginspirasi wanita untuk membuka kasus pelecehan seksual yang dilakukan pria-pria berkuasa.

Selanjutnya, para anggota kongres perempuan telah meminta investigasi terhadap laporan pelecehan seksual yang menyeret nama Presiden Donald Trump.

Sementara itu, Rep. Jackie Speier (D-CA) dan Senator Kirsten Gillibrand (D-NY) kabarnya mensponsori undang-undang untuk membantu karyawan kongres melaporkan pelecehan, termasuk dengan menghilangkan persyaratan penghilangan perjanjian nondisclosure.

Selain itu, Alianza Nacional de Campesinas, grup berisi 700 ribuan pekerja perempuan, menulis surat terbuka pada bulan November lalu yang berisi ungkapan solidaritas kepada para aktris dan korban pelecehan seksual lainnya. Surat tersebut juga menyatakan bahwa para buruh di negara Amerika Serikat banyak yang menderita karena terpaksa harus diam meskipun mendapatkan pelecehan dan kekerasan seksual di tempat kerja.

Menurut majalah Times, surat dari Alianza Nacional de Campesinas tersebutlah yang menginspirasi berdirinya Time’s Up. Bisa dibilang, Time’s Up adalah bagian dari gelombang pengungkapan kasus pelecehan seksual tahun 2017 silam. Namun, hal tersebut tidak mengecilkan peran Time’s Up sama sekali ya, Ladies. Justru, Time’s Up diharapkan dapat menginspirasi wanita di seluruh dunia agar dapat lebih berani melawan ketidakadilan yang didapatkannya. Seperti kata Shonda Rimes, “If this group of women can’t fight for a model for other women who don’t have as much power and privilege, then who can?”

Sumber: Vox.com, Foto cover: Go Fund Me

Must Read

Related Articles