OUR NETWORK

Dukung Perlawanan Atas GBV, Meghan Markle Lakukan Trip Pribadi ke Monumen Peringatan Korban Perkosaan di Afrika Selatan

The Duchess of Sussex, Meghan Markle melakukan perjalanan pribadi ke pemakaman Uyinene Mrwetyana. Ia adalah seorang mahasiswi berumur 19 tahun yang berkuliah di University of Cape Town yang diperkosa dan dibunuh oleh seorang pegawai kantor pos Clairench. Ironisnya, letak kantor pos ini bersebelahan juga dengan sebuah kantor polisi. Kematian Uyinene yang akrab disapa Nene ini menyulut kemarahan warga Afrika Selatan. Mereka pun menuntut keadilan untuk kasus ini dan juga kasus kekerasan berbasis gender (gender-based violence atau GBV) lainnya.

Baca juga: Ratu Elizabeth Dilaporkan “Puas” dengan Royal Tour Meghan Markle dan Pangeran Harry

Perjalanan ini dilakukan ketika Prince Harry pergi ke Angola untuk menghadiri pertunangan kerajaan, sementara Meghan tetap tinggal di Cape Town bersama anaknya. Juru bicara Kerajaan, Emily Andrews, mengatakan, Meghan melakukan perjalanan rahasia ini untuk memberikan penghormatan kepada Uyinene Mrwetyana.

“Duchess sangat terkejut dengan penyiksaan, pemerkosaan, dan pembunuhan yang dialami oleh mahasiswi Uyinene Mrwetyana itu. Sehingga setelah mengikuti kisah tragisnya dengan cermat, ia melakukan ziarah rahasia ke kantor pos tempat ia dibunuh,” jelasnya. Andrews menambahkan bahwa tindakan Duchess ini merupakan gerakan pribadi yang dilakukan berdasarkan keinginan pribadi Meghan sendiri.

Dukung Perlawanan Atas GBV, Meghan Markle Lakukan Trip Pribadi ke Monumen Peringatan Korban Perkosaan di Afrika Selatan
Foto: ndtv.com

Duchess of Sussex kemudian mengikat pita di situs tempat mahasiswi berusia 19 tahun tersebut, Uyinene Mrwetyana dibunuh bulan lalu di Cape Town.

Ikatan pita dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepadanya dan untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka yang telah mengambil sikap untuk menentang kekerasan berbasis gender dan feminisme. Tindakan ini pun diabadikan dalam postingan Instagram Sussex Royal dengan caption ‘Simi kunye kulesisimo – Kami berdiri bersama saat ini.

Selama sebulan terakhir di Cape Town terjadi protes besar-besaran di jalanan yang menunjukkan kemarahan masyarakat atas gender-based violence (GBV) di Afrika Selatan. Duchess menganggap bahwa penting untuk memahami masalah yang dialami oleh Uyinene dan perempuan lainnya yang terkena GBV secara mendalam.

Kematian Uyinene ini mendorong motivasi orang-orang di seluruh Afrika Selatan untuk melakukan perang perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender. Gerakan ini juga dipandang sebagai titik kritis yang penting bagi masa depan hak-hak perempuan di Afrika Selatan. Merespon persetujuan dan keinginan untuk ikut memperjuangkan hal tersebut, Duchess kemudian melakukan kunjungan pribadi dan pertemuan selama dua hari terakhir untuk memperdalam pemahamannya atas situasi saat ini dan ikut dalam mengadvokasi hak-hak perempuan dan anak perempuan.

 

Sumber: Marieclaire

Must Read

Related Articles