OUR NETWORK

Teror Bom Sri Lanka Sisakan Duka dan Kemarahan Keluarga Korban

Kabar duka tengah meliputi hati keluarga korban teror bom yang terjadi di Srilanka pada Minggu (21/4) bertepatan dengan perayaan Paskah. Dilansir dalam CNNIndonesia.com sedikitnya ada 500 orang terluka dan 310 korban meninggal dunia. Salah satu di antaranya adalah Marious Nerajen Fernando yang turut menjadi korban meninggal dunia saat tengah berada di gereja St. Sebastian Negombo.

Dua hari pasca kejadian nahas itu, Marious dimakamkan. Namun, pemakaman Marious ini justru mengundang kekecewaan mendalam di hati keluarganya. Pasalnya, Marious dan beberapa korban lainnya justru dimakamkan di pemakaman massal.

Prosesi Pemakaman

Teror Bom Sri Lanka Sisakan Duka dan Kemarahan Keluarga Korban
Foto: news.sky.com

Prosesi pemakaman Marious diliputi dengan kesedihan mendalam dan air mata. Dilansir dalam news.sky.com prosesi berangkat dari gereja sama dengan semua korban lainnya. Peti mati dihiasi bunga-bunga segar dan masih terdapat cipratan darah. Turut dalam iringan jenazah, kakak Marious tampak terkulai dan lemas karena begitu merasakan kepedihan sepeninggal adiknya. Ia dipapah oleh dua pria lainnya. Ayahnya mengikuti sambil memegang satu tangan ke mobil pembawa peti jenazah. Ketika mereka mendekati tempat pemakaman, mereka mengeluarkan peti mati dan membawanya di atas bahu mereka.

Di kuburan massal itu, para jenazah siap dimakamkan. Peti mati demi peti mati datang, masing-masing keluarga membawa kesedihan dan kehancuran yang sama. Sedikitnya sebanyak 26 salib yang telah disisihkan yang menandakan ada 26 jenazah yang siap dikuburkan. Setiap peti mati diberi penanda agar keluarga jenazah tak bingung. Doa-doa kebaktian teriring mengantar puluhan jenazah dan Marious salah satu di antaranya.

Kesedihan Mendalam

Teror Bom Sri Lanka Sisakan Duka dan Kemarahan Keluarga Korban
Foto: news.sky.com

Kakak perempuan Marious pingsan setelah Marious dimakamkan. Di dalam rumah orangtua Marious yang hanya berjarak 100 meter dari gereja itu kesedihan mereka memuncak lalu redam. Kerap kali kesedihan akan sampai ke puncaknya ketika teringat akan Marious dan betapa malang nasibnya. Hati ayah Marious seperti hancur.

Menurut Bimal Shashendro, saudara laki-laki Marious, tidak ada cedera serius yang tampak di tubuh Marious yang kemudian membuatnya tak menyadari bahwa saudara lelakinya itu meninggal. “Kami pikir dia pingsan karena dia hanya memiliki satu goresan di dekat matanya,” kata Bimal.

Berujung Kekecewaan dan Kemarahan

Teror Bom Sri Lanka Sisakan Duka dan Kemarahan Keluarga Korban
Foto: news.sky.com

Kesedihan keluarga ini kemudian berubah menjadi kekecewaan dan kemarahan. Ayah Marious, Sebasthiyan Patrick, merasa kecewa terhadap pemerintah yang terkesan lalai dalam memberi peringatan kepada masyarakat terkait akan adanya teror bom yang terjadi di tiga kota di Srilanka itu yakni Negombo, Kolombo, dan Baticaloa. “Ini benar-benar kesalahan otoritas tertinggi pemerintah,” kata Sebasthiyan. “Jika mereka tahu ini akan terjadi sebelumnya, mengapa mereka tidak bisa memberitahu kami atau gereja lokal? Putraku, aku kehilangan dia. Ini bukan kerugian pemerintah, mereka bahkan tidak peduli.”

Dilansir dalam Tempo.co, juru bicara pemerintah Srilanka, Rajitha Senaratne mengatakan bahwa pemerintah Sri Lanka sebenarnya telah mendapatkan peringatan detail mengenai adanya ancaman serangan teror yang menewaskan setidaknya 310 orang dan melukai sekitar 500 orang pada Minggu (21/4) itu. Hal inilah yang memicu kemarahan keluarga Marious dan korban lainnya. Yaitu kealaian dalam memberi informasi dan peringatan mengenai upaya teror ini. Paling tidak, jika ada peringatan dini korban yang berjatuhan tidak akan sebanyak ini.

Teror Bom Sri Lanka Sisakan Duka dan Kemarahan Keluarga Korban
Foto: inews.id

Menurut Sebasthiyan, kemarahan itu seharusnya dapat menjadi teguran bagi pemerintah. Saat ini berbagai departemen dan pejabat saling menyalahkan atas gagalnya intelijen dalam mencegah serangan teror. Bahkan, ada pembicaraan tentang perombakan, pengunduran diri, dan pemecatan pihak-pihak yang dinilai lalai. Tetapi, apa yang keluarga korban rasakan saat ini hanyalah kesedihan dan kekecewaan karena merasa benar-benar dikhianati oleh para petinggi yang seharusnya melindungi mereka.

Baca juga: Ubisoft Menyumbangkan 500 Ribu Euro untuk Restorasi Notre Dame

Mengingat apa yang telah disebutkan oleh pemerintah tentang kemungkinan kaitannya dengan terorisme internasional, masyarakat khawatir bahwa teror ini sebenarnya belum berakhir. Ketakutan, kemarahan, kesedihan masih bercampur aduk menjadi satu.

Kita doakan saja ya, Ladies untuk para korban dan keluarganya. Semoga serangan ini tidak terjadi lagi dan pemerintah Sri Lanka dapat lebih sigap lagi mencegah terjadinya hal-hal semacam ini.

 

Sumber: sky, tempo, cnnindonesia

Must Read

Related Articles