OUR NETWORK

Tanpa Lockdown, Ini Cara Swedia Jaga Jumlah Kasus Covid-19 Lebih Rendah Dibanding Inggris

Tidak seperti Inggris, penyebaran virus corona di Swedia terhitung lambat. Tanpa melakukan sistem lockdown, Swedia hanya memiliki penambahan kasus rata-rata 53 kasus per jutaan orang, di mana, Inggris terus mengalami peningkatan meski telah menutup berbagai area selama sebulan. Peningkatan terjadi secara konsisten sejak 28 Maret, lima hari setelah Boris Johnson memerintahkan sistem lockdown diberlakukan. Seiring dengan penambahan kasus, angka kematian pun meningkat dan lebih tinggi dari Swedia.

Dalam menjaga risiko penularan virus corona tetap minim, dibandingkan memberlakukan lockdown, Swedia lebih menekankan pada ‘tanggung jawab individual’. Bagi berbagai pihak di Swedia, social distancing secara sukarela dianggap sebagai strategi yang lebih efektif dan tahan lama. Untuk itu, toko-toko, bar, dan restoran di Stockholm tetap buka, sehingga perputaran perekonomian Swedia tidak terganggu.

Cara ini juga diakui efektif oleh Profesor sekaligus direktur dari Oxford University’s centre for evidence-based medicine, Carl Heneghan. Menurutnya, setelah Inggris mengadopsi metode Swedia, dengan menekankan rutinitas mencuci tangan dan social distancing dibandingkan memberlakukan lockdown, epidemi di Inggris mulai menurun dari puncaknya pada awal Maret lalu.

Tanpa Lockdown, Ini Cara Swedia Jaga Jumlah Kasus COVID-19 Lebih Rendah Dibanding Inggris
Foto: cinemagz,co.id

Penurunan kasus pun terbukti dari data terkait penyebaran Covid-19 pada 16 Maret lalu. Data tersebut menunjukkan adanya pengurangan infeksi sebanyak 50% ketika diterapkan kegiatan mencuci tangan dan social distancing.

Heneghan menambahkan, cara sederhana namun efektif ini dapat berjalan ketika masyarakat mempercayai pemerintah dan berbagai pihak di dunia kesehatan. “Jika kita lihat apa yang terjadi di Swedia, mereka memiliki ikatan kepercayaan yang kuat dengan lembaga pemerintah dan mengikuti dengan penuh ‘saran dari pemerintah’ terkait pencegahan penularan Covid-19 ini,” jelasnya.

Segera setelah pemberitahuan dari pemerintahnya, ia menjelaskan, seluruh masyarakat Swedia menerapkan social distancing di antara masing-masing individu untuk mengurangi penyebaran infeksi.

“Krisis ini akan berlanjut dalam jangka waktu yang lama. Ini akan sulit. Tapi, masyarakat kita kuat. Jika semua orang bertanggung jawab atas dirinya, kita bisa mengatasinya bersama-sama,” ucap Perdana Menteri, Stefan Lofven.

Tanpa Lockdown, Ini Cara Swedia Jaga Jumlah Kasus COVID-19 Lebih Rendah Dibanding Inggris
Foto: klikanggaran.com

Lofven ketika itu menambahkan, instansi pemerintah dan sistem perawatan kesehatan telah melakukan berbagai upaya secara maksimal. Tapi hal yang paling penting dinilai perlu dilakukan ialah tanggung jawab setiap individu di Swedia untuk penyebaran virus corona ini dapat terkendali.

Tanpa Lockdown, Ini Cara Swedia Jaga Jumlah Kasus COVID-19 Lebih Rendah Dibanding Inggris
Foto: cnn.com

Pada prosesnya, selain disarankan untuk tinggal di rumah, individu yang terpaksa berkegiatan di luar diingatkan untuk menghindari pesta, pernikahan, pemakaman, serta menjaga jarak dalam transportasi umum. Setiap individu juga dituntut untuk menjauhkan diri dari orang lain ketika berada di tempat olahraga, kolam renang, dan pusat kebugaran, bukan sepenuhnya menghindari tempat tersebut. Di tempat terbuka seperti taman pun, masih diperbolehkan orang-orang berjalan-jalan.

Namun, tidak berarti cara ini sepenuhnya mampu membebaskan Swedia dari penularan virus. Meski tak dapat dipungkiri, menurut Heneghen, ini adalah salah satu cara yang dapat memperlambat penularan Covid-19.

Di sisi lain, kegagalan sistem lockdown di Inggris dinilai Heneghan dikarenakan sistem tersebut justru menjadi trigger munculnya bencana baru. Sistem lockdown yang bertujuan untuk memperlambat penyebaran virus, menurut Heneghan, justru memberikan bencana lain dari segi ekonomi pada Inggris yang dinilai dapat berakibat lebih buruk dibandingkan yang efek dari pandemi virus corona.

Meski belum terjadi perubahan sistem yang besar, namun, beberapa menteri Inggris mulai melonggarkan sistem lockdown. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi lonjakan kerusakan akibat kekacauan sosial dan ekonomi dapat berdampak lebih buruk pada masyarakat. Sementara belum ada sistem baru yang berlaku, hingga saat ini pemerintah Inggris masih menerapkan sistem lockdown.

 

Sumber: Dailymail

Must Read

Related Articles