Perusahaan global dengan kompetensi di bidang kesehatan dan pertanian, Bayer, baru-baru ini meluncurkan platform terbaru bernama SafeTrack. Platform ini merupakan sarana pelaporan secara online terkait dengan Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) atas obat-obatan Bayer. Platform ini disediakan untuk public di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pihak Bayer berharap, melalui SafeTrack, masyarakat tidak lagi kesulitan dalam melaporkan setiap KTD yang terjadi kepada dirinya, keluarga, maupun teman-temannya atas penggunaan obat-obatan Bayer.
Presiden Direktur Bayer Indonesia, Angel Michael Evangelista, memberi pejelasan. Ia menyatakan, peluncuran platform terbarunya ini merupakan bentuk komitmen Bayer terhadap masyarakat atas keselamatannya sebagai pasien dan konsumen. Pasalnya, keselamatan pasien, menurut Angel, ialah prioritas utama bagi Bayer.
“Di Bayer, keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah prioritas utama. Kami selalu mengutamakan pasien kami. Hal ini bukan hanya kewajiban, namun, merupakan inti dari bisnis kami. Bayer berkomitmen menghasilkan obat-obatan, baik dengan resep maupun non resep berkualitas tinggi,” jelasnya.
Angel menambahkan, komitmen Bayer juga ditunjukkan melalui peningkatan pengalaman pasien melalui penggunaan obat-obatan yang aman dan sesuai dengan kondisinya.
Dalam hal ini, terdapat tim yang ditugaskan untuk memantau setiap tahapan siklus produk dengan tujuan memastikan bahwa manfaat produk Bayer akan lebih besar daripada risikonya. Tim ini dikenal dengan sebutan Pharmacovigilance.
Baca juga: FDA Setujui Obat Pertama bagi Postpartum Depression
Dalam praktiknya, tim ini akan bekerja untuk mendeteksi pola efek samping, melakukan tindakan dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk melakukan analisa dan memahaminya. Setelah proses evaluasi, selanjutnya tim ini akan mengembangkan langkah selanjutnya untuk mencegah atau meminimalkan KTD di masa depan. Menurut Angel, salah satu kunci penting yang perlu dilakukan untuk menjalankan proses kerja ini ialah memastikan deteksi dini terkait apa yang dialami pasien. Dalam hal ini melalui pelaporan KTD.
Di samping itu, peluncuran platform berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) ini dinyatakan pihak Bayer sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen data keamanan obat Bayer. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, membantu mengekstraksi data yang diperlukan, dan membuat klarifikasi yang sesuai. Tentunya juga untuk meningkatkan keselamatan pasien melalui identifikasi reaksi obat yang merugikan. Komitmen Bayer atas keamanan obat ini pun telah dibuktikannya melalui perolehan penghargaan Pharmacovigilance dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) pada tahun 2018.
Sumber: Bayer Indonesia