OUR NETWORK

‘Kukira Kau Rumah’ Penyelesaian Konflik Ala Remaja

Kukira Kau Rumah menjadi debut pertama dari aktor tampan Umay Shahab, yang berani memberikan sentuhan romansa paling dramatis. Walau pada akhirnya penonton harus patah hati paling pedih. Hanya saja, saat mengingat bahwa pertunjukan ini adalah karya pertamanya. Rasanya wajar saja, kalau lelaki tersebut membuat kesalahan besar, apalagi di bagian akhir adalah poin paling penting menentukan bagaimana sikap penonton.

Biasanya bagian konklusi memberikan dampak terbesar dari sebuah film. Sayang, Umay tidak memperhatikan detail ini. Sehingga, apa yang sudah dibangun sejak awal harus runtuh seketika. Rasanya seperti orang patah hati, ingin marah tetapi tidak bisa.

Hingga akhirnya, penonton menikmati rasa kecewa hingga keluar bioskop. Bahkan, pembahasannya masih seputar patah hati itu. Hanya saja, ini pandangan satu orang, karena setiap orang mempunyai cara sendiri dalam menikmati film.

Kukira Kau Rumah Sangat Berani

Sumber gambar dari kompas.com

Kredit poin paling penting adalah Umay sangat berani memberikan sentuhan romansa yang dihadapkan pada penyakit bipolar. Perpaduannya memang masuk akal membuat sentuhan tragis, sehingga penonton ikut terlarut di dalamnya.

Ide yang tidak biasa ini ternyata dapat diperankan dengan baik oleh Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata. Keduanya memainkan drama sepenuh hati, tidak ada celah untuk mencela mereka. Kukira Kau Rumah memberikan sentuhan magis alami. Di mana penyakit bipolar membuat Prilly merasa tersiksa, apalagi apa yang dilakukan kedua orang tuanya membuat penonton semakin geregetan.

Hanya saja, bagi penonton dewasa, perspektifnya akan membenarkan apa yang dilakukan. Inilah kehebatan dari seorang Umay, mampu memperlihatkan sesuatu dari dua sudut pandang sekaligus.

Keberaniannya dalam memberikan sentuhan baru ini, menghasilkan suasana romansa paling natural yang pernah dipertunjukan. Rasanya, rilis di bulan penuh cinta ini adalah keputusan yang tepat.

Perkenalan Bipolar yang Cerdas

'Kukira Kau Rumah' Penyelesaian Konflik Ala Remaja
Sumber gambar herald.id

Kukira Kau Rumah menjadi penghubung yang tepat untuk semua sineas menghadirkan kembali tema cerita seperti ini. Perlu diketahui bahwa, tidak semua orang tahu dan paham mengenai bipolar.

Umay Shahab dengan lihai memberikan pengetahuannya, walau masih dalam batas wajar, artinya belum terlalu spesifik. Hanya saja, semua penonton akan paham bagaimana kondisinya dan seperti apa penanganannya.

Kredit poin lebih diberikan juga kepada Prilly Latuconsina dimana perempuan tersebut menunjukkan kapasitasnya sebagai aktris papan atas. Rasanya riset panjangnya selama ini cukup berhasil memberikan kesan bahwa niskala ini hanya perempuan lemah.

Kukira Kau Rumah membawa penontonnya untuk larut dalam masalah Pram dan Niskala. Mereka membawakannya dengan tepat, artinya bila kejadian itu hadir di dunia nyata. Mungkin, pola pikir tokoh akan sama dengan karakter film.

Tidak heran bila sepanjang 90 menit, luapan emosi, simpati dan empati bercampur aduk tidak karuan di dalam hati. Hanya saja, poin paling menyebalkan dari semua tatanan ini adalah cara Umay memberikan konklusi.

Sudut pandang Umay memang beda

'Kukira Kau Rumah' Penyelesaian Konflik Ala Remaja
Sumber gambar dari IDTimes.com

Kukira Kau Rumah memiliki akhir yang semua orang selalu mengatakan bahwa, bagian tersebut adalah paling buruk. Hanya saja, ada pandangan lain harus disampaikan di sini. Caranya membuat ending memang sudah sewajarnya.

Perlu diketahui, ini adalah langkah alami seorang Umay menuju dewasa. Usianya membawa lelaki tersebut masih terkesan melankolis dramatis, jadi kurang cocok untuk usia 25 ke atas.

Kalau mereka memang harus ikut menonton. Rasanya perlu jadi anak 18 tahunan atau kuliahan dulu, agar memahami bagaimana endingnya yang punya ragam pendapat serta keinginan agar dramatisasinya terasa sampai hati.

Dengan mengubah sudut pandang ini, maka penonton mampu menikmati bagaimana cara Umay yang berbeda dalam menyampaikan keinginannya untuk pertunjukan perdananya ini.
Walau begitu, ku kira kau rumah merupakan sentuhan monty tiwa yang hampir sempurna. Semuanya dikerjakan secara serius walau ada titik kesalahan tetapi, masih bisa dimaafkan.

Jika harus ditanya apakah pertunjukannya bagus? Maka hanya bisa menjawab cukup menarik, atas kerja keras Umay, hanya saja ke depannya bisa diperbaiki lagi, agar karyanya lebih sempurna. Bagaimana sudah siap nangis bareng?

Must Read

Related Articles