today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Kematian George Floyd Memicu Kerusuhan di Amerika Serikat

Amerika Serikat lagi-lagi dinodai insiden kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam. Ladies mungkin melihat sejak beberapa hari lalu foto dan tagar George Floyd menghiasi sosial media. Rupanya bukan hanya di dunia maya. Demonstran juga turun ke jalan untuk melakukan protes atas kematian George Floyd. Namun, sayangnya aksi pada Rabu (27/5) di Minneapolis berakhir ricuh.

Dikutip dari CNN Indonesia, George Floyd tewas pada Senin (24/5) setelah lehernya diinjak oleh anggota polisi. Floyd awalnya ditangkap dengan sangkaan ringan karena diduga menggunakan uang palsu untuk belanja di sebuah toko swalayan. Dalam perkembangannya, pemilik toko akhirnya mengatakan pada media bahwa ia pun tidak tahu apakah Floyd tahu uang yang digunakannya palsu. Setelah mendapat laporan, petugas polisi datang dan langsung membekuk Floyd.

Saat melakukan penangkapan, polisi menjatuhkan tubuh George ke tanah sementara petugas lain menginjakkan lututnya ke leher.

George sempat meminta tolong dan mengatakan ia tidak bisa bernapas karena lutut petugas polisi itu ada di lehernya. Tak lama kemudian ia tak lagi bergerak dan sudah tidak bereaksi. Yang menyedihkan lagi, kejadian itu terekam dalam video oleh orang-orang sekitar yang juga meminta agar George dilepaskan dan kamera pengawas. Insiden ini langsung memicu kemarahan dan gelombang protes.

Kematian George Floyd Memicu Kerusuhan di Minneapolis
Foto: NewYorkTimes.com

Dalam laporan polisi resmi dikatakan bahwa Floyd melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Namun, video dari kamera pengawas yang dirilis pada Rabu oleh seorang pemilik restoran menunjukkan bahwa Floyd sama sekali tidak melakukan perlawanan.

Empat anggota polisi yang diduga terlibat dalam kematian Floyd yang berusia 46 tahun itu telah dipecat. Mereka adalah Derek Chauvin, Thomas Lane, Tou Thao, dan J. Alexander Keung. Awalnya mereka hanya diskors hingga akhirnya dipecat oleh Mayor Jaco Frey setelah diprotes habis-habisan. Warga menuntut bahwa keempatnya didakwa atas peristiwa pembunuhan tersebut. Aksi demonstrasi di Minneapolis hingga Rabu malam meningkat menjadi kerusuhan parah di berbagai sudut kota.

George Floyd adalah salah satu korban dari sejarah panjang kebrutalan petugas polisi di Amerika Serikat. Dilansir dari wsws.org, walau korban dari pembunuhan oleh polisi didominasi oleh warga kulit putih, warga Afrika-Amerika dan Hispanik sering kali menjadi target kekerasan, pelecehan, penangkapan, dan penahanan. Di Minneapolis sendiri, ada 3 kejadian serupa di mana Justine Damond, Philando Castile, dan Jamar Clark terbunuh oleh petugas polisi yang juga meluncurkan gelombang demonstrasi.

Walau pernah berkomentar dan meminta agar polisi bertindak lebih keras, Presiden Trump memerintahkan Department of Justice dan FBI untuk melakukan penyelidikan. Dalam perkembangan terbaru, aksi protes meluas ke negara bagian lain di Amerika Serikat, termasuk ke dekat kediaman presiden di White House. Dilansir dari Washington Post, pada weekend lalu ada 4.100 orang yang ditangkap oleh polisi dalam aksi protes ini. Belum jelas apakah seminggu setelah tewasnya Floyd, tekanan kerusuhan dan aksi protes ini sudah mereda atau malah akan bertambah panas.

Semoga aksi protes lainnya bisa berjalan dengan damai. Dan semoga ada keadilan untuk kematian George Floyd.

Must Read

Related Articles