Perusahaan teknologi multinasional Amerika, Google, baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya telah merilis beberapa fitur baru yang memadukan kelebihan aplikasi Waze dengan Google Maps. Adapun beberapa fitur terbaru diantaranya ialah laporan terkait bahaya, perlambatan (slowdowns), dan speed traps. Aplikasi yang sebelumnya hanya tersedia pada ponsel Android ini pun, kini dapat digunakan pula di iOS.
Baca juga: Tips Mudah Memaskkan Titik Koordinat ke Google Maps
Namun, di sisi lain, pihak kepolisian menyatakan ketidaksetujuannya dan meminta agar Waze membatalkan fitur lokasi polisi yang telah ada selama ini. Hal ini ditunjukkan NYPD melalui surat kepada Google yang dikirimkan pada Februari lalu.
“NYPD telah menyadari bahwa aplikasi Waze Mobile… saat ini memungkinkan masyarakat untuk melaporkan pos pemeriksaan DWI (driving while intoxicated)… Oleh karena itu, kami menutut Google LLC, setelah menerima surat ini, untuk segera menghapus fungsi ini dari aplikasi Waze,” tulisnya.
Senada dengan NYPD, sebelumnya, pihak LAPD dan National Sheriffs Association juga telah bersikeras agar Waze menghapus fitur tersebut. “Tidak ada alasan moral, etika, atau hukum untuk memiliki tombol pelacak polisi pada aplikasi. Kami khawatir para teroris, kelompok kejahatan terorganisir, dan geng akan menggunakan aplikasi ini sebagai alat untuk melanjutkan kegiatan ilegal mereka,” tulis asosiasi sheriff pada tahun 2015.
Meski begitu, pihak Google tetap menjalankan fitur Waze tersebut. Bahkan kini, pada versi terbaru Google Maps, kedua aplikasi ini dapat mengetahui lokasi razia dadakan polisi, pos pemeriksaan DWI, atau polisi-polisi yang hanya berada di sisi jalan.
Merespon tuntutan tersebut, Google menyatakan bahwa fitur ini bukan menghalangi tugas para penegak hukum. Namun, sebaliknya justru mempermudah tugasnya. Pasalnya, ketika mengetahui keberadaan penegak hukum di dekatnya, para pengemudi dianggap justru memperlambat kecepatannya dan benar-benar mematuhi hukum lalu lintas.
Baca juga: Akses Informasi MRT Kini ada di “Transit” Googe Maps
Menyadari keuntungan yang ditawarkan Google, memunculkan kecurigaan terhadap protes yang dilakukan para penegak hukum terkait fenomena “follow the money”. Mengingat, departemen kepolisian tertentu dapat memperoleh pendapatan lebih dari penangkapan terhadap para pelanggar peraturan lalu lintas.
Di samping perseteruan antara Google dan pihak kepolisian, pada awal bulan ini, perusahaan teknologi raksasa lainnya juga tengah melakukan pembaruan terhadap fitur Mapsnya, yakni Apple. Pihaknya mengaku, selama bertahun-tahun ini aplikasi Mapsnya sangat buruk dan mendorong orang untuk menggunakan Google Maps.
Akan tetapi, di saat Apple tengah melakukan pembaruan, beberapa minggu kemudian, ia dihadapkan pada tantangan besar dari fitur interaktif terbaru yang diperkenalkan Google yang dinilai sudah diinginkan sangat lama oleh beberapa pengguna. Meski dihadapkan dengan tuntutan kepolisian, Google tampak berpotensi memiliki potensi kemenangan yang lebih besar dalam kompetisi fitur dalam aplikasi Maps tersebut.
Sumber: inc.com