Film horor menjadi salah satu sajian yang menarik perhatian para penonton khususnya Indonesia. Tidak heran bila beberapa waktu terakhir, pertunjukan menyeramkan selalu menghiasi layar bioskop, bukan hanya dari tanah air saja, melainkan luar negeri, salah satunya adalah Talk To Me.
Kedatangan pertunjukan menyeramkan ini memang begitu dinantikan. Film tersebut diproduksi Australia yang juga didistribusikan oleh A24, sebelumnya berhasil meraih kesuksesan lewat Everything Everywhere All at Once pada tahun 2022.
Meskipun premisnya nampak familiar, karya Danny dan Michael Philippou ini mampu mempertontonkan kesegaran dalam penyampaian cerita supernatural yang intens dan penuh kebrutalan.
Dengan pujian yang telah diraih sejak tayang perdana bulan Juli 2023, film ini menjadi sorotan para penikmat horor di Indonesia, apakah sebagus itu? Simak ulasannya berikut.
Nuansa Supernatural yang Terasa Segar
Talk to Me mengambil premis yang tidak asing lagi. Sekelompok remaja berusaha untuk memanggil roh melalui ritual supernatural. Namun, yang membedakan adalah media yang digunakan oleh para remaja tersebut.
Terlepas dari familiaritas konsep, penggunaan elemen baru dalam ritual membuat film ini terasa segar dan menarik. Terutama, tangan yang digunakan dalam ritual tersebut memberikan sentuhan unik dan misterius terhadap jalan ceritanya.
Penonton serasa di bawa ke dalam sebuah ritual nyata. Penggunaan media yang baru tersebut sangat relate dengan kehidupan nyata, ketika orang ingin berbicara dengan lainnya pasti sentuhan seperti itu akan dilakukan.
Karena terkesan sangat relatable maka, tangan tersebut bukan hanya sekadar alat dalam ritual, tetapi juga memiliki latar belakang yang membuatnya menakutkan.
Penjelasan asal-usul tangan tersebut dan proses pemanggilan roh memberikan dimensi baru pada film ini. Hal ini mungkin bahkan bisa menjadi tren dalam dunia nyata, mengingat ikoniknya elemen tangan dalam film.
Keberadaan media baru ini dan bagaimana ceritanya dikembangkan semakin meningkatkan ketegangan dan minat penonton untuk terus berada di tempat duduk sampai durasi habis.
Ketegangan yang Intens dan Penampilan Akting Mengesankan
Dalam durasi 95 menit, Talk to Me mampu menjaga ketegangan sepanjang perjalanan cerita. Momen tenang yang singkat memberi napas di antara berbagai adegan mencekam.
Namun, satu-satunya kekurangan mungkin terletak pada penjelasan akhir seperti kurang rinci, yang bisa membuat penonton merasa bingung. Meskipun begitu, penampilan para aktor Australia yang memerankan peran-peran utama dan pendukung berhasil menunjukkan kemampuan akting yang mengesankan.
Aktor-aktor dalam film ini, terutama Sophie Wilde, berhasil menghidupkan karakter mereka dengan kuat. Akting kesurupan yang mereka lakukan berhasil membawa penonton masuk ke dalam suasana menakutkan sekaligus menyeramkan.
Mode kesurupan menuntut mereka untuk merasuki karakter yang memiliki sifat bertolak belakang, dan momen-momen seperti ini menjadi puncak ketegangan sehingga membuat penonton merinding.
Visual yang Membuat Terhanyut dalam Kengerian
Momen jump scare hadir dengan efek suara menggelegar, meskipun bukan elemen utama dalam film ini. Lebih menonjol adalah penggunaan visual yang brutal dan penuh darah, kadang terasa menggelikan.
Pengambilan gambar memperlihatkan brutalitas dalam bentuk nyata, dengan minim penggunaan efek CGI, membuat pengalaman menonton semakin mendalam dan berkesan bahkan, sampai terngiang dalam tidur.
Talk to Me adalah contoh film horor yang berhasil menghidupkan kisah supernatural, mungkin sudah sering kita temui dengan segar dan penuh intensitas.
Dari ketegangan yang dilepaskan hingga akting membuat merinding, film ini memiliki semua elemen, membuat penggemar horor terpuaskan. Meskipun terdapat beberapa kekurangan, Talk to Me tetap layak menjadi pilihan di akhir pekan.