OUR NETWORK

Pamali Dusun Pocong Memikat Ketakutan dengan Kebingungan

Pamali Dusun Pocong, salah satu film horor Indonesia yang paling dinantikan di bulan Oktober. Sebuah pertunjukan yang menghadirkan adaptasi memukau dari game horor populer Pamali: The Tied Corpse.

Setelah kesuksesan film pendahulunya, Pamali (2022). yang telah menarik lebih dari 1 juta penonton di berbagai negara. Sekuel terbarunya ini berjanji untuk menyajikan pengalaman horor yang lebih menegangkan dan misterius.

Sinopsis Singkat Pamali Dusun Pocong

Pamali Dusun Pocong Memikat Ketakutan dengan Kebingungan
Sumber: detik.com

Untuk sekuel keduanya ini mengisahkan tentang tiga perempuan perawat medis, Gendis, Mila, dan Puput, yang ditugaskan ke sebuah desa terpencil yang terkena wabah misterius yang belum diketahui asal usulnya. Bersama dengan dua penggali kubur, Cecep dan Deden, mereka memutuskan untuk menyeberangi danau yang memisahkan desa tersebut dari dunia luar.

Setelah tiga jam perjalanan yang sulit, mereka akhirnya tiba di desa yang ditinggalkan oleh penduduknya yang telah meninggal dengan keadaan mengerikan.

Ketika para perawat berusaha merawat warga yang masih hidup, mereka menyadari bahwa pasokan obat mereka habis. Situasi semakin rumit ketika seorang anak bernama Eneng memohon agar ibunya dirawat di rumah mereka, bukan di rumah sakit.

Gendis melarang keras Mila untuk mengunjungi ibu Eneng, namun, mereka akhirnya berdua pergi. Inilah awal dari malapetaka yang mengerikan, ketika pocong-pocong bangkit kembali karena pelanggaran pamali yang mereka lakukan.

Menggali Kebudayaan Sunda dan Kekurangan Premis

Pamali Dusun Pocong Memikat Ketakutan dengan Kebingungan
Sumber: nawalakarsa.com

Pamali Dusun Pocong berhasil merangkul kekayaan budaya Sunda dengan baik. Termasuk sebuah kebiasaan yang menjadi mitos di masyarakat selama ini, walaupun sebenarnya terlalu memaksakan untuk terhubung.

Poin menarik dari Film ini adalah menghadirkan subtitle Indonesia untuk membantu penonton yang tidak akrab dengan bahasa Sunda, sehingga mereka bisa memahami dialog para pemain. Dengan begitu, penonton tidak akan kehilangan momen penting dalam film ini dan memahami maksud serta tujuannya.

Meskipun Pamali Dusun Pocong memiliki narasi yang menarik, premis misterius yang menjadi latar belakang wabah desa tidak cukup diperjelas. Fokus lebih tertuju pada elemen horor, dan penonton cenderung digiring ke arah pocong sebagai sumber ketakutan utama.

Sebenarnya kalau penjelasan yang lebih rinci tentang asal usul wabah mungkin akan menjadikan film ini lebih mendalam dan menarik. Karena pembangunan elemen cerita tentang penyakit ini akan menyasar pada rasa empati sehingga sebuah pertunjukan menjadi sempurna.

Nuansa Horor yang Memukau

Pamali Dusun Pocong Memikat Ketakutan dengan Kebingungan
Sumber: suara.com

Film ini memperlihatkan kemajuan dalam menciptakan nuansa horor yang lebih menegangkan dibandingkan dengan sekuel sebelumnya. Sutradara Bobby Prasetyo secara cerdas membangun atmosfer ketakutan perlahan-lahan, yang berhasil membuat penonton terjebak dalam ketegangan.

Walaupun sebenarnya perasaan takut tersebut baru dimulai setelah tokoh utama tiba di dusun. Beberapa penonton memang terlihat berjaga-jaga mengantisipasi jump scare yang akan muncul. Hal ini menunjukkan bahwa film ini efektif dalam menghadirkan ketegangan mendalam, walau masih main aman.

Selain itu, chemistry antara para pemain tampil solid dan dialog yang sesekali memasukkan elemen humor dalam adegan tertentu, berhasil menciptakan nuansa beragam membuat penonton tertawa sekaligus ketakutan.

Fajar Nugra, yang berperan sebagai Cecep, tampil luar biasa dan mampu menjadi pelipur lara bagi penonton ketakutan.

Dalam hal ini, kisah pamali di sini berhasil membuat penonton bertahan hingga film selesai. Meskipun ada beberapa kekurangan dalam penjelasan premis cerita, pengalaman menonton sekuel ini tetap menyajikan ketegangan, kebingungan, dan momen horor yang tak terlupakan.

Dengan kisah yang lebih menarik dan nuansa horor yang memukau, Pamali Dusun Pocong mungkin akan menjadi sorotan di kalangan penggemar film horor Indonesia dan internasional. Kalau menurut kamu sendiri bagaimana, bagus atau biasa saja,

Must Read

Related Articles