Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com
OUR NETWORK

Film ‘Why Do You Love Me’ Road Trip Komedi Indonesia Hampir Sempurna

Why Do You Love Me merupakan Film adaptasi dari karya Belgia yang popular yaitu Hasta La Vista (2011), yang telah menginspirasi beberapa remake di berbagai negara. Disutradarai oleh Herwin Novianto dengan berbagai keseruan di dalamnya.

Sayangnya, premis yang menjanjikan ini tidak sepenuhnya terwujud dengan sempurna. Film ini terjebak dalam durasi pendek, hanya 84 menit, yang menyebabkan alur ceritanya terasa terburu-buru.

Jadi saat kamu ingin mengikutinya harus bersiap dengan tempo yang teramat sangat padat. Dengan begini pengembangan konflik yang seharusnya menjadi unsur kuat disini, justru sangat melemah.

Pengembangan Karakter Film Ini Kurang

Film 'Why Do You Love Me' Road Trip Komedi Indonesia Hampir Sempurna
Sumber: popmama.com

Durasinya terlalu pendek membuatnya berdampak pada pengembangan karakter yang tidak mendalam, membuat penonton kesulitan untuk benar-benar mengenal dan terhubung dengan masalah yang dihadapi oleh tiga tokoh utamanya.

Konsep road trip, yang seharusnya menjadi esensi dari film ini, juga tidak terasa sepenuhnya karena tergesa-gesa dalam penyelesaiannya. Beberapa poin cerita bahkan terlewat begitu saja pada akhir film, mengingat ketatnya durasinya sejujurnya sangat sayang sekali.

Premis cerita Why Do You Love Me sebenarnya memberikan peluang untuk penggunaan dark jokes yang banyak, terutama karena film ini bergenre komedi dan memiliki rating usia 17+. Sayangnya, peluang ini tidak banyak dieksplorasi karena durasi yang terbatas.

Mari berandai-andai apabila Herwin berani memperpanjangnya menjadi 120 menit. Ceritanya akan sangat kompleks, karakternya dapat berkembang dengan pesat sehingga menyatukan semua unsur film menjadi satu kesatuan.

Meskipun demikian, jalan ceritanya masih terasa segar dan menghibur saat ditonton. Namun, pengalaman setelah keluar dari bioskop cenderung biasa saja karena kurangnya kesan mendalam akibat penceritaannya kurang dieksplore lagi.

Visualisasinya Memang Bagus

Film 'Why Do You Love Me' Road Trip Komedi Indonesia Hampir Sempurna
Sumber: popmama.3

Salah satu kelebihan film ini adalah visualisasi kreatifnya. Dalam beberapa momen, pertunjukan ini berhasil menggambarkan momen sensual dengan cara halus dan tampak ramah untuk anak, tetapi tetap menghadirkan nuansa vulgarnya.

Menariknya teknik ini mampu mengalihkan perhatian penonton dari overthinking yang berlebihan. Bahkan alasan untuk melihatnya bukan karena konten dewasa melainkan ceritanya memang cukup sempurna.

Selain itu, transisi antar adegan dan teknik pengambilan gambar unik, terutama saat para karakter sedang dalam perjalanan, memberikan keunikan tersendiri dalam penyampaian cerita.

Scoring Jadi Masalah Lain

Film 'Why Do You Love Me' Road Trip Komedi Indonesia Hampir Sempurna
Sumber: intipseleb.com

Namun, scoring dalam film ini dianggap cukup mengganggu. Hampir setiap momen yang hadir disertai oleh musik latar yang kadang tidak sesuai dengan suasana sebenarnya.

Scoring tersebut gagal menggambarkan emosi seharusnya terpancar dari adegan-adegan. Meskipun begitu, sebagian besar soundtrack-nya masih cocok dengan tema cerita film, terutama lagu “Why Do You Love Me” yang dinyanyikan oleh Ghaniyya Ghazi. Sayangnya kurang bisa memberikan ruh dan perfoma mengesankan.

Sebenarnya potensinya membawa suasana yang diinginkan sangat mungkin, hanya saja kendala utama yang kurang dipikirkan benar dan terkesan menghemat budget, membuatnya terasa hancur terutam di 10 menit pertama.

Mari berandai-andai lagi, bila hadir dengan sekuel kedua, harapannya soal durasi masih bisa diperbaiki. Sebenarnya 84 menit bukanlah waktu yang sebentar hanya saja, penulis kurang mampu mempersingkat karakter dan konflik.

Maka dari itu pilihan yang paling pas bila mereka mengembangkan ke sekuel lanjutan adalah memberikan satu konflik sederhana dengan pengembangan out of the box. Jika hanya berhenti sampai disini, bisa jadi bahan buat Herwin ke depannya.

Why Do You Love Me memberikan kesan nakal, panas, dan mungkin menjadi bagian dari esek-esek di dunia film seperti sebelum-sebelumnya. Namun, mereka membuktikan tema 17+ kalau dieskplor lebih jauh mampu memberikan tontonan yang menarik dan menghibur.

Must Read

Related Articles