Setelah mengalami pengunduran cukup lama, akhirnya film Sri Asih tayang juga di Bioskop. Harus diakui, mundurnya jadwal tersebut ternyata cukup masuk akal, dan memang Upi Avianto membutuhkannya untuk sesuatu yang spektakuler.
Walaupun harus head to head dengan Black Panther tetapi, secara kualitas keduanya tidak terlalu jauh. Bahkan, kalau Upi Avianto diberikan uang lebih banyak atau minimal angkanya sama dengan maka, hasilnya pasti lebih dua kali lipat bagusnya.
Apakah tidak berlebihan dengan pujian tersebut? Jika mendengar dari berbagai kritikus film Indonesia, rasanya pernyataan bagus dan keren ini adalah benar adanya. Karena ada beberapa poin penting perlu diperhatikan sehingga setelah melihatnya langsung berdecak kagum dan memberikan standing applause.
Film Sri Asih Punya Cerita yang Kuat
Poin yang paling menarik dari pertunjukan ini adalah perkembangan ceritanya. Harus diakui sangat kuat dan bagus sejak awal sampai akhir. Alurnya memang sedikit lambat tetapi, ini bagian detail yang harus diinformasikan.
Termasuk mengapa Alana harus diadopsi oleh Sarita, perseteruannya dengan Prayogo, hingga hubungannya Dewi Api. Seluruh pertanyaan tersebut akan dijelaskan secara hati-hati, urut, dan terstruktur sangat baik, perjalanannya ceritanya sangat enak dinikmati.
Kekuatan cerita inilah yang membuat Sri Asih terasa begitu menyenangkan untuk diikuti bahkan, mau beranjak sedikit saja sangat susah. Penghubung satu kejadian dengan lainnya juga begitu cerdas.
Kecuali untuk bagian Jatmiko yang terasa kurang menyenangkan karena, motivasinya menjadi seperti itu kurang kuat. Pembangunannya sendiri kurang begitu kokoh, sehingga terasa hambar dan terkesan biasa saja atau dipaksakan.
Walau awalnya sempat meragukan mengapa harus fighting ala Shang-Chi, namun setelah menit berjalan dan berakhir. Semua pertanyaan itu terkoneksi dengan baik, jadi penonton tidak akan bertanya lagi justru dibuat penasaran dengan yang akan terjadi di Patriot nanti.
Film Sri Asih merupakan sebuah set-up bagi Bumilangit Cinematic Universe untuk cerita mereka selanjutnya. Harus diakui, ada easter egg sangat kuat, sebelum mereka sampai ke patriot. Musuh yang akan dihadapi hingga big bad villain tersebut akan muncul.
CGI Keren Hanya Saja Action-nya Masih Tanggung
Sepanjang durasi, Upi Avianto sendiri sudah memberikan petunjuk bahwa, film ini menggunakan 60% CGI. Hal itu sangat terasa sekali walau ada beberapa part terasa kurang menyenangkan, tetapi secara keseluruhan sudah cukup bagus.
Hanya saja, dari segi action Upi masih kurang begitu detail. Ada beberapa aksi terlihat kurang sedap dipandang mata, terlihat sekali bahwa itu adalah bagian dari acting. Bahkan, ada scene yang seharusnya dapat dieksekusi sangat mewah, tetapi pada akhirnya hanya begitu saja.
Konsistensinya terasa naik turun, terutama saat pertarungan terakhir. Mewah memang, hanya saja masih bisa dieksekusi lebih lagi. Jadi, penonton akan semakin terpukau dengan kekuatan utama dari Sri Asih.
Beberapa Cast Terasa Kurang Power
Film Sri Asih mempunyai deretan cast yang tidak main-main. Harus diakui mereka semua memang mengesankan. Sayangnya, ada beberapa part yang kurang, seperti emosi, kemarahan, dan sedih.
Credit point paling menarik di pertunjukan ini adalah Randy Pangalila yang memang pas menjadi anak seorang konglomerat sedikit tengil dan berani. Selanjutnya, ada ibu Sarita, sosok ibu untuk Alana walau, kurang menyentuh namun porsinya terasa tepat.
Film Sri Asih menjadi salah satu pertunjukan dengan genre superhero yang cukup memuaskan. Sulit rasanya mencapai apa yang sudah dilakukan oleh Upi Avianto. Semoga tidak kalah bersaing dengan Black Panther di box office lokal.