Film Mencuri Raden Saleh menjadi salah satu pertunjukan dengan nilai sempurna di antara semua tayangan yang sudah hadir di layar bioskop. Bukan hanya untuk sinema lokal saja, melainkan semuanya, termasuk luar negeri.
Karya Angga Dwimas Sasongko ini bisa dikatakan tersusun dengan sangat rapi, sesuai apa yang sudah disajikan. Walaupun ada beberapa catatan yang harus diperhatikan, dan semoga pada sekuel kedua nanti (bila ada) lubang itu dapat tertutup sempurna.
Harus diakui, Visinema memberikan warna baru bagi perfilman Indonesia. Sebuah kisah pencurian terhebat dan cukup pintar. Tidak berlebihan bila, seluruh penonton akan memberikan applause meriah ketika credit title sudah keluar.
Film Mencuri Raden Saleh Nyaris Sempurna
Angga Dwimas Sasongko dan Husein M. Atmodjo menjadi dalang di balik kesuksesan cerita yang dibangun. Penggambaran beberapa tokoh bisa dikatakan nyaris sempurna, tidak bertele-tele dan langsung on point.
Walaupun terkesan kebetulan, namun latar belakang yang dibangun masih bisa diterima dengan baik bahkan, sangat dipahami. Bagaimana impian, keinginan, cita-cita, serta pembuktian menjadi satu buah semangat membara.
Semua cast utama di sini mampu memerankannya dengan baik. Porsi perkenalan karakternya dirasa pas, walau ada satu yang kurang mampu dieksekusi, hanya saja masih bisa diterima. Tetapi, alasannya mencuri memang tepat.
Film Mencuri Raden Saleh memiliki pondasi drama yang sangat kuat. Benih yang ditebar untuk kebangkitan setelah jatuh tertimpa mobil bisa dikatakan sangat bagus dan masih masuk akal, sesuai dengan jiwa anak muda.
Kesempurnaan lainnya juga hadir dari para tokoh itu sendiri. Terlepas dari siapa mereka di dunia nyata, para tokoh ini punya fans sendiri, bisa disimpulkan semua main sesuai yang diinginkan oleh Angga Dwimas Sasongko.
Porsi yang tepat dan pas
Film Mencuri Raden Saleh menjadi karya ajaib dan paling tidak masuk akal. Mengapa demikian? Coba lihat siapa cast yang ikut tergabung dalam pertunjukan ini. Semua aktris dan aktor papan atas dari berbagai generasi.
Bisa dikatakan ajaib karena mereka punya porsi yang tepat untuk perannya, selain itu pesona yang ditampilkan dengan karakter tersebut terasa sangat hidup. Tio Pakusadewo, Dwi Sasono, Andrea Dian, Ganindra Bimo, serta masih banyak lagi.
Mereka tidak tumpang tindih dan mencoba menjadi yang terdepan. Akting natural dan sesuai karakter, membuat pertunjukan ini terasa begitu hidup sejak awal sampai dengan akhir. Rasanya, pertunjukan ini bukanlah sebuah film melainkan adegan nyata di luar sana yang direkam dan mendapatkan sedikit sentuhan editing.
Bukan hanya cast, pemilihan lokasi untuk menghadirkan ketegangan, bagaimana konflik naik dan menjadi klimaks. Walau sentuhannya kurang sedikit dramatis, namun mampu membuat penonton merasa patah hati.
Selain itu ide pencurian sampai koreo pertarungannya memang harus dinilai bagus. Poin paling penting yang membuat penonton paling patah hati dan ingin melihatnya untuk yang kedua kalinya adalah kehadiran plot twist.
Rasanya seperti hati ini sudah tercuri oleh cerita, akting, dan overthinking mengenai babak selanjutnya akan jadi seperti apa. Penonton seperti dibuat lupa bahwa, ini adalah film pencuri, maka plot twistnya juga harus mampu mencuri hati kamu juga bukan?
Poin yang harus dibenahi
Ada harapan besar bahwa film Mencuri Raden Saleh ini akan bernasib sama dengan franchise Fast and Furious. Seperti yang Ladies ketahui, pertunjukan tersebut sudah memasuki film ke-9 dan 10 yang kabarnya jadi aksi terakhir Dominic Toreto di bioskop.
Harapannya akan menjadi seperti itu dengan jumlah penonton stabil. Tetapi, sebelum mencapai titik itu, ada beberapa poin penting yang harus diubah andai saja, mereka mampu membuatnya beberapa sekuel.
Pertama adalah drama kebetulan yang terlihat di beberapa adegan. Seperti yang sudah disampaikan di atas, pertunjukan ini adalah pencurian, seharusnya mereka bisa beraksi layaknya pencuri kelas kakap.
Memang harus sedikit berpikir tetapi, inilah keseruan yang bisa dilihat. Mengingatkan pada film Now You See Me dengan trik pencurian dan sulap, membuat semua orang akan melongo dan bertepuk tangan.
Ada beberapa adegan yang terasa sekali akan ada penghubung dan itu sedikit mampu ditebak. Terakhir adalah bertanggung jawab dengan adanya polisi. Jangan dibuat lemah atau kurang pintar dalam melakukan aksi sehingga tidak ada mereka saja sudah bisa jalan.
Memang harus masuk akal karena menceritakan pemerintahan. Tetapi, apa salahnya porsi polisi lebih lugas, cerdas, tanggap, dan punya power. Mungkin, tiga poin penting ini bisa menyempurnakan lubang kecil di sini.
Walaupun ada lubang kecil, namun karya Angga Dwimas Sasongko ini wajib di apresiasi dan applause meriah di akhirnya. Jadi, apakah kamu sudah siap menjadi komplotan film Mencuri Raden Saleh?