Festival Lembah Baliem menjadi salah satu pertunjukan di Tanah Papua yang mampu memukau semua wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Acara ini digelar satu tahun sekali dan biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus selama 3 hari.
Menurut sejarahnya, festival ini pertama kali digelar pada tahun 1989 dan terus dilanjutkan sampai sekarang. Salah satu sisi menarik dari pertunjukkan ini adalah menghadirkan suasana pertempuran antar suku, mereka adalah Dani, Lani, dan Yali.
Peperangan tersebut bukan bermaksud menunjukkan siapa yang kuat melainkan, sebagai sebuah persembahan, melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Walaupun dalam kondisi bertempur, namun menyaksikannya cukup aman serta menyenangkan.
Bahkan, beberapa wisatawan bisa ikut ambil bagian. Hanya saja, mereka harus menggunakan pakaian adat Papua, dan mengikuti semua prosedur yang sudah ditentukan sejak awal. Jangan khawatir, masyarakat sekitar sangat ramah, mereka akan memberitahu tata caranya.
Pemicu perang dalam Festival Lembah Baliem
Lihat postingan ini di Instagram
Kesenian Tradisional ini dipusatkan di kawasan Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya. Di mana, untuk mencapainya kamu membutuhkan perjuangan luar biasa sulit. Tidak cukup sampai di situ, menuju ke sana membutuhkan biaya yang tidak murah karena, perjalanan di dominasi naik pesawat agar bisa sampai di tempat tujuan.
Waktu perjalanan cukup panjang dan lama. Oleh karena itu, siapkan fisik kamu sebelum pergi ke sini. Hanya saja, semua perjuangan tersebut akan terbayar lunas. Karena, pertunjukkannya sangat bagus. Nggak kalah seru dan menegangkan dibandingkan melihat Avengers di bioskop.
Untuk mengawali festival, biasanya salah satu suku akan memulainya dengan aksi drama penculikan anak suku, bisa juga penyerbuan ladang baru, sampai kasus pembunuhan agar emosi salah satu suku tersulut.
Sebelum peperangan dimulai, biasanya wisatawan akan disuguhkan beberapa tari-tarian tradisional terlebih dulu. Tarian tersebut di ambil lengkap dari seluruh suku yang ada di kawasan Lembah Baliem.
Dalam simulasi peperangan tersebut terdiri dari 26 kelompok. Setiap satu kelompoknya berjumlah 50 orang maksimal dan paling sedikit 30 pejuang. Pada saat pertempuran berlangsung, akan ada alat musik khas bernama Pikon yang dibunyikan untuk mengiringi mereka.
Baca juga: 4 Tujun Wisata Budaya di Yogyakarta
Perlu diketahui bahwa, Pikon sendiri merupakan alat musik yang terbuat dari kayu dan cara memainkannya dengan di tiup seperti seruling. Suara yang dihasilkan membuat hati menjadi tenang dan nyaman.
Sayangnya, perlu keahlian khusus untuk bisa memainkannya. Inilah perpaduan festival yang rasanya sulit untuk dilupakan. Apalagi, dalam pertunjukan wisatawan dapat melihat bagaimana menggunakan senjata khas mereka dalam sebuah pertempuran.
Pertunjukan lain Festival Lembah Baliem
Lihat postingan ini di Instagram
Tidak hanya soal peperangan saja, Kamu juga bisa menyaksikan berbagai pertunjukan menarik lainnya seperti, balap babi, tari tradisional khas Papua, permainan khas yaitu tombak sikoko sampai Lempar tombak topan puradan.
Selain itu, pengunjung juga akan dihibur dengan sejumlah aksi dari para seniman lain yang akan menghadirkan kesenian nyanyi dan tari. Pertunjukan tersebut memang sangat meriah, tidak heran bila wisatawan mancanegara rela bersusah payah datang ke sini.
Beberapa poin penting yang harus diketahui selama melihat festival ini adalah tetap jaga norma kesopanan. Jangan menerobos antrian serta kurangi bercanda. Hal lain yang perlu diketahui adalah soal fotografi.
Di mana, ada yang berkata setelah mengambil gambar suku Dani, mereka akan meminta bayaran dan hal tersebut memang benar. Maklum saja, mereka sering diberi imbalan dari wisatawan luar negeri yang meminta foto bareng.
Hingga akhirnya, kondisi tersebut dijadikan sebagai sebuah kebiasaan sampai saat ini, Walau begitu, mengambil gambar bersama mereka memang sangat menarik, apalagi kalau sudah melihat bentuk rumah adat, keindahan alam dan masih banyak lagi.
Festival Lembah Baliem merupakan satu di antara beberapa pertunjukan adat masyarakat Papua yang menarik untuk disaksikan. Harus diakui, biaya mahal serta waktu panjang menjadi penghalang. Tetapi, setelah tiba disana, semua ini akan terbayas lunas, Bagaimana sudah siap pergi ke Papua?