OUR NETWORK

Masjid Raya Al-Mashun Pesona Sejarah Terbesar Di Dalamnya

Masjid Raya Al-Mashun Medan adalah sebuah masjid yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Masjid ini didirikan pada tahun 1906 dan menjadi salah satu masjid tertua di kota Medan.

Objek wisata religi ini memiliki arsitektur yang unik dan menarik. Hal ini terlihat dari kubahnya yang memiliki warna-warna cerah seperti merah, hijau, dan kuning. Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan menara yang tingginya mencapai sekitar 35 meter. Menara ini memiliki desain yang sangat khas, dengan corak dan ukiran yang menghiasi seluruh permukaannya.

Dalam hal fasilitas, Masjid Raya Al-Mashun Medan sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai. Selain ruang ibadah yang luas, masjid ini juga dilengkapi dengan kantor pengurus, tempat wudhu, toilet, dan tempat parkir yang luas. Semua fasilitas tersebut menjadikan masjid ini menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk beribadah.

Daya Tarik Masjid yang Wajib Kamu Kunjungi

Masjid Raya Al-Mashun Pesona Sejarah Terbesar Didalamnya
Sumber: andalastourism.com

Tempat ini memiliki Arsitektur yang unik dan menarik. Di mana Masjid tersebut memiliki kubah berwarna-warni yang mencolok dan menara dengan desain khas yang sangat indah.
Ornamen serta hiasan yang sangat indah dan detail dengan dinding-dinding dihiasi dengan ukiran-ukiran yang rumit dan sangat detail, serta lampu kristal yang menghiasi langit-langit.

Selain itu, Masjid ini selalu ramai dikunjungi bagi yang ingin melaksanakan ibadah. Sekaligus sebagai pusat keagamaan umat muslim di Kota Medan, tidak heran bila hampir setiap hari, pengunjungnya seakan tidak pernah sepi, selalu ramai tanpa henti. Terkadang juga digunakan sebagai pusat silaturahmi antar umat muslim.

Begini Sejarah Singkatnya

Masjid Raya Al-Mashun Pesona Sejarah Terbesar Didalamnya
Sumber: inews.id

Masjid Raya Al-Mashun Medan didirikan pada tahun 1906 oleh sekelompok ulama dan tokoh masyarakat muslim yang dipimpin oleh Syekh Abdurrahman Al-Mashun. Beliau adalah seorang ulama terkenal pada masa itu yang berasal dari Mekkah dan memutuskan menetap di Medan.

Awalnya dibangun dengan konstruksi kayu, tetapi saat renovasi pada tahun 1924 konstruksinya diubah ke beton. Renovasi tersebut dipimpin oleh seorang arsitek Belanda bernama Dingemans.

Pada masa penjajahan Jepang, Masjid Raya Al-Mashun sempat digunakan sebagai markas militer. Setelah Indonesia merdeka, masjid ini kembali digunakan sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan.

Pada tahun 1978, tempat ibadah ini mengalami kehancuran besar-besaran yang dipimpin oleh KH Ahmad Siddiq, seorang tokoh agama dan pendiri Pondok Pesantren Al-Mashun. Renovasi yang dilakukan mengubah tampilannya menjadi lebih megah dan berkesan modern, tetapi tetap mempertahankan nilai sejarah dan arsitektur asli.

Sampai saat ini, Masjid Raya Al-Mashun Medan tetap menjadi salah satu tempat ibadah terbesar dan terindah di kota Medan. Wisata religi ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Menuju ke Masjid Raya Al-Mashun

Masjid Raya Al-Mashun Pesona Sejarah Terbesar Didalamnya
Sumber: khazanah-republikonline.com

Menuju ke tempat ini bisa menggunakan berbagai macam cara, mulai dari kendaraan pribadi. Kamu dapat mengaksesnya melalui Jalan Sisingamangaraja. Tidak perlu khawatir karena memiliki area parkir luas baik untuk motor atau mobil.

Selain itu, pilihan lainnya bisa juga menggunakan angkutan umum seperti taksi, ojek online, atau angkutan kota (angkot) untuk menuju ke lokasi ini. Rute angkutan umum yang melewati masjidi adalah angkot dengan trayek Amplas-Simpang Baru dan Amplas-Pematang Siantar.

Bisa juga menggunakan kereta api nanti, turun di Stasiun Kereta Api Medan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum atau taksi. Jarak antara stasiun kereta api dan Masjid Raya Al-Mashun Medan sekitar 5 km.

Bila masuk ke Kota Medan memakai Bus kamu bisa turun di Terminal Amplas atau Terminal Pinang Baris, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkot atau taksi. Jarak antara terminal dan Tempat Ibadah tersebut sekitar 3-4 km.

Must Read

Related Articles