Dalam sebuah penelitian terbaru, pola makan vegan dan omnivora ternyata mempunyai dampak kesehatan berbeda. Hal ini dapat dibuktikan melalui evaluasi yang dilakukan oleh dua orang kembar identik.
Dari hasil penelitian tersebut ada sesuatu yang cukup menarik sehingga memunculkan sebuah pertanyaan, manfaatnya untuk kesehatan tubuh lebih bagus mana, vegan atau omnivora.
Desain Penelitian yang Unik
Penelitian ini, yang diterbitkan di Journal of American Medical Association (JAMA), memiliki desain penelitian yang unik. Setiap pasangan kembar sekaligus memiliki genetika identik, diberi pola makan secara acak.
Satu kembar mengikuti pola makan vegan, sementara kembar lainnya mengikuti pola makan omnivora. Menariknya, para peserta tidak memiliki kontrol atas makanan mereka sendiri selama penelitian, sehingga memastikan hasil yang lebih objektif dan tingkat akuratnya cukup tinggi.
Menurut Dr. Christopher Gardner, seorang profesor kedokteran di Stanford University School of Medicine dan penulis senior studi tersebut, menggunakan saudara kembar identik. Kondisi adalah pendekatan yang penting untuk meminimalkan berbagai macam faktor luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian terkait nutrisi.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan data yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan uji klinis acak lainnya. Karena secara kondisi keduanya sama jadi mudah dilakukan perbandingan.
Hasil Menarik
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan vegan memberikan manfaat kesehatan kardiometabolik yang lebih baik dibandingkan dengan pola makan omnivora. Selama delapan minggu, peserta vegan mengalami penurunan kadar insulin sebesar 20%, penurunan kadar LDL “buruk” sebesar 12%, penurunan kolesterol “buruk” sebesar 12%, dan penurunan 3% berat badan secara keseluruhan.
Menariknya, kelompok omnivora tidak mengalami perubahan berarti yang membahayakan kesehatan mereka. Sebuah hasil mengejutkan dan sangat berarti bagi dunia kesehatan.
“Banyak manfaat (pola makan vegan) diuraikan dalam penelitian ini dan didukung oleh penelitian lain,” kata Jen Messer, seorang ahli diet terdaftar dan presiden terpilih dari New Hampshire Academy of Nutrition and Dietetics. Menurutnya, manfaat kesehatan jantung yang dihasilkan oleh vegan seperti ini diharapkan dengan “pola makan vegan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein nabati.”
Dr. Gardner menegaskan bahwa hasil penelitian ini tidak bermakna bahwa veganisme adalah pilihan yang lebih baik daripada omnivora secara mutlak. Sebaliknya, ia menyarankan bahwa terdapat manfaat parsial yang bisa dirasakan dengan mengganti sebagian daging dalam pola makan seseorang dengan lebih banyak makanan nabati.
Menariknya, penelitian ini hanya menyentuh permukaan manfaat kesehatan dari pola makan vegan. Gardner menyatakan bahwa masih ada manfaat kesehatan lainnya bagi kelompok vegan yang masih dianalisis, dan hasil tersebut akan dipublikasikan dalam penelitian selanjutnya.
Pehamanan Veganisme Bisa Berkembang
Oleh karena itu, pemahaman kita tentang manfaat kesehatan veganisme mungkin akan semakin berkembang seiring dengan penelitian lebih lanjut. Kondisi ini bisa dijadikan sebagai bagian kampanye terhadap kesehatan tubuh.
Sementara hasil penelitian ini menunjukkan manfaat yang signifikan dari pola makan vegan. Penting untuk diingat bahwa ini bukan ajakan agar semua orang menjadi vegan. Dengan pengakuan bahwa manfaat tersebut dapat dicapai dengan mengganti sebagian daging dengan makanan nabati, individu dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan nutrisi mereka.
Penting juga untuk mencatat bahwa setiap keputusan terkait pola makan harus dibuat dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan individu. Selain itu memperhatikan pula preferensi pribadi, dan saran dari profesional kesehatan.
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak penelitian dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan antara pola makan dan kesehatan, membantu kita membuat keputusan yang lebih informasional tentang gaya hidup.
Sumber: Today.com