Beberapa waktu lalu, terdengar kabar artis tampan Aliando Syarief menderita penyakit gangguan mental OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder. Bahasa mudahnya adalah orang tersebut memiliki hasrat atau obsesi yang sulit untuk dikendalikan.
Untuk memahaminya cobalah lihat contoh ini. Seseorang setelah terkena kotoran kecil, maka mereka akan mencuci tangannya sampai 7 kali dengan menggunakan sabun. Perilaku tersebut terjadi tanpa diluar kendalinya.
Walaupun pada dasarnya orang itu tidak ingin melakukannya. Hanya saja, mereka secara sadar dan sulit untuk menahan diri mencuci tangan hingga 7 kali menggunakan sabun, terlalu berlebihan memang iya. Hanya saja, orang itu sulit menghentikannya.
Mengenal penyakit gangguan mental OCD lebih jauh
Walau tidak terlalu membahayakan untuk orang lain, perilaku tersebut membuat penderitanya sulit bersosialisasi dengan lingkungan. Faktor utama mengapa seseorang menderitanya adalah genetika atau keturunan.
Bila memang seluruh keluarganya tidak mengalaminya, kemungkinan besar karena lingkungan sekitar. Misalnya saja, sewaktu kecil mereka sering direndahkan atau diremehkan. Di satu sisi, kekuatan mentalnya kurang baik.
Bukannya dijadikan sebagai sebuah semangat membuktikan kepada mereka, justru menjadi boomerang sehingga, mengalami gejala seperti ini. Perasaan ingin menjadi lebih baik dan sempurna menuntut dirinya melakukan secara berlebihan.
Contohnya seperti disebutkan sebelumnya, di mana penderita OCD mencuci tangan sampai 7 kali dengan menggunakan sabun. Karena, dalam dirinya sendiri merasa terkena kotoran tersebut membuatnya menjadi sorotan dan cemoohan, jadi harus segera dibersihkan agar semua orang tidak ketahuan, harus 7 kali. Ini hanya contoh kasus yang termasuk ringan ya, Ladies.
Kondisi ini menyebabkannya sulit menjalani kehidupan normal. Apalagi kalau gangguan tersebut terjadi lebih dari satu kegiatan, sangat menyusahkan bukan? Oleh karena itu, perlu ada penanganan secepat mungkin.
Penyebab dan gejala dari OCD
Penyakit gangguan mental OCD mempunyai penyebab dan gejala yang harus diketahui oleh semua orang. Perhatikan dengan benar, agar pengobatannya bisa berjalan secara intensif, dan tidak terjadi keterlambatan penanganan.
Pada umumnya, penyakit ini sering menyerang para remaja, dewasa, bahkan anak-anak juga sering mengalaminya. Pada usia remaja, ketika usia 19 tahun baru terjadi dan terdeteksi, kalau anak-anak lebih sering laki-laki daripada perempuan.
Menurut penelitian penyebab utama terjadinya Obsessive-Compulsive Disorder memang belum diketahui. Hanya saja, sampai saat ini dokter masih menyimpulkan adanya ketakutan, tekanan, dan keinginan kuat untuk berbuat sesuatu dalam satu waktu.
Sayangnya, keadaan mental mereka belum sanggup menerimanya sehingga terjadi penyakit gangguan mental OCD tersebut. Untuk gejalanya sendiri memang sangat sulit diketahui, karena apa yang dilakukannya seperti manusia normal pada umumnya.
Tetapi, kalau mereka jeli akan terlihat sekali bagaimana perbedaan sikap tersebut. Misalnya saja, meraut pensil sampai sangat lancip dan kalau masih tumpul atau patah dibuang ambil lagi. Kondisi itu sangat sederhana dan bisa jadi dia adalah perfeksionis.
Baca juga: Hidup Sendiri Memiliki Risiko Tingkat Gangguan Mental Lebih Tinggi
Hanya saja, kalau sudah membuangnya sebanyak 10 pensil apakah itu disebut dengan perfeksionis? Pasti ada gangguan dalam dirinya sehingga, harus melakukan hal tersebut. Maka, coba perhatikan dengan benar, karena mereka sendiri tidak sadar.
Hal seperti inilah yang dialami oleh Aliando Syarief yang saat ini masih dalam tahap pengobatan secara intensif. Dalam kasusnya mungkin, tekanan dan harapan tinggi dari lingkungan sekitar yang membuatnya kurang mampu merespons secara positif.
Diagnosis dan pengobatan secara intensif
Penyakit gangguan mental OCD sendiri biasanya akan diperiksa secara menyeluruh di laboratorium. mulai dari fungsi tiroid, skrining, obat-obatan dan lain sebagainya. Hanya saja, ada kabar buruk bagi para penderitanya.
Di mana penderitanya tidak bisa disembuhkan, hanya mampu mengurangi aktivitasnya sehingga, mereka bisa hidup secara sosial. Dengan melakukan psikoterapi serta obat-obatan, sebenarnya bisa sembuh.
Tetapi, kalau muncul lagi kecemasan atau faktor utama yang menyebabkannya menjadi seperti itu maka, OCD akan kembali muncul. Tidak heran bila, psikoterapi setelah pasien sedikit sembuh akan fokus pada pemulihan trauma, ketakutan, kecemasan sampai rasa depresi.
Untuk mencegahnya cukup mudah, cobalah jangan memberikan tekanan berlebih terhadap anak, adik, atau juga kakak. Buat diri kamu sebagai tempat terbaik untuk berkeluh kesah, dengan begini beban mereka mampu berkurang walau hanya sedikit.
Sementara, untuk pencegahan terhadap dirimu sendiri, bisa dengan mengubah tekanan tersebut ke sesuatu hal yang positif sesuai keinginan kamu. Penyakit gangguan mental OCD merupakan kelemahan mental karena lingkungan sekitar yang menekannya terlalu keras.