Seperti yang sudah Ladies ketahui bahwa tidur amatlah penting bagi kesehatan dan kebugaran tubuh, baik mental maupun fisik. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila banyak orang ingin mendapatkan kualitas tidur sebaik mungkin. Bahkan, saking pentingnya kualitas tidur ini, berbagai aplikasi pelacak jam dan kualitas tidur sudah bertebaran di application store. Ladies bisa loh mengeceknya di PlayStore, berbagai perusahaan aplikasi sudah merilis sleep tracker versi mereka masing-masing, seperti Sleep as Android, Runtastic Sleep Better, PrimeNap Sleep Tracker, Sleep Debt Tracker, Sleep Tracker, dan masih banyak lagi.
Maraknya aplikasi sleep tracker ini bukan saja karena para konsumen ingin mendapatkan kualitas tidur yang baik, tetapi juga karena maraknya gangguan tidur yang dialami orang-orang di era modern ini.
Tidur terfragmentasi (sering bangun di malam hari) serta insomnia adalah dua gangguan tidur yang paling sering dialami oleh manusia saat ini. Ada berbagai hal yang dapat memicu dua gangguan tidur tersebut, di antaranya adalah kesepian dan stres. Dua gangguan tidur tersebut sangatlah mengganggu pola hidup penderita. Bahkan, bisa mengakibatkan gangguan serta penyakit lain. Maka, sangat wajar apabila aplikasi sleep tracker hadir. Bagaimanapun di era digitalisasi ini, gadget sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Akan tetapi, menurut penelitian, mengandalkan teknologi untuk mengatasi gangguan tidur ternyata tidak selalu baik. Salah-salah malah dapat mengakibatkan gangguan lain yang disebut orthosomnia.
Para peneliti menjelaskan terminologi orthosomnia sebagai orang yang terobsesi untuk mendapatkan kualitas tidur yang sempurna.
Setelah meneliti efek aplikasi sleep tracker terhadap kebiasaan tidur orang dewasa di Amerika Serikat, yang 10%-nya diestimasikan menggunakan aplikasi sleep tracker, peneliti menemukan bahwa penggunakan aplikasi sleep tracker dapat meningkatkan kecemasan atau perfeksionisme pengguna terkait dengan tidurnya. Sebagai konsekuensinya, para pengguna akan berusaha mencari pengobatan karena merasa bahwa tidurnya tidak cukup.
Meskipun hasil penelitian ini tidak memperhitungkan apakah para pengguna sebelumnya pernah menderita gangguan tidur, tetapi temuan ini menegaskan bahwa manusia sebaiknya lebih memilih untuk mendengarkan tubuhnya sendiri daripada memercayai aplikasi sleep trackers. Aplikasi sleep trackers memanglah memiliki data mengenai jam tidur ideal serta jam tidur pengguna, akan tetapi aplikasi tersebut tidak memiliki data yang akurat mengenai kalori tubuh atau jumlah jam olahraga yang sudah dilakukan. Alih-alih menggunakan sleep tracker, lebih baik dengarkan tubuh dan beristirahatlah sesuai kebutuhan.
Sumber: Pop Sugar, Foto cover: makingdifferent.com