OUR NETWORK

Jangan Sampai Tertukar! Inilah Perbedaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makanan

Perutmu terasa begitu mual dan menyakitkan. Namun kamu bingung apakah kamu terkena gastroenteritis atau yang biasa disebut flu perut, ataukah keracunan makanan. Memang apa sih perbedaan keduanya?

Apa itu gastroenteritis?

Jangan Sampai Tertukar! Inilah Perbedaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makanan
Foto: pexels.com

Gastroenteritis umumnya disebabkan oleh virus seperti norovirus, rotavirus, dan adenovirus, menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK). Meskipun beberapa kalangan menyebut penyakit ini sebagai flu perut, penyakit ini sama sekali tidak terkait dengan influenza, atau flu, yang merupakan virus pernapasan.

Cara paling umum untuk mendapatkan gastroenteritis adalah dengan melakukan kontak langsung dengan seseorang yang sakit atau dengan menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi dengan tinja atau muntah dari seseorang yang terpapar virus. Ladies juga bisa terpapar virus gastroenteritis setelah makan makanan yang disiapkan atau disajikan oleh seseorang yang memiliki virus.

Apa itu keracunan makanan?

Jangan Sampai Tertukar! Inilah Perbedaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makanan
Foto: pexels.com

Sementara itu keracunan makanan bisa disebabkan oleh virus seperti norovirus (atau hepatitis A), juga bisa disebabkan oleh banyak kuman lain termasuk bakteri seperti salmonella, E.coli, atau Listeria, atau parasit seperti Giardia atau Cryptosporidium, menurut Dr. De Latour.

Apa perbedaan antara keduanya?

“Mengetahui perbedaan antara keduanya bisa menjadi cukup sulit jika Anda tidak menyadari telah melakukan kontak dengan seseorang yang terkena gastroenteritis”, kata Rabia De Latour, MD, ahli gastroenterologi di NYU Langone Health. 

Meskipun keracunan makanan karena bakteri umumnya muncul dalam satu hingga delapan jam setelah makan, gejala gastroenteritis tidak akan muncul sampai 24 hingga 48 jam berada di sekitar orang yang menularimu—dan orang itu mungkin juga belum menunjukkan gejala. “Ada masa inkubasi ini,” kata Dr. De Latour. “Mereka berjalan-jalan dan agak menular.” 

Begitu gejalanya muncul, penyakit perut dan keracunan makanan bisa terlihat hampir sama: sakit perut, mual, muntah, dan diare. Gejalanya bisa ringan atau berat, tergantung pada kuman dan kerentanan seseorang terhadapnya. Beberapa tanda bahwa gejala yang Ladies alami serius adalah demam tinggi atau darah dalam tinja, kata Neal Shipley, MD, direktur medis Northwell Health-GoHealth Urgent Care. “Penyakit virus biasanya kurang agresif,” katanya.

Baca juga: Amankah Makan Makanan Fermentasi saat Perut Kosong?

Temui dokter jika Ladies mengalami demam tinggi atau muntah/feses berdarah, atau gejalamu tidak berkurang dalam dua hari. Tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut atau tenggorokan kering, produksi urin rendah, atau merasa pusing saat berdiri, juga merupakan alasan untuk mencari bantuan.

Jika gejalamu tidak serius, coba telusuri kembali aktivitasmu untuk mencari tahu apakah Ladies makan sesuatu yang sudah basi atau tidak sepenuhnya matang. “Jika orang lain yang makan bersamamu juga memiliki masalah perut yang sama, ada kemungkinan Anda semua keracunan makanan,” kata Dr. De Latour.

Bagaimana cara mengobati flu perut atau keracunan makanan?

Jangan Sampai Tertukar! Inilah Perbedaan antara Gastroenteritis dan Keracunan Makanan
Foto: pexels.com

Gastroenteritis virus dan keracunan makanan pada umumnya diperlakukan dengan cara yang sama—minum banyak air mineral hingga mengonsumsi makanan hambar—tetapi mengetahui perbedaannya akan membantu jika Ladies memutuskan untuk berkonsultasi pada dokter. “Antibiotik (yang hanya bekerja melawan bakteri) tidak akan membantu gejala gastroenteritis virus sama sekali,” kata Dr. Shipley. Sebagai gantinya, dokter mungkin meresepkan obat yang dirancang khusus untuk sakit perut atau merekomendasikan produk yang dijual bebas.

“Mencuci tangan lebih sering akan membantu menangkal virus penyebab penyakit perut dan jenis bakteri serta virus lain yang menyebabkan keracunan makanan,” kata Dr. De Latour.

Cara penting lainnya untuk menghindari keracunan makanan adalah memasak makanan secara menyeluruh dan pada suhu yang cukup tinggi; hindari produk yang tidak dipasteurisasi dan susu mentah; dan praktikkan kebersihan yang baik di dapur untuk menghindari makanan yang terkontaminasi silang saat memasak.

Semoga kamu sehat selalu dan terhindari dari dua penyakit ini, Ladies!

 

Sumber: thehealthy.com

Must Read

Related Articles