Di suatu momen mungkin kamu akhirnya menyadari bahwa belakang telingamu ternyata … berbau?
“Bukan hal yang aneh bagi seseorang untuk merasakan bau tidak sedap di belakang telinga. Ini adalah wilayah yang cenderung memerangkap keringat dan kelembapan, yang dapat menjadi pemicu munculnya bau tidak sedap,” jelas S. Tyler Hollmig, MD, direktur bedah dermatologi dan direktur dermatologi laser dan kosmetik di The University of Texas di Austin seperti yang dilansir LiveStrong.com.
Mungkin hal ini membuatmu bertanya-tanya, apa sih penyebab bau tidak sedap di belakang telinga ini. Yuk simak ulasan dari Dr. Hollmig mengenai penyebab bau tidak sedap di belakang telinga di bawah ini!
1. Minyak dan kotoran menumpuk di sana
T zone wajah merupakan area yang sangat berminyak, begitu pula area di belakang telinga.
Wilayah ini “relatif kaya akan kelenjar sebaceous, yang mengeluarkan minyak dan zat berminyak lainnya. Campuran tersebut mungkin menumpuk karena kurangnya pembersihan,” kata Dr. Hollmig.
Sebum memiliki bau keju, katanya, dan jumlah sebum yang dikeluarkan setiap orang sangat bergantung pada setiap individu.
Namun, tenang saja Ladies, cukup dengan mandi setiap hari dengan sabun sudah cukup untuk mengatasi bau di belakang telinga ini.
2. Bakteri kulit biasa
Selain minyak berlebih, bakteri di kulit juga menjadi faktor penyebab bau tak sedap. Produk rambut dan polusi juga dapat terkumpul di sana dan berkontribusi terhadap bau, kata Dr. Hollmig.
Lagi-lagi hal ini dapat diatasi dengan mandi yang bersih dan menyeluruh. Meskipun kamu tidak keramas setiap hari, pastikan kamu membilas telingamu, Ladies.
3. Kondisi kulit
Karena area di belakang telinga kaya akan kelenjar sebaceous, area ini juga rentan terhadap dermatitis seboroik (SD), menurut ulasan pada bulan Desember 2015 di Journal of Clinical and Investigative Dermatology.
Ditandai dengan rasa gatal, kulit mengelupas dan meradang, serta area yang mengeras dan mengeluarkan cairan, SD biasanya muncul di kulit kepala, tapi bisa juga menyerang area lain yang dipenuhi sebum, seperti di belakang telinga, dada bagian atas, dan wajah, para peneliti menunjukkan.
Pada bayi, dermatitis seboroik dikenal sebagai cradle cap, namun penyakit ini menyerang hingga 3 persen populasi orang dewasa, dan diperkirakan jenis jamur tertentu mungkin menjadi penyebabnya.
“Ini biasanya tidak berbau dengan sendirinya, meskipun dapat menghasilkan serpihan kuning berminyak yang dapat memerangkap keringat dan bahan lainnya, sehingga menyebabkan bau apek atau bau tidak sedap lainnya,” kata Dr. Hollmig.
Terutama jika kamu juga memiliki kulit kepala yang bau, temui dokter kulit, yang mungkin menyarankan resep krim atau sampo atau antijamur untuk membersihkan kerak.
4. Menggunakan sesuatu yang dikaitkan ke telinga
Saat Andakamu mengenakan sesuatu di sekitar telinga, seperti kacamata, masker wajah, penutup telinga, atau helm, tali atau bingkainya memerangkap sebum, polusi, dan bakteri, kata Dr. Hollmig.
“Jika tidak ada tempat untuk keluar, penumpukannya dapat menyebabkan jerawat, bau tidak sedap, dan berbagai kondisi kulit lainnya, seperti dermatitis,” jelasnya.
Selain membersihkan area telinga, cucilah barang-barang yang menempel di telinga secara rutin untuk mencegah bakteri dan bau tidak sedap.
5. Masalah dari tindik telinga
Jika kamu merasakan nyeri, bengkak, dan keluarnya cairan,selain mencium bau tidak sedap, dan kamubaru saja menerima tindikan baru, mungkin itu adalah infeksi.
“Infeksi dapat terjadi jika penindikan tidak dilakukan di lingkungan yang steril, tempat bakteri atau organisme lain menempel di kulit,” kata Dr. Hollmig. Masalah kulit lain yang terkait dengan tindik adalah iritasi dan alergi.
Untuk mengatasi masalah ini, temui dokter atau dokter kulit. Perawatan untuk infeksi termasuk antibiotik dan kamu mungkin harus menghilangkan tindikannya, katanya.
Cara terbaik membersihkan bagian belakang telinga
Cara terbaik untuk membersihkan belakang telinga adalah konsisten mencucinya setiap hari dengan pembersih lembut. Ladies dapat menggunakan sabun apa saja, baik sabun mandi ataupun sabun wajah. Meskipun tidak sekuat sabun mandi, sabun wajah tetap cukup kuat untuk menghilangkan kulit mati, kotoran, sebum, lilin, dan bakteri.
Selain itu hindari penggunaan scrub yang terlalu keras karena rentan memicu infeksi dan eksim.
Sumber: livestrong.com