Ladies tertarik dengan pola hidup veganisme? Menurut Wikipedia, veganisme adalah sebuah filosofi dan gaya hidup yang peduli dan mempraktikkan kehidupan tanpa segala bentuk eksploitasi hewan, baik itu penolakan untuk mengonsumsi hewan untuk makanan, pakaian, serta penolakan uji coba pada hewan. Orang yang mempraktikkan veganisme disebut vegan.
Baca juga: Kabar Gembira, Milk Makeup Putuskan Menjadi 100 Persen Vegan
Namun, vegan berbeda dengan vegetarian lho, Ladies. Vegetarian masih mengosumsi produk olahan hewan seperti susu, telur, dan keju. Berbeda dengan vegan yang sama sekali tidak mengonsumsi daging dan produk hewani. Jika kamu tertarik menjadi seorang vegan, mitos berikut perlu kamu tengok dulu nih ladies. Beberapa menimbulkan resiko bahkan membahayakan bagi tubuh. Yuk, kita simak.
1. Diet vegan adalah tradisi yang harus diteruskan.
Setiap jenis makanan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Konsumsi sayuran memang baik dan telah dilakukan sejak dahulu. Namun, ini bukanlah sebuah keharusan. Jika kedua orang tuamu vegan, bukan berarti kamu harus menjadi vegan juga. Intinya jangan menjadi vegan karena ikut-ikutan ya. Hehe…
2. Vegan adalah solusi bagi individu yang memiliki kelainan sulit mencerna daging dan produk hewani, kulit berjerawat, pembengkakan, dan berat berlebih.
Hal ini justru salah lho. Ketika kamu punya jenis makanan tertentu yang intoleran dengan tubuhmu, bukan berarti kamu harus berhenti memakannya. Kunci utamanya adalah nutrisi yang seimbang dan pola makan teratur. Sama halnya jika kamu memiliki masalah kulit dan berat badan, bukan salah daging dan produk hewaninya tapi pola makan kita yang tidak tepat.
3. Diet vegan kaya akan protein kualitas tinggi.
Sayangnya pernyataan ini salah. Protein hewani secara ilmiah terbukti tidak bisa digantikan oleh protein nabati sehingga kamu tetap perlu mengonsumsinya.
4. Walaupun tanaman tidak memiliki vitamin A namun terdapat prekursor vitamin A jadi kebutuhan vitamin A bisa terpenuhi.
Vitamin A hanya terdapat di produk hewani. Memang produk nabati memiliki prekursor vitamin A yang bisa diubah ke vitamin A, tapi proses ini memerlukan kerja organ hati dan usus. Jadi, tidak sesimpel itu ya.
5. Dogma dalam diet.
Ada dogma yang menyatakan “Jika itu tidak berhasil untukmu, maka bukan dietnya yang salah tapi kamu yang salah melakukan dietnya.”
Jangan sampai kamu termakan pernyataan diatas ya. Setiap orang memiliki pola makan sendiri yang unik tergantung tubuhnya. Jika kamu tidak cocok dengan satu tipe diet, bukan salah dirimu tapi memang tubuhmu tidak cocok dengan pola makan tersebut.
6. Tidak ada efek negatif dari diet vegan.
Tubuh mudah beradaptasi sehingga efek negatif dari diet vegan baru terlihat setelah sekian lama. Jadi, bukan karena tidak ada efek sampingnya, cuma belum kelihatan aja, Ladies. Kasus seperti kekurangan protein dan nutrisi larut lemak akan mengganggu fungsi hormon, kelenjar tiroid, serta terganggunya detoksifikasi tubuh, dan baru terlihat berbulan-bulan dan bertahun-tahun setelahnya.
7. Produk kedelai adalah sumber protein vegan.
Kedelai memang kaya protein, tapi kedelai juga sulit dicerna oleh tubuh, menurunkan daya kerja tiroid, mengandung asam fitat dan inhibitor tripsin yang menurunkan daya cerna nutrisi, jadi tidak cocok sebagai sumber protein utama.
Baca juga: 3 Makanan ‘Sehat Ini Ternyata Tidak Menyehatkan. Apa Saja?
8. Kacang-kacangan juga merupakan sumber protein vegan.
Kacang-kacangan juga memiliki masalah yang sama dengan kedelai, mereka sulit dicerna tubuh. Mereka juga mengandung enzim inhibitor dan asam fitat yang menurunkan daya cerna mineral.
Nggak ada salahnya mencoba veganisme jika kamu memang percaya dengan values-nya dan memang ingin melakukannya, Ladies. Tapi, saran dari kami, lakukan secara bertahap ya.
Sumber: butternutrition, Foto cover: unsplash