Selama masa pandemic Covid-19, setiap individu dituntut untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan, salah satunya social dan physical distancing. Namun, sebagai makhluk sosial, jika tindakan ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dapat berpotensi mengganggu sistem dukungan sosial dan rutinitas yang selama ini dilakukan. Akibatnya, hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental dari individu itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, National Alliance on Mental Illness merekomendasikan setiap individu untuk tetap menjaga rutinitas ‘bersiap-siap’ setiap harinya meski bekerja di rumah.
Psikolog di Baptist Behavioral Health, De’Von Patterson, mengatakan, meski sederhana, rutinitas bangun tidur, mandi, dan bersiap-siap untuk bekerja akan membantu mental seseorang tetap sehat. Menurutnya, hal ini dikarenakan manusia suka mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, sebaliknya, ketidakpastian dapat menimbulkan kecemasan di dalam dirinya.
“Ketika tidak mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, untuk sebagian orang ini bisa menjadi tantangan, namun tidak pada sebagian lainnya. Dengan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya dapat menjadi hiburan bagi individu itu sendiri,” jelasnya.
Sebaliknya, jika dibiarkan, ketidaktahuan atas apa yang terjadi dapat menimbulkan kecemasan yang berlanjut pada menurunnya produktivitas kerja hingga merasa tertekan.
Menurut Patterson, rutinitas bersiap-siap ketika akan berangkat bekerja, seperti mandi, berganti pakaian, dan berdandan dapat mencegah dampak buruk tersebut. Selain menjaga kesehatan mental, aktivitas ini juga dapat membantu menyiapkan otak untuk memulai rutinitas kerja.
“Ada sesuatu yang disebut dengan kontrol stimulus, di mana, perilaku seseorang ditentukan oleh serangkaian isyarat tertentu. Beberapa orang mungkin lebih mudah menjadi produktif jika mereka menciptakan kembali isyarat-isyarat tertentu yang berkaitan dengan produktivitas mereka. Ketika mereka bersiap-siap, itu menempatkan pola pikir dan tubuh mereka pada set untuk bekerja atau belajar,” ucapnya.
Baca juga: Tips Tetap Produktif dan Termotivasi Meski Kerja di Rumah Menurut Para Ahli
Senada dengan Patterson, psikoterapis berlisensi dan CEO Therapy.Live’s Prepare U mental health curriculum, Ryan G. Beale, mengatakan, bersiap-siap dapat menjadi pendorong tubuh untuk berganti mode dari istirahat menjadi bekerja atau belajar.
“Tidak perlu mengenakan sesuatu yang formal, tetapi dengan berganti pakaian semacam memberi tahu otak atas apa yang akan terjadi dan membantu tubuh menggeser persneling ke mode belajar atau bekerja. Jika hal ini tidak dilakukan secara rutin, kemungkinan besar kamu akan mengalami sedikit groundhog day dan dapat menjebakmu dalam ketakutan,” ujarnya.
Psikolog di Baptist Behavioral Health, Stefanie Schwartz, juga menyarankan untuk tidak melupakan detail kecil yang dinikmati selama melakukan persiapan.
Seperti mendengarkan musik, style rambut dan riasan andalan, dan momen tertentu yang teringat ketika mengenakan suatu barang.
“Ini bersifat individual, tapi lakukanlah apa yang membuatmu merasa baik. Jika riasan atau gaya rambut tertentu membuatmu nyaman, lakukanlah. Alih-alih tidak melakukan apapun karena hal itu hanya akan berdampak sebaliknya,” ucap Schwartz.
Tidak hanya ketika akan bekerja, Schwartz juga menyarankan untuk melakukan aktivitas sekecil apapun, misalnya memanjakan diri seperti mempercantik kuku hingga mewarnai rambut dapat menjadi langkah positif untuk menjaga kesehatan mental. Diri yang fleksibel dengan terus menjalankan rutinitas dan kegiatan lainnya, bagi para ahli merupakan langkah paling baik untuk mengurangi kecemasan dan depresi selama masa karantina diri.
Sumber: Huffpost