OUR NETWORK

Kenali Lebih Dalam “Lockdown Fatigue” dan Cara Mengatasinya

Alih-alih berakhir, memasuki tahun 2021, masa pandemi justru diperpanjang. Masyarakat ‘terpaksa’ harus melanjutkan pengelolaan seluruh kegiatannya tetap dilakukan di rumah. Akan tetapi, masalah yang muncul bukan hanya berkaitan dengan kegiatan dan pekerjaan, melainkan juga kesehatan mental. Tak sedikit individu yang merasa kelelahan dengan lockdown ini. Kondisi yang biasa dikenal dengan nama lockdown fatigue ini dimanifestasikan dalam berbagai cara. Apakah kamu juga tengah mengalami lockdown fatigue?

Lockdown fatigue sendiri ialah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan lelah atau tubuh yang terus-menerus selama lockdown lanjutan ini. Perasaan ini terlihat dari bagaimana orang-orang mengeluh tentang rasa lelah, gelisah, ke media sosial. Tapi, semua ini tidak berhubungan dengan apa yang telah mereka lakukan hari itu, loh! Pada akhirnya, perasaan ini membuat seseorang mengalami kondisi bernama sleep inertia.

Secara medis, hal ini mengacu pada fase antara tidur dan terjaga di mana orang tersebut juga tidak merasa benar-benar terjaga.

Alih-alih segar, orang yang mengalaminya akan terus merasa mengantuk dan kesulitan meyelesaikan tugas sehari-hari. Tak jarang, mood-nya pun cenderung buruk hingga uring-uring­-an. Menurut Profesor Ilmu Saraf dan Psikologi di Universitas California, sekaligus penulis Why We Sleep, Matthew Walker, sleep inertia terjadi ketika ‘rasa kantuk masih berkeliaran di otak’. Ketika kondisi ini terjadi pada seseorang, saat bangun, otaknya membutuhkan waktu untuk beradaptasi lebih lama dari biasanya. Begitu pula saat tidur, ia tidak dapat memperoleh tidur yang berkualitas karena reaksi alami tubuh terhadap stres dan perubahan.

Kenali Lebih Dalam “Lockdown Fatigue” dan Cara Mengatasinya
Foto: verywellmind.com

Kecemasan terkait ancaman COVID-19, masalah keuangan, keterbatasan berkegiatan dan lainnya dapat meningkatkan stres lebih tinggi dari sebelumnya. Akhirnya, pola tidur pun terganggu. So, alih-alih banyak istirahat karena diam di rumah, lockdown justru membuat individu lebih sulit beristirahat dibandingkan sebelumnya.

Menyadari banyaknya individu mengalami hal ini, para pakar medis berbagi tips yang dapat membantu mengurangi lockdown fatigue. Menurut Mental Health Foundation salah satunya ialah melakukan aktivitas fisik rutin. Hal ini dinilai dapat mengurangi tingkat kecemasan pada penderita lockdown fatigue dengan gejala ringan dan juga membantu mengobati kecemasan klinis. Studi menemukan, orang yang melakukan aktivitas fisik secara rutin merasa lebih tenang dan terjaga dibandingkan sebelumnya. Cara ini juga berpengaruh dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik. Tidak perlu aktivitas fisik yang berat, cukup melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang dapat kamu lakukan secara rutin. Misalnya jalan-jalan pagi menikmati paparan vitamin D yang dapat meningkatkan energi pada tubuh. Rutinitas-rutinitas kecil yang kamu lakukan ini dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Pasalnya, hal ini menggantikan normalitas yang hilang sejak lockdown terjadi.

Dalam prosesnya, kamu juga perlu menjauhkan diri dari kafein, ya Ladies. Pasalnya, kafein bekerja dengan memblokir efek adenosin, zat kimia di otak yang membuatmu merasa lelah.

Pada saat yang sama, ia memicu pelepasan adrenalin yang terkait dengan peningkatan energi. Akan tetapi, dalam dosis tinggi, kafein dapat menyebabkan kecemasan dan kegugupan. Pernapasanmu juga menjadi cepat dan dapat membuat tingkat stresmu meningkat.

Kenali Lebih Dalam “Lockdown Fatigue” dan Cara Mengatasinya
Foto: psy-visions.com

Hindari pula mengemil saat larut malam dan menggantinya dengan minum lebih banyak air. Mengonsumsi air dapat membantu fungsi tubuh bekerja dengan baik dan membantu tubuh memperoleh tidur yang berkualitas. Mengingat, beranjak tidur dengan kondisi dehidrasi ringan dapat mengganggu kualitas tidurmu. Pasalnya, menurut Powles, dehidrasi menyebabkan rongga mulut dan hidung kering. Hal ini membuatmu mengeluarkan dengkuran yang mengganggu tidur dan tenggorokan kering pada pagi hari. Tentunya, air dengan kandungan non-kafein, ya Ladies.

Baca juga: Mengalami Depresi Pertama Kalinya Tidaklah Mudah Tips-Tips Berikut Bisa Membantu

Cara lain yang dapat mengurangi lockdown fatigue bagi para ahli ialah menangis. Terdengar sederhana, namun, cara ini memberikan dampak yang cukup besar. Berdasarkan sebuah studi tahun 2014 di AS, ditemukan bahwa menangis dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis (PNS) yang membantu orang merasa rileks. Selain itu, air mata juga melepaskan hormon stres dan bahan kimia, termasuk oksitosin dan endorfin yang dapat membantu memperbaiki suasana hati.

That’s it, beberapa pertanda dan cara yang direkomendasikan para ahli untuk mengatasi lockdown fatigue yang kamu alami, Ladies. Bila cara-cara di atas tidak berhasil, ada baiknya kamu segera meminta bantuan ahli dengan mengunjungi dokter terkait.

 

Sumber: Metro.co.uk

Must Read

Related Articles