September ditandai sebagai bulan Alzheimer sedunia. Dalam memperingati peringatan ke-9 ini, Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) menghadirkan rangkaian webinar dengan tema “Let’s talk About Dementia” atau “Mari Berbicara Seputar Demensia.” Di bulan September ini, ada total 30 acara webinar yang dapat diikuti masyarakat untuk mengetahui secara lanjut tentang demensia Alzheimer dan bagaimana pandemi memengaruhi pengalaman Orang DEngan Demensia (ODD).
Demensia merupakan gejala penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak. Sedangkan demensia Alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi emosi, daya ingat, dan pengambilan keputusan seseorang dan biasa disebut pikun.
Dalam virtual media briefing pada Jumat (4/9) petang, Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas ALZI, DY Suharya memberikan pemaparannya. “Berdasarkan penelitian kolaboratif antara London School of Economics dan University College of London, secara global, sekitar 75% kematian pasien yang terpapar Covid-19 adalah orang dengan demensia sebagai penyakit penyerta (underlying condition). Usia merupakan faktor terbesar terkait dengan demensia, golongan lansia memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan Covid-19, dengan 86% kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas.” Kondisi pandemi ini juga membuat banyak orang rentan merasa kesepian, kecemasan, dan depresi, tak terkecuali ODD dan para caregivers.
Perubahan sikap karena adaptasi dengan situasi di kebiasaan baru juga berdampak pada kepedulian masyarakat terhadap kesehatan otak, Ladies. Ahli syaraf dan Dekan UNIKA Atma Jaya Dr. dr. Yuda Turana, SpS. menjelaskan bahwa semakin banyak orang yang bertanya seputar kesehatan mental dan kesehatan otak. “Namun, kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak di antaranya merasa kesulitan dan takut untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi secara langsung.” Walau banyak rumah sakit yang menyediakan konsultasi online, tentunya nggak bisa menggantikan sepenuhnya pemeriksaan fisik saat datang langsung ke rumah sakit ya, Ladies. “Di sisi lain, sistem pelayanan kesehatan juga membatasi pendamping dan adanya ruang isolasi tanpa pendamping, dengan jumlah tenaga kesehtan rumah sakit belum sepenuhnya memadai menadi permasalah besar pasien lansia dengan demensia di rumah sakit.”
Pada tahun 2016 saja di Indonesia diperkirakan telah ada sekitar 1,2 juta ODD.
Angka ini berpotensi meningkat menjadi 2 juta orang di tahun 2030 dan 4 juta orang pada 2050. Diperlukan kolaborasi dan kontribusi dari seluruh pihak termasuk pemrintah agar ODD mendapat penanganan yang tepat.
“Salah satu tantangan terbesar penyebarluasan informasi dan peningkatan kepedulian mengenai demensia Alzheimer adalah kurangnya pemahaman hal tersebut sebagai gangguan kesehatan otak. Berdasarkan laporan Alzheimer’s Disease Internasioal (ADI), tiap 2 dari 3 orang masih berpikir bahwa demensia atau pikun adalah bagian normal dari penuaan,” ujar Direktur Eksekutif Alzheimer’s Indonesia, Michael Dirk Roelof Maltimoe. Menurutnya, penting bagi masyrakat, khususnya anak muda, untuk ikut memahami risiko pemicu demensia. Apalagi kebiasaan hidup anak muda saat ini juga memengaruhi kesehatan otaknya di masa depan. Karena itu, penting untuk melakukan pencegahan dini. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan misalnya dengan menerapkan pola hidup sehat. Cobalah untuk rutin berolahraga, menjaga asupan gizi seimbang, berkegiatan positif, dan memberi perhatian pada orang tua dan keluarga. “Kita jangan maklum dengan pikun.”
Sejak 2013, Alzheimer Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kepedulian terhadap ODD melalui berbagai kegiatan
Seperti World Alzheimer’s Month, Caregivers Meeting, Counselling Sessions, Dementia Care Skill Training, Strengthening Responses on Dementia in Developing Countries (STRiDE) serta sejumlah kegiatan lainnya.
Tiga webinar diantaranya akan berlangsung di Jakarta pada tanggal 5, 12, dan 19 September 2020. Selain di Jakarta, kegiatan webinar di bulan Alzheimer sedunia juga diselenggarakan di beberapa daerah di Indonesia. Seperti Bekasi, Medan, Semarang, Bandung dan Surabaya, hingga mancanegara di Groningen (Belanda), Belfast (Inggris), dan San Francisco (Amerika Serikat).