OUR NETWORK

Tanda-tanda Perilaku Awal Demensia Langkah Menuju Pencegahan

Demensia seringkali dianggap sebagai masalah ingatan belaka, tetapi sebenarnya, kondisi ini melibatkan lebih dari itu. Para penderita tidak hanya mengalami masalah kognitif seperti ingatan, namun juga mengalami perubahan perilaku signifikan.

Selain itu memengaruhi aspek penting lainnya seperti pembelajaran, pemikiran, pemahaman, dan penilaian. Di samping masalah kognitif, perubahan perilaku yang mencolok juga seringkali terjadi.

Memahami perubahan ini bisa menjadi kunci dalam mendiagnosis penyakit tersebut lebih awal dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan begini kemungkinan menjadi parah sangat minim.

Mengenali Tanda-tanda Perilaku Awal Demensia

Tanda-tanda Perilaku Awal Demensia Langkah Menuju Pencegahan
Sumber: BGSBali

Penting untuk memahami apa itu demensia dan bagaimana manifestasinya. Terkadang, perubahan perilaku yang tampaknya aneh atau tidak biasa bisa menjadi tanda peringatan awal dari kondisinya jauh lebih serius.

Beberapa tanda perilaku yang harus diperhatikan pada seseorang yang berusia di atas 50 tahun meliputi:

1. Apatis

Orang yang apatis mungkin kehilangan minat pada aktivitas sebelumnya mereka nikmati, kehilangan motivasi, dan tampak kurang peduli pada orang-orang di sekitarnya.

2. Disregulasi Afektif

ini mencakup perubahan suasana hati yang signifikan atau kecemasan tidak biasa. Seseorang bisa menjadi lebih sedih atau cemas dalam situasi biasanya tidak memicu emosi tersebut.

3. Kurangnya Kendali Impuls

Ketidakmampuan untuk mengendalikan perilaku atau impuls dapat menghasilkan perilaku yang lebih impulsif, agresif, atau bahkan kompulsif.

4. Ketidaksesuaian Sosial

Kesulitan dalam berinteraksi secara sosial bisa mencakup perilaku kurang pantas atau kurang peduli tentang norma-norma sosial.

5. Persepsi atau Pikiran yang Tidak Normal

Ini bisa mencakup keyakinan tidak rasional atau pengalaman indrawi yang dipegang teguh, seperti mendengar suara-suara atau melihat hal-hal sebenarnya tidak ada.

Tanda-tanda perilaku yang berubah di atas bisa menjadi petunjuk awal bahwa seseorang berisiko mengalami demensia. Penting untuk diingat bahwa perubahan perilaku ini mungkin terjadi secara perlahan dan tidak selalu menjadi tanda pasti, tetapi mereka dapat menjadi sinyal untuk mencari bantuan medis lebih lanjut.

Dalam beberapa kasus, gejala perilaku dapat muncul sebelum penurunan kognitif yang signifikan. Oleh karena itu, mengidentifikasi tanda-tanda ini di awal dapat membantu dalam menerapkan pengobatan pencegahan sebelum gejala yang lebih parah muncul.

Dampak Demensia dan Pentingnya Pencegahan

Tanda-tanda Perilaku Awal Demensia Langkah Menuju Pencegahan
Sumber: labour research departement

Demensia bukanlah masalah yang hanya memengaruhi individu yang menderita, tetapi juga berdampak besar pada keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Pada tahun 2020, mitra perawatan menghabiskan waktu signifikan untuk merawat penderita demensia, dan perkiraan menunjukkan bahwa jumlah ini akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050.

Meskipun saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini, tetapi upaya pencegahan dan pengobatan tepat bisa membantu menunda perkembangan penyakit ini. Identifikasi awal tanda-tanda perilaku mencurigakan dapat menjadi langkah pertama yang penting dalam upaya pencegahan tersebut. Maka dari itu, perhatikan tanda-tanda di atas dengan baik.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih baik gejala dari waktu ke waktu. Melakukan penelitian tentang perubahan perilaku yang muncul di kemudian hari dan menunjukkan peningkatan risiko.

Demensia adalah masalah yang kompleks, melibatkan tidak hanya masalah kognitif tetapi juga perubahan perilaku secara signifikan, bahkan Ladies seperti tidak mengenalinya.

Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku awal dapat menjadi langkah awal paling penting dalam upaya pencegahan dan penanganan. Dengan kesadaran lebih besar tentang perubahan perilaku ini, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dan memperlambat perkembangan penyakit tersebut.

Harapannya adalah memberikan secerca cahaya bagi individu yang berisiko terkena demensia di masa depan. Sekaligus menjadi ilmu pengetahuan dan pembelajaran untuk karena, setiap orang punya risiko sama.

Must Read

Related Articles