Generasi milenial zaman sekarang selalu berpikir bila dijodohkan pasti tidak akan bahagia. Karena terbayang menikah tanpa tumbuh rasa cinta. Apakah itu benar? Rasanya pendapat tersebut hanyalah sepihak saja.
Pada dasarnya cinta itu tumbuh karena terbiasa. Berawal dari saling memandang, membutuhkan satu sama lain, hingga akhirnya sulit untuk dipisahkan. Memang butuh proses dan tidak mudah. Tetapi, yakinilah semua itu akan jadi sebuah kebahagiaan.
Terkadang, kamu hanya terdoktrin oleh cerita Siti Nurbaya dan beberapa kisah lalu di mana, perjodohan tersebut bukan adalah awal dari sebuah penderitaan. Lalu, bagaimana caranya agar perjodohan tersebut tetap menjadi indah dan bahagia? Berikut berbagai tipsnya.
Cobalah saling mengenal
Tips pertama, cobalah untuk membuka diri dan saling mengenal terlebih dulu. Kamu belum mengerti dan memahami orang tersebut. Bagaimana bisa menilai hanya dari cover-nya saja. Semua bisa dibicarakan baik-baik. Bukan asal marah dan memberontak begitu saja. Karena, orang tua pasti sudah melihat semua perangai. Bila memang luput dari perhatian, jangan langsung memberontak tapi, pastikan kebenarannya dan berikan bukti secara valid.
Dengan begini, orang tua pasti akan menerimanya. Lalu, bagaimana bila sudah punya pacar dan kamu sangat mencintainya? Bila sama-sama baik cobalah untuk berpikir sedikit realistis. Karena tidak ada manusia yang sempurna.
Pasti ada sisi terburuk yang membuat hubungan rumah tangga kamu nanti jadi kurang harmonis. Dari pikiran realistis ini pula setiap pasangan harus ikhlas bila ternyata mereka bukanlah jodoh yang dipilih Tuhan.
Bicarakan hal terburuk dan terbaik
Walaupun, sudah pacaran 10 tahun, apakah kamu tahu hal terburuk dari kekasihmu? Jika sudah pasti tidak semuanya. Ingat, ini adalah masa pacaran, masa di mana semua masih bisa ditutupi dan disembunyikan.
Bahkan, saat sah menikah saja ada yang tidak tahu keburukannya seperti apa. Dari sini bisa dijadikan pelajaran, cobalah mengatakan jujur apa yang jadi hal terburuk dalam hidupnya dan seluruh keluarga.
Begitu pula dengan kamu, wajib menyampaikan kondisi tersebut kemudian, yang terbaik. Pondasi dalam berumah tangga adalah kejujuran. Bila dari sini sudah ada kebohongan bagaimana ke depannya nanti?
Jujur di awal membuat kamu menyadari siapa pendamping hidupmu nanti. Bagaimana caranya bisa saling melengkapi. Sejatinya, jodoh adalah mengisi kekosongan satu sama lain sehingga, menjadi sepasang yang sempurna.
Pelajari tentang keuangan
Tidak dapat dipungkiri bahwa hidup berumah tangga tidak bisa hanya bermodalkan cinta saja. Harus diakui bahwa, keuangan juga wajib dipikirkan sampai detail. Namun, tidak ada salahnya membicarakan soal keuangan. Lihat bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidup yang tinggi. Karena setelah menikah kalian berdua harus berdiri dengan kedua kaki sendiri.
Jangan sampai mengganggu kedua orang tua dalam berbagai urusan. Termasuk bila sudah punya anak nanti mau seperti apa. Jangan lupa bicarakan pula soal utang, poin ini jadi sangat penting karena akan memengaruhi keuangan kalian nantinya. Jika ada berapa dan di mana saja, tanggungan apa lagi yang harus dibebankan, misalnya masih punya adik yang harus dibiayai sekolah. Kalian berdua harus jujur dan saling terbuka.
Salah satu keretakan dalam hubungan rumah tangga selain selingkuh adalah keuangan ekonomi. Dengan kejujuran ini, kamu bisa memikirkan bagaimana rencana kedepan mau seperti apa.
Setelah ketiga poin tersebut dilakukan pasti perjodohan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan. Karena memahami seseorang tidak bisa hanya satu atau dua hari pertemuan saja.
Perlu diingat, perjodohan tidak semerta akan membuat kamu sengsara. Jika sudah mengenali sifat orangnya dan bisa mencoba bersikap terbuka dan jujur, perjodohan bisa menjadi awal hubungan yang harmonis. Walaupun, semuanya kembali lagi ke keputusan kamu. Jika memang tidak ingin dijodohkan, kamu bisa mengungkapkan alasan kamu dengan kepala dingin kepada semua pihak.