Tidak cukup dengan tekanan dari beragam aspek dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan ancaman pandemi Covid-19 yang kini masih melanda masyarakat di dunia. Masyarakat harus menerima bahwa masa liburan seperti Thanksgiving, Natal dan Tahun Baru tidak bisa dimeriahkan sebagaimana sebelumnya. Demi mematuhi protokol kesehatan alunan lagu natal, dekorasi bernuansa merah dan hijau, serta perayaan dan momen kebahagiaan berkumpul bersama teman dan keluarga yang biasanya dilakukan secara langsung, kini beralih menjadi online.
Akan tetapi, momen ini tidak selalu membahagiakan bagi individu yang mengalami kesedihan atau depresi. Bahkan, tak jarang, masa liburan justru menjadi salah satu waktu yang paling buruk bagi kesehatan mentalnya. Hal ini pun disetujui oleh para pakar kesehatan mental yang menyatakan, paduan masa liburan dan tekanan pandemi ini dapat menjadi tantangan yang sangat berat bagi individu yang memiliki depresi.
“Ketika hari libur dianggap sebagai waktu yang sangat menyenangkan bagi sebagian individu, bagi mereka yang depresi justru semakin kesulitan saat melihat orang-orang di sekitarnya bahagia, dan tertekan dengan pesan implisit terkait bagaimana mereka seharusnya ikut senang, padahal bisa saja sebenarnya hal itu tidak mereka rasakan,” jelas Psikolog klinis di New York, Jephtha Tausig. Ia menambahkan, hal ini bisa memperparah kecemasan dan depresi dalam diri seseorang.
Jika dibiarkan, hal ini dapat berbahaya. Menurut ahli kesehatan mental, Nele Van Cauteren, pada tahap ini, penderita depresi akan lebih keras terhadap diri sendiri. Bila kamu juga berada di posisi ini, pikiran akan dipenuhi terkait bagaimana kamu tidak akan pernah bisa bahagia atau stuck dalam membandingkan situasi diri dengan orang lain hingga akhirnya menganggap diri sendiri sebagai pecundang.
Singkatnya, pikiran negatif akan menguasaimu lebih dari biasanya. Bila hal ini berlanjut, tidak hanya kesehatan mentalmu yang terancam tetapi juga fisikmu, loh! Sebagaimana dikatakan Psikoterapi keluarga dan hubungan dari Beverly Hills, Fran Walfish, depresi ini mengganggu sistem respons stres, berkontribusi atas ketidakseimbangan otonom, dan peningkatan pembekuan darah yang secara langsung dapat memicu penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi perasaan negatif yang timbul ketika masa liburan ini. Dilansir dari SheKnows, ada beberapa cara mudah nih yang bisa kamu lakukan di rumah. Simak, yuk!
1. Hindari alkohol dan obat-obatan
Well, yeah, alkohol dan obat-obatan populer sebagai sarana pelarian orang-orang yang tengah bersedih dan depresi. Tapi, alih-alih menjadi pulih, dua hal ini justru memperburuk tubuhmu, loh! Van Cauteren menekankan, di samping efek buruk pada tubuh, alkohol dinilai memberikan efek yang sangat negative pada penderita depresi.
2. Lakukan perawatan diri dan atur rutinitas
Poin ini merupakan salah satu saran yang hampir semua pakar kesehatan rekomendasikan. Perawatan diri selama liburan dan berkumpul bersama orang-orang yang dapat memberimu kesenangan bukan stres dinilai dapat membantumu mengendalikan diri. Di samping itu, Psikiatri, Frances Robbins, menyarankanmu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan menjalaninya secara disiplin. Khususnya, bila kamu memiliki depresi major yang melibatkan konsumsi obat, jadwal ini akan membantumu mengingat waktu minum obat setiap harinya.
3. Hindari membuat jadwal keseharian yang padat
Investigator kesehatan dan nutrisi ConsumerSafety.org, Sydney Ziverts, menyarankan untuk tidak membuat jadwal keseharian yang padat. Pasalnya, penderita depresi dinilai mudah merasa lelah, baik ketika bersosialisasi maupun melakukan banyak aktivitas. So, atur jadwalmu secara rinci dan sesuai dengan kemampuan diri. Tentunya jangan lupa memuat jadwal me time untuk me-recharge diri sebelum bertemu orang atau melakukan kegiatan selanjutnya.
4. Tidak melewatkan olahraga atau menghemat vitamin
Psikiater dari Birmingham, Leesha Ellis-Cox, menyarankan untuk tidak melewatkan olahraga selama masa liburan. Pasalnya, olahraga tidak hanya membantu membakar kalori dari makanan yang dikonsumsi selama liburan, tetapi juga karena kemampuannya melepaskan hormon endorphin yang dapat membantu menangkal emosi negatif. Selain itu, baik untuk kamu yang mengalami depresi atau tidak, dokter dari Departemen Psikologi di UCLA, Don Vaughn, menyarankan untuk mengonsumsi vitamin D, mengingat, kemunculan depresi dikaitkan dengan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh.
Baca juga: Mengalami Depresi Pertama Kalinya Tidaklah Mudah, Tips-Tips Berikut Bisa Membantu
5. Buat perayaan liburan versimu sendiri
Tidak perlu mengikuti tradisi liburan yang telah ada, lakukanlah sesuatu yang sangat ingin kamu lakukan. Menurut terapis dari Colorado, Margaret Bell, hal ini akan mendorong hormon endorphin dalam diri terlepas, sehingga diri merasa senang sekaligus membuat tubuh dan perasaanmu menjadi lebih baik.
6. Libatkan diri dalam group chat
Kunci pada poin ini ialah bahwa kamu tidak bisa menghadapi situasi ini sendirian. Konselor sekaligus CEO Sierra Tucson, Jaime W. Vinck, mengatakan, memiliki teman yang memahami masalah yang tengah kamu hadapi dan dapat berbicara dengannya, akan sangat membantu membuat diri merasa lebih baik. Namun, bila hal ini tidak cukup atau kamu tidak memiliki support system ini, maka, sebaiknya kamu meminta bantuan terapis professional, baik secara online maupun offline. Langkah ini penting dilakukan untuk menegaskan bahwa kamu tidak sendirian, Ladies. Ada banyak orang yang peduli padamu dan bersedia menemanimu melalui liburan yang berat ini.
Baik kamu yang memiliki depresi atau tidak, tak dapat dipungkiri, liburan kali ini memang menjadi tantangan yang berat untuk dilalui. Kemeriahan yang mendukung momen menyenangkan ini tidak lagi hadir di tengah-tengah kita. Namun, semua itu dapat diatasi kok. Dilihat dari ulasan di atas, kunci untuk mengatasi tantangan ini ialah dengan merawat diri sendiri. Fokuskan diri pada kegiatan yang memberimu perasaan senang, ya, agar terhindar dari pikiran negatif yang bisa merusak mentalmu. Semangat, Ladies! Selamat berlibur.
Sumber: SheKnows