Baru-baru ini kita dikejutkan dengan sidang pengadilan, Coby Harris, seorang pria asal Michigan yang dituduh melakukan penyerangan dan tertangkap basah di rumah korbannya. Sistem persidangan online yang dijalankan selama COVID-19 ini menjadi tempat di mana dirinya ditangkap. Tepatnya, setelah ketahuan berbohong oleh asisten jaksa penuntut, Deborah Davis, dan tengah bersama serta mengintimidasi korban selama pengadilan berlangsung. Hal yang menarik, bagaimana Davis bisa mengetahui kebohongan Harris? Padahal, selain tidak berada di sana, Davis juga tidak mendengar Harris berbicara sepanjang korban menjalani persidangan.
Ternyata, jawabannya berkaitan dengan kecerdasan observasional.
Untuk mengidentifikasikan kebohongan seperti yang dilakukan Davis, kuncinya adalah memperhatikan detail kecil. Diantaranya, seperti gesture yang tidak sesuai atau terlintas terasa tidak wajar.
“Radar saya naik ketika matanya bergeser dan dia tidak menjawab pertanyaan yang baru saja kami ajukan,” jelas Davis. Ketika itu, korban yang mengalihkan pandangan dari layar persidangan, bagi Davis bukanlah hal yang wajar. Hal itu terjadi ketika keduanya muncul di ruang sidang. Davis menduganya sebagai gesture korban yang bisa jadi tengah melirik ke arah pelaku yang berada seruangan dengannya.
Menurutnya, orang-orang biasanya tidak melirik ke samping ketika melakukan Zoom. Tak sekedar gesture, kecurigaan Davis juga diperkuat dengan fakta terkait keputusan korban yang mengajukan tuduhan tiba-tiba mulai menjauh dari apa yang baru saja akan dibahas. Keputusan tersebut dipandang bukan sebagai keinginan yang sebenarnya dari seseorang, melainkan jenis non-verbal yang dilakukan ketika berada di bawah ancaman.
Tapi, perlu diingat, kebohongan tidak sebatas diidentifikasi dari bahasa non-verbal, ya.
Kamu perlu memahami konteks yang berkaitan dan menerapkan logika pada interpretasimu. Mengingat, dunia kita multikultural, ada banyak kebiasaan budaya yang berbeda dari budaya lainnya. Termasuk kebiasaan secara fisik, ini perlu kamu pahami juga.
Selain itu, ada beberapa data yang perlu kamu perhatikan juga. Diantaranya, perilaku mereka, mengamati di bagian mana mereka menunjukkan data atau bahasa non-verbal yang tidak masuk akal ketika seseorang berkata jujur.
Baca juga: Tunjukkan 5 Sinyal Ini Saat Bicara, Berarti Si Dia Sedang Berbohong
Pakar logika sekaligus Profesor di Mout Carmel College of Nursing, Miriam Bowers-Abbott, menyatakan, salah satu kunci untuk mengetahui kebohongan ialah konsistensi. “Pembohong harus benar-benar menjadikan kebohongan sebagai gaya hidup lengkap untuk menciptakan konsistensi, seperti khayalan. Kebanyakan orang tidak bisa membuat komitmen itu,” jelasnya.
Berbeda halnya dengan mengidentifikasi pembohong yang kurang berani. Kamu perlu mencari indikator yang lebih halus. Dalam hal ini, ketidakwajaran yang digunakan seseorang untuk menciptakan kesan yang salah. Salah satu contohnya dengan mengamati penggunaan kata “banyak orang” atau “beberapa orang”. Meski sederhana, kedua kata ini tidak menjelaskan secara spesifik. Kamu perlu mengungkapnya kebohongan seperti ini dengan menekan pembohong tersebut atas jenis informasi yang seharusnya mereka miliki jika mereka mengatakan yang sebenarnya.
Meski begitu, tetap hindari membuat asumsi tentang kebenaran seseorang berdasarkan tanda fisik semata, ya. Hindari juga memaksakan dugaanmu terhadap seseorang, apalagi bila data yang kamu miliki tidak cukup kuat.
Beberapa tanda lain yang dapat kamu pertimbangkan untuk melihat kebohongan ialah ketika orang tersebut menghindari pertanyaan, memberikan jawaban yang tidak jelas atau ambigu. Perhatikan pula bila ia mengubah topik pembicaraan, atau dengan jelas berpura-pura salah mengerti apa yang dikatakan interogator. Tanda ini perlu kamu analisis bersama dengan seluruh konten yang terkait atas apa yang dilakukannya sambil menganalisis apa yang ia sampaikan padamu. Tentu agar kamu tidak terjerumus dalam kebohongannya.
Seorang pesulap, speaker, sekaligus master of ceremony (MC), David Ranalli menambahkan, di tengah menganalisis semua tanda, kamu juga perlu mempercayai instingmu. Di saat kebingungan dengan berbagai tanda, insting dapat membantumu menyusun sedikit demi sedikit tanda yang dapat memandumu ke titik terang yang kamu perlukan.
Sumber: Salon