OUR NETWORK

Tingkatkan Perlindungan Privasi Pengguna, Facebook dan Instagram Ciptakan Fitur “Not Without My Consent”

Media sosial kini tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari manusia. Jadi, sangat penting untuk memiliki media sosial dengan teknologi yang dapat melindungi privasi penggunanya. Seperti misalnya, melindungi pengguna dari penyebaran informasi atau pengalaman dirinya oleh pengguna lain tanpa persetujuan pengguna terkait. Karena yang begini dapat berakhir pada pelanggaran hak privasi, Ladies.

Menyadari hal ini, Facebook membuat sebuah fitur baru yang dapat mencegah penggunanya terkena dampak penyalahgunaan sistem online tersebut. Fitur “Not Without My Consent” di dalam Instagram dan Facebook hadir sebagai langkah maju untuk privasi online. Fitur ini juga bisa menjadi alat yang dapat membantu orang-orang yang terkena dampak penyalahgunaan online untuk mengambil tindakan.

Secara resmi, fitur “Not Without My Consent” pada Facebook ini telah ditambahkan di dalam Safety Center-nya pada Jumat, 15 Maret lalu. Dengan tujuan menjawab permasalahan “berbagi foto tanpa izin”, fitur ini dikembangkan dengan bantuan dari ahli untuk membantu korban menemukan organisasi dan sumber lainnya untuk membantu mereka. Selain itu, fitur ini juga membantu menghapus konten sensitif dari Facebook, Facebook Messenger, dan/atau Instagram. Hal ini bertujuan untuk mencegah konten tersebut disebarkan lagi.

Ketika pengguna menggunakan fitur ini, ia akan menemukan empat rekomendasi ahli pada halaman webnya.

Rekomendasi ini akan membantu ketika seseorang telah membagikan gambar intim tanpa persetujuan atau mengancam akan melakukannya. Adapun rekomendasi yang dimaksud meliputi beberapa hal Ladies. Ketika ada ancaman terhadap keselamatan fisik, fitur ini akan membantu menghubungi penegak hukum. Kelilingi diri dengan sistem pendukung untuk membantu menavigasi proses, ambil screenshots, atau mencetak foto sebelum menghapus konten terkait, dan mencari pendukung dan petunjuk tambahan lain.

Pengguna Facebook, Instagram, dan Messenger dapat melaporkan gambar intim yang diposting secara non-konsensus melalui tautan “Report”. Tautan ini akan muncul setelah menekan tanda panah di bawah postingan tersebut. Setelah itu, pengguna perlu mengisi formulir “Report Blackmail, Intimate Images or Threats to Share Intimate”.

Seringkali, pengguna diancam bahwa gambarnya akan disebarkan secara online. Walaupun belum benar-benar dilakukan, pengguna dapat menggunakan NCII Pilot. Sementara bagi pengguna yang telah terkena dampak pelecehan online, ia dapat mengakses “Online Removal Daring” dari Cyber Civil Right Initiative pada halaman web “Not Without My Consent” ini untuk melaporkan gambar yang diposting secara non konsensual di tempat lain di internet.

Dalam peningkatan keamanan privasi ini, Facebook juga dilengkapi dengan teknologi pendeteksi baru yang secara proaktif menemukan gambar hampir telanjang atau video yang dibagikan tanpa izin di Facebook dan Instagram, bahkan sebelum gambar atau video dilaporkan. Ketika sebuah gambar telah terdeteksi, Facebook akan menghapus hingga menonaktifkan akun yang berbagi gambar intim tersebut tanpa persetujuan. Kehadiran teknologi ini dinilai penting karena dua alasan. Pertama, tak jarang korban ketakutan atas pembalasan dan memutuskan untuk tidak melaporkan kejadian, dan kedua, korban tidak menyadari bahwa ada konten dirinya yang telah dibagikan secara online.

Sebagaimana yang dilaporkan melalui rilis Facebook pada 2017, dikabarkan bahwa hampir 100% dari orang-orang di AS yang menjadi korban penyebaran gambar intim tanpa izin, menderita tekanan emosional. Sebanyak 80% diantaranya dilaporkan mengalami “gangguan signifikan di lingkungan sosial, pekerjaan dan area lain di kehidupan mereka”. Kasus inilah yang kemudian mendorong Facebook untuk menciptakan fitur baru yang dapat menjaga privasi dan keamanan para penggunanya.

Sumber: elitedaily   Foto cover: goodthingsguy

Must Read

Related Articles