Free Porn
xbporn

https://www.bangspankxxx.com
OUR NETWORK

‘Insidious: The Red Door’ Nostalgia yang Memikat, Tapi Kurang Greget

Film Insidous: The Red Door menjadi pertunjukan yang memang ditunggu-tunggu oleh para pencinta horor. Harus diakui, film pertamanya cukup sukses menarik perhatian hingga sekarang memasuki seri ke-6.

Harus diakui Patrick Wilson yang duduk dikursi sutradara memberikan kesan serta pengalaman berbeda dalam menyajikan karyanya. Penonton akan dibuat nostalgia dan hal tersebut sangat terasa sekali, bahkan pada menit awal.

Cukup menarik dan membuat penonton larut didalamnya, sayang sekali kondisi tersebut membuatnya terlalu tertatih pada bagian akhirnya. Inilah yang membuat beberapa penonton terbagi dalam dua kubu, ada menilai biasa saja, tetapi lainnya cukup menarik karena suasana horornya juara.

Insidious: The Red Door Terlena Dengan Masa Lalu

‘Insidious: The Red Door’ Nostalgia yang Memikat, Tapi Kurang Greget
Sumber: kapanlagi.com

Pada dasarnya nostalgia dan mengingatkan penonton akan masa lalu memang sangat bagus, hal itu akan menumbuhkan emosi agar para penikmatnya mampu merasakan ketegangan dan menariknya di cerita saat ini.

Sayangnya, nostalgia yang membuat seluruh fans merasa senang tersebut justru menjadi serangan balik bagi Patrick Wilson itu sendiri karena konflik yang dihadirkan sebenarnya cukup menarik.

Tetapi eksekusi untuk mengakhirinya terlalu mempercepat durasi, dan terburu-buru. Penulis seakan lupa bagaimana caranya membuat sebuah film yang menarik dan selalu diingat oleh penonton.

Tidak heran bila banyak yang beranggapan bahwa, penyelesaian dari insidious the red door terasa sangat menyebalkan. Perbincangan yang akan keluar pertama kali ketika berjalan menuju pintu keluar.

Horornya Dapat Sekali

‘Insidious: The Red Door’ Nostalgia yang Memikat, Tapi Kurang Greget
Sumber: heaven of horor

Seperti diketahui bahwa, Insidious sudah masuk ke dalam cerita ke-6 mereka, bila harus dikasih peringkat, maka semua akan sepakat bila karya James Wan akan masuk dalam urutan pertama lalu, siapa berikutnya?

Pertunjukan karya Patrick Wilson ini yang menduduki posisi kedua. Tingkat menakutkan khas dari Insidious kembali dihadirkan, memberikan kesan yang berbeda. Mungkin inilah alasannya mengapa penonton kembali ke bioskop.

Terlebih lagi, film ini didukung oleh berbagai pemeran hebat seperti Patrick Wilson, Josh Ty Simpkins, Rose Byrne. Di mana semuanya mampu menghidupkan perannya dan membuat penonton seperti masuk kedalamnya.

Sayangnya, dalam beberapa adegan dan dialog yang disajikan terkesan memaksa dan paling parah adalah terlalu cringe. Sebuah kekurangan yang menyedihkan tetapi sudah cukup sukses karena mampu membuat penonton merinding.

Sebenarnya Ending-nya Memuaskan

‘Insidious: The Red Door’ Nostalgia yang Memikat, Tapi Kurang Greget
Sumber: Bloody disgusting

Insidious: The Red Door sebenarnya bukan pertunjukan yang sangat buruk, karena pada dasarnya endingnya sendiri cukup menyenangkan. Apalagi perasaan takut dan kengerian yang membuat penontonnya merasakan apa yang dirasakan para pemainnya.

Terlebih lagi jumpscare yang digunakan oleh patrick cukup menarik karena ikonik. Bahkan lelaki itu mampu memikirkan bagaimana kengerian ini maksimal dengan teknik angle close-up serta memanfaatkan ruang kosong di bagian belakang.

Hal itu memberikan nuansa kejutan, dan sangat berhasil. Musik yang dihadirkan yaitu ‘Tiptoe Through The Tulips’ memberikan efek maksimal. Scoring-nya juga sangat berhasil memberikan adegan ketegangan luar biasa.

Gaya penyutradaan Patrick Wilson untuk Insidious: The Red Door memang cenderung berhasil. Semua aspek kenangangan di masa lalu muncul semua, seakan apa yang dihadirkan di 4 sekuel lalu tidak begitu berarti.

Penonton akan merasakan bahwa Insidous sudah kembali, hanya saja tidak perlu dipaksakan untuk membuat kembali lanjutannya karena, sudah cukup membosankan.

Insidious: The Red Door memberikan pengalaman yang menyenangkan, memorinya benar-benar dapat. Walau pada akhirnya penonton akan merasa kurang nyaman ketika keluar dari bioskop karena penyajian untuk tahap akhirnya tidak sesuai ekspektasi penonton.

Must Read

Related Articles