Film Penyalin Cahaya menjadi salah satu pertunjukan awal tahun yang ditunggu, bagaimana tidak? Film karya Wregas Bhanuteja tersebut meraih berbagai penghargaan dan yang paling mencolok adalah memborong 12 Piala FFI sekaligus.
Sayangnya, pihak studio memilih memutarnya melalui tayangan Netflix, bukan jaringan bioskop, mengapa demikian? Apakah ada kontroversi di dalam alur ceritanya sehingga, takut petisi boikot hadir seperti dua garis biru?
Jika dilihat dari seluruh ceritanya, dan apa yang ditampilkan oleh Wregas sebenarnya tidak perlu takut. Hanya saja, keputusan itu dinilai paling tepat. Karena, lelaki peraih kategori Sutradara terbaik FFI 2021 tersebut bisa melakukan eksplorasi tanpa beban sensor.
Karena film Penyalin Cahaya hadir dengan sebuah kebebasan ekspresi dimana, sudut pandangnya adalah korban, bukan penonton. Selain itu, Wregas mampu membaca situasi negara ini dengan baik, sehingga kritik sosialnya terasa tidak berlebihan tetapi, membuka mata semua orang.
Drama Teater Terbaik Tahun 2022
Sebagai salah satu penikmat film Indonesia, pertunjukan ini dibilang sangat cerdas dan memberikan aura yang berbeda. Wregas mencoba memberikan sentuhan teater yang sangat kental. Sehingga, apa yang dilihat di panggung bisa dibawa ke layar lebih lebar dengan jangkauan penonton lebih luas daripada hanya sekedar ke gedung teater dan kapasitasnya terbatas.
Film Penyalin Cahaya membuat semua orang merasakan bagaimana golongan bawah harus berjuang meraih mimpi. Ditekan oleh berbagai pihak, hanya demi sebuah gelar sarjana seperti yang dibanggakan orang tua.
Tekanan tersebut terasa sekali, disampaikan bukan melalui kata melainkan, sebuah adegan hingga ekspresi. Konsep ini membuat penonton mengerti bukan hanya secara dialog saja tetapi, langsung visual. Dengan begini apa yang ingin disampaikan oleh pemain mengenai kegelisahan, kecemasan, kebencian, dan rasa ingin memberontak tersampaikan. Bukan hanya mendengar tetapi, langsung merasuk ke dalam hati.
Cerita dalam film disampaikan tersirat
Film Penyalin Cahaya adalah sebuah karya yang sedikit membingungkan bagi sebagian orang. Hal ini terjadi karena, semua cerita yang disampaikan dilakukan secara tersirat. Artinya satu adegan bisa memberikan banyak arti dan petunjuk. Kondisi itu terjadi sejak awal sampai akhir, sehingga untuk orang awam non teater merasa bingung, mau kemana arah ceritanya dan bagaimana jalannya.
Sayangnya, penyampaian cerita secara tersirat ini tidak disertai dengan dialog yang kuat sebagai penghubung dan pengantar mengapa adegan tersebut harus seperti itu. Wregas melalui film Penyalin Cahaya mungkin menjadi salah satu dari sekian banyak kritikus dan warga negara yang ingin menyuarakan pendapatnya. Tetapi masih takut karena kritik yang terlalu pedas akan jadi bumerang sendiri.
Oleh karena itu, sepanjang film sutradara hanya memberikan berbagai petunjuk berupa ekspresi wajah yang menyiratkan bagaimana mereka meremehkan kaum tertindas. Hingga cara orang kaya dalam meluruskan atau menyelesaikan masalah.
Kondisi tersebut terasa sekali saat salah satu adegannya menyebutkan secara gamblang nominal uang. Walau tersirat, apa yang dihadirkan menjadi sebuah gambaran menyeluruh bagaimana cerminan mahasiswa dan penindasan di Indonesia.
Ada Poin yang Seharusnya Tidak Perlu Dimasukkan
Penyalin Cahaya memberikan sebuah isyarat serta peringatan bagi semua penonton dan salah satu bentuk penindasan kecil terhadap kalangan seniman. Maksud hati ingin menegaskan bahwa perpeloncoan itu masih ada tetapi, memberi efek kurang bagus karena, Sur harus menemukan kebuntuan.
Hingga akhirnya, pengkhianatan terbongkar serta pembelaan terjadi. Sayangnya, kebuntuan yang terjadi seperti menegaskan bahwa masyarakat bawah tidak pernah ada keadilan sama sekali, jalan yang dihadirkan memberikan dampak ketakutan bukan untuk mencoba kembali.
Bahkan, apa yang harus dihadirkan di menit akhir sebagai materi penyelesaian masalah terasa mengambang begitu saja. Walau sebenarnya cara tersebut sudah ditentukan, namun penonton tetap harus menjawabnya sendiri. Satu hal yang terasa kurang pas dari pertunjukan ini adalah sikap keras kepala sur kepada ibunya sendiri yang seharusnya tidak digambarkan seperti itu. Karena pada dasarnya sang ibu adalah penolong dan pemberi jalan
Film Penyalin Cahaya menjadi sebuah pertunjukan teater yang menarik dan asik. Walau sebenarnya cukup berat untuk diilhami, namun cocok untuk dinikmati sebagai sebuah pelajaran kehidupan yang berarti.