Film karya Gina S. Noer Cinta Pertama, Kedua, & Ketiga menjadi karya keduanya setelah Dua Garis Biru yang penontonnya mencapai 2 juta lebih. Tidak heran bila harapan tinggi langsung di sematkan untuk pertunjukan ini.
Apalagi, Gina masih mempertahankan Angga Yunanda sebagai aktor utama, harus berduet langsung dengan pemeran Kinan di serial Layangan Putus, yaitu Putri Marino. Dari sini saja, sudah tidak bisa diragukan atau dibantahkan lagi bagaimana kualitas aktingnya.
Mereka menunjukkan standar tinggi hanya saja, kalau dibandingkan dengan pertunjukan masing-masing, Angga Yunanda masih lebih baik di Dua Garis Biru, begitu pula dengan Putri Marino dengan seriesnya. Hanya saja, perempuan berusia 28 tahun itu, terlihat lebih bebas, liar, dan nakal. Sehingga suasana dan chemistry yang dibangun sangat bagus. Sayangnya, peran antar generasi tersebut tidak didukung dengan sebuah penghubung, jadi harus melompat. Sehingga, chemistry sebagai keluarga terasa kurang mengena. Walau secara keseluruhan ketika mereka bersatu dalam satu frame terasa menyenangkan. Membuat penonton sedikit tertawa kecil, seperti tahu betapa bahagiannya keluarga mereka.
Film karya Gina S. Noer mempunyai emosi mendalam
Satu poin paling mengena dalam film ini adalah emosinya mendalam. Hadir dalam setiap adegan dan peran. Menariknya, bukan hanya satu melainkan hampir semuanya, walau ada yang tidak sesuai harapan. Namun, bisa langsung tertutup dengan adegan lain.
Lihainya Gina S. Noer dalam menyampaikan cerita terkesan bebas tanpa batas adalah kunci untuk menikmatinya. Jangan terlalu serius melihat pertunjukan di depan layar, tetapi bebaskan pikiran kamu, maka benang merahnya akan terasa menarik dan keren.
Kredit poin terbaik juga diberikan kepada Gina karena, mampu memberikan sentuhan romantis secara sederhana. Lagu-Lagu lawas coba dihadirkan, sebagai upaya memecah kebuntuan dan mencairkan suasana.
Dialog yang dibawakan dengan lagu ini lebih terasa sampai ke hati, apalagi mereka memilih langsung penyanyi aslinya. Bukan merupakan remake atau dengan aransemen ulang. Sepertinya, lagu itu mewujudkan perasaan dan kejadian yang terjadi di sana.
Film Karya Gina S Noer masih punya kekurangan
Berbicara mengenai kekurangan, pertunjukan ini memang tidak banyak, sayangnya sedikit itu sangat kompleks. Dimana, cerita yang mereka berikan seperti berjalanan tanpa ada kejelasan penyelesaian. Bagi penikmat film yang tidak suka dengan cerita berat, maka Cinta Pertama, Kedua, & Ketiga ini menjadi salah satu kesalahan untuk ditonton. Karena, lompatan ceritanya kurang berjalan mulus sehingga terkesan berat.
Andai kata seseorang ingin melompat harus melakukan persiapan, tetapi di film kali ini Gina langsung melompat begitu saja seperti superhero. Hasilnya pasti tidak maksimal, bukan? Inilah alasannya, mengapa ketika melihat pertunjukan ini kamu harus melepaskan diri dari kaidah dan tata aturan tersebut.
Biarkan mengalir begitu saja, maka kamu akan mendapatkan sudut pandang berbeda. Terkesan lebih menyenangkan dan segar. Tetapi, kalau kesulitan melakukannya maka setelah keluar bioskop kata pertama terdengar adalah, “Ini film apaan sih?” Sebuah kebingungan.
Baca juga: Daftar Aktor Indonesia yang Mulai Berperan Untuk Film Hollywood
Bumbu yang coba diberikan terasa kurang kuat, sehingga saat dinikmati tidak bisa tertinggal di dalam mulut. Ibaratnya, kamu makan daging enak, empuk dan juicy saat disantap dengan kuah semua itu hilang.
Pasti yang akan tertinggal di ingatan rasa tidak enaknya bukan? Setidaknya itulah yang bisa dirasakan ketika keluar dari teater setelah melihatnya. Sangat disayangkan memang, coba mendapatkan eksplorasi dan penataan cerita lebih bagus sedikit, mungkin bisa jadi beda dan unik.
Film Karya Gina S. Noer masih nyaman dinikmati
Walau pada akhirnya cita rasa yang disajikan kurang menggugah selera, tetapi pertunjukan ini tetap enak untuk dinikmati. Apalagi, perpaduan drama musikal mewajibkan setiap tokoh menghafal gerakan cukup kreatif dan bagus.
Mereka terlihat atraktif dan memainkannya dengan total. Selain itu konklusi yang dihadirkan dari sekian banyak masalah membuat penonton bisa sedikit mengambil hikmahnya, bagaimana sudah siap menonton film karya Gina S. Noer Cinta Pertama, Kedua & Ketiga di bioskop?