Film terbaru Kevin Spacey, Billionaire Boys Club, berada di peringkat terendah box office tahun ini dengan memperoleh penghasilan hanya sebesar $287. Yap, kamu nggak salah baca, cuma $287 aja, bukan $287 juta ya hihi. Pendapatan ini diperoleh dari 10 kali pemutaran dalam dua hari pertama di bioskop.
Baca juga: Time’s Up: Ketika Wanita Bersatu Melawan Kekerasan Seksual
Sebanyak $126 diperolehnya pada hari pertama pembukaan film tersebut, kemudian $161 diperoleh dari pemutaran film pada hari Sabtu lalu. Jika rata-rata harga tiket nasional ialah sebesar $9,27, maka, jumlah orang yang membeli tiket untuk menonton film yang ini tidak lebih dari 31 orang. Lalu dikutip dari The Courier, pendapatan film Billionaire Boys Club di minggu kedua ini meningkat menjadi $618. Secara internasional, film ini sudah meraup $1,5 juta, tapi tetap jauh dari budget mereka sejumlah $15 juta. Sungguh ironi karena pendapatannya berbanding terbalik dengan judul filmnya ya, Ladies. Hihihi…
Salah satu alasan, film yang dirilis pada tahun 2015 tanpa adanya publisitas ini diduga kurang menjual karena dirilis terlebih dahulu dalam bentuk video on demand atau VOD pada Juli. Sehingga ketika diputar di 11 bioskop Amerika, film ini cenderung tidak laku yang berarti hanya memperoleh penghasilan sedikit. Alasan lainnya diduga karena kasus yang dialami Spacey.
Film ini merupakan salah satu proyek terakhir Spacey sebelum ia memperoleh banyak tuduhan mengenai pelanggaran seksual yang dilakukannya.
Tuntutan pertama datang dari aktor Anthony Rapp yang mengaku dirinya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh Spacey pada tahun 1986, ketika Rapp berumur 14 tahun dan Spacey berumur 26 tahun. Kemudian, tuduhan terhadap Spacey terus berlanjut dari beberapa orang termasuk anggota kru dari acara Netflix House of Cards dan pihak-pihak anonim yang melaporkan pelecehan yang dilakukan Spacey melalui hotline London’s Old Vic Theatre di London, di mana Spacey bekerja sebagai direktur artistik selama 11 tahun.
Laporan terkait pelecehan seksual terhadap belasan laki-laki di Amerika Serikat dan Inggris ini kemudian membuat karir pemenang Oscar ini terancam. Kini, ia berada di bawah penyelidikan Scotland Yard atas enam tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya.
Meski begitu, melalui pernyataan pada bulan Juli, Vertical Entertainment menyatakan, pihaknya akan terus maju merilis film tersebut.
Dengan catatan, mereka menampilkan peran Spacey sebagai peran pendukung. Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini menceritakan sekelompok anak laki-laki pengumpul dana di Los Angeles pada tahun 1980-an menjalankan sebuah skema Ponzi untuk menghasilkan uang mereka sendiri dan menciptakan gaya hidup mewah untuk dirinya sendiri. Suatu hari, mereka bertemu dengan seorang penipu bernama Ron Levin yang diperankan oleh Spacey, menipu mereka dan mengambil uang sebesar $4 juta. Para anggota dalam klab tersebut segera berubah menjadi pembunuh untuk mendapatkan uang mereka kembali.
Baca juga: Time’s Up dan Keseruan di Golden Globes 2018
Dalam pernyataan yang diumumkan oleh Vertical, film yang dirilisnya ini bukanlah bentuk dukungan terhadap pelecehan seksual, melainkan lebih kepada menghargai hasil kerja dari para pemain dan ratusan kru film yang terlibat.
“Kami tidak memaafkan tindakan pelecehan seksual pada tingkat apapun, dan kami sepenuhnya mendukung korbannya. Pada saat yang sama, ini bukanlah keputusan yang mudah atau bentuk ketidakpekaan kami dengan merilis film ini di bioskop, melainkan bentuk kepercayaan kami terhadap para pemain, serta ratusan anggota kru yang telah bekerja keras memproduksi film ini, dan memberi kesempatan untuk melihat produk terakhir mereka mencapai masyarakat,” jelas pihak Vertical.
Film ini telah banyak dikomentari oleh para kritikus dan memperoleh rating sebesar 13 persen di Rotten Tomatoes. Dari 10 bioskop yang berlokasi di Los Angeles atau New York pun taka da satu pun yang memutarnya. Film ini menjadi peluncuran film terburuk dalam karir box office Spacey.
Sumber: thewrap.com , Foto cover: newshub.co.nz