Doping merupakan pengggunaan obat-obatan atau zat tertentu saat berolahraga untuk meningkatkan kemampuan fisik. Meski dapat meningkatkan kemampuan fisik, penggunaan doping ini sebenarnya dilarang dalam dunia olahraga karena berbagai alasan lho, Ladies. Yuk, dukung Asian Games 2018 bebas dari doping!
Indonesia sangat menentang tegas doping dalam dunia olahraga. Hal ini bahkan ditulis dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pasal 1, Poin ke-22 yang berbunyi, “Doping merupakan penggunaan zat dan/atau metode terlarang untuk meningkatkan kegiatan olahraga.”
Baca juga: Fakta Menarik Mengenai Stadion dan Fasilitas Asian Games 2018
Fakta Menarik Mengenai Stadion dan Fasilitas Asian Games 2018
Dalam ajang kompetisi olahraga, sering kali ditemui atlet yang cenderung menggunakan doping untuk meningkatkan kondisi fisiknya baik saat berlatih maupun bertanding. Padahal, jika dilihat dari efek sampingnya, penggunaan obat-obatan maupun zat kimia yang dilarang ini dapat membahayakan kesehatan penggunanya, bahkan hingga dapat menimbulkan kematian lho, Ladies.
Nah, ada sejumlah doping yang cukup terkenal di kalangan atlet yang sebenarnya nggak diperbolehkan dalam dunia olahraga. Berikut beberapa jenisnya:
- Erythropoietin (EPO). Hormon peptida ini diproduksi secara alami oleh tubuh melalui organ ginjal. EPO dilepaskan dari ginjal dan bekerja di bagian sumsum tulang untuk merangsang sel darah merah. Doping jenis ini sering digunakan oleh atlet aerobik dan dapat menyebabkan sakit jantung, stroke, paru-paru, hingga kematian.
- CERA. Doping ini merupakan salah satu bentuk EPO yang jauh lebih berbahaya karena memiliki efek yang berjangka panjang. CERA biasa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus mempercepat proses pemulihan sakit dan luka yang ada pada tubuh.
- Doping Gen. Jenis ini digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, penyebaran oksigen, dan kekebalan terhadap rasa nyeri ataupun sakit. Doping ini digunakan dengan menyuntikkannya ke dalam tubuh.
- Annabolic Steroids. Golongan obat-obatan inis dapat menghasilkan testostern secara alami dan sistesis dengan struktur kimiawi atau farmakologis. Tujuannya untuk meningkatkan volume otot, tenaga, dan kekuatan.
- Glucocorticosteroids. Biasanya digunakan sebagai obat anti inflamasi dan meninimalisir rasa sakit yang digunakan.
Jenis doping yang paling sering digunakan atlet adalah jenis anabolik, seperti hormon androgenik steroid. Padahal tambahan hormon ini bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Misalnya jika atlet wanita yang mengonsumsinya, tubuhnya akan bereaksi dan menyebabkan tumbuhnya sifat pria seperti suara menjadi berat dan serak, dan berkumis! Bahkan obat-obatan umum seperti obat flu, obat asma, dan obat maag yang mengandung paracetamol, antibiotik, dan ephederine juga termasuk doping, Ladies. Oleh karena itu, jika sakit, para atlet disarankan untuk segera menemui dokter olahraga.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya nih Ladies, penggunaan doping cenderung dilakukan oleh atlet untuk mendapatkan kemenangan yang instan. Lalu, siapa saja atlet yang pernah tersangkut kasus doping?
Maria Sharapova
Maria dikenakan sanksi larangan bermain selama 2 tahun oleh Federasi Tenis Internasional (ITF) karena positif menggunakan doping. Dalam siding panel ITF pertengahan Juni 2016, ia mengaku nggak berniat dan nggak sengaja berbuat curang. Maria mengaku kalau ia mengonsumsi obat tersebut karena alasan kesehatan dan ia tak mengetahui kalau obat yang dikonsumsinya itu masuk dalam daftar obat yang nggak boleh dikonsumsi oleh atlet tenis.
Arif Rahman
Ia merupakan seorang atlet kempo nasional dan pernah meraih medali emas di ajang Sea Games 2011 di nomor Kyu Kensi. Namun, sayangnya saat itu ia harus tersangkut kasus doping. Hasil tes urinnya menunjukkan kalau ia menggunakan doping yang dapat mengencangkan otot saat bertanding. Akibatnya, ia harus terkena skors dan larangan bertanding selama 2 tahun dan medali yang ia raih harus dikembalikan kepada Federasi SEA Games.
Lance Amstrong
Ia merupakan atlet sepeda paling populer di dunia. Ia bahkan pernah memenangkan kejuaraan balap sepeda paling bergengsi, Tour de France sebanyak 7 kali. Atlet ini menggunakan EPO untuk meningkatkan sel darah merah dalam tubuh. Lance menggunakan doping pada 2005. Lance mendapat sanksi dari Badan Doping Amerika Serikat dan dihukum pencabutan gelar selama 2 tahun, serta skorsing seumur hidup dalam dunia balap.
Well, meski dapat membuat kita menang secara instan, doping juga memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Tidak hanya itu saja, doping juga dapat mencoreng nama baik bangsa. Oleh karena itu, yuk dukung atlet-atlet yang akan bertanding di Asian Games 2018 nanti untuk nggak melakukan doping! Simak info lengkap mengenai Zero Doping Campaign ini di dukungbersama.id, Ladies!
Artikel ini didukung oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sumber: CNN Indonesia, Liputan6.com, bola.com, INDOSPORT, Liputan6 Bola, Foto Cover: pixabay.com