Masalah kesuburan jadi salah satu momok yang paling menakutkan bagi tiap pasangan. Sayangnya, karena mungkin kurangnya edukasi terhadap isu reproduksi pula, pasangan yang belum juga memiliki keturunan ragu untuk mencari bantuan. Tak jarang juga, pasangan merasa takut mengetahui masalah kesehatan yang mungkin mereka alami. Walaupun pembangunan layanan kesehatan reproduksi telah menunjukkan kemajuan, layanan reproduksi yang dapat diakses secara terjangkau masih sangat terbatas. Dalam seminar media tentang SMART-IVF, MeraMuda jadi tahu banyak soal bayi tabung pintar, Ladies.
Di Indonesia sendiri, klinik IVF (in vitro fertilization atau bayi tabung) hanya sebanyak 32 klinik di berbagai kota di Indonesia. Karenanya Sophisticated, Modern, Affordable, Reproductive Technolgy alias SMART-IVF bisa menjadi salah satu pilihan yang terjangkau untuk pasangan yang memiliki masalah reproduksi.
Para dokter yang menjadi narasumber pun memberikan pemaparan mengenai prosedur bayi tabung pintar ini. Dokter Beelonie, BMedSc, SpOG(K) menjelaskan bahwa gangguan kesuburan dapat disebabkan oleh faktor istri, faktor suami, atau gabungan dari keduanya. Faktor istri adalah gangguan pematangan sel telur, sumbatan saluran telur, atau gangguan pada rahim dan indung telur. Misalnya endometriosis atau kista. Sementara faktor suami adalah masalah sperma. Misalnya kualitas sperma yang tidak baik karena organ vital sang suami sering terpapar panas, gesekan, atau bahkan radiasi dari ponsel karena sering menyimpan ponsel di saku celana.
Baca juga: Apa Itu Endometriosis?
Usia biologis juga memengaruhi loh. Karena dari sini bisa diperkirakan kuantitas dan kualitas sel telur wanita. FYI, wanita lahir dengan sekitar 700.000 sel telur. Dan tiap bulannya sekitar 1.000 sel telur itu terbuang. Di usia sekitar 35-37 tahun diperkirakan sel telur kita hanya tinggal 25.000, Ladies! Oh iya, usia biologis ini biasanya nggak selalu sama dengan usia kita yang sebenarnya. Ini dipengaruhi juga oleh berbagai hal seperti faktor genetik, penyakit tertentu, riwayat radiasi, pemaparan zat kimia, gaya hidup, dan lain-lain. Makanya sebelum memulai prosedur, akan dilakukan konseling dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap calon pasien peserta bayi tabung, Ladies.
Peluang keberhasilan program bayi tabung adalah 30% hingga 40% per siklusnya.
Ternyata angka ini nggak jauh berbeda dibandingkan keberhasilan pasangan yang baru menikah untuk langsung hamil. Namanya juga prosedur medis. Tetap ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi ketika melakukan prosedur bayi tabung. Misalnya hiperstimulasi ovarium, kehamilan ganda (karena biasanya embrio yang ditanam lebih dari 1), hamil di luar kandungan, atau infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur.
Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG(K), MSc, komplikasi-komplikasi itu termasuk jarang terjadi karena prosedur SMART-IVF dilakukan sesuai standar. Langkah yang dipilih untuk prosedur SMART-IVF juga dinilai lebih praktis, sehingga juga dapat ‘memangkas’ biaya. Jadi, kalau mau dibandingkan, SMART-IVF lebih terjangkau dibanding harus melakukan prosedur yang sama di luar negeri, Ladies.
Ngerasa topik ini ‘kejauhan’ karena kamu belum menikah, Ladies? Eits, nambah ilmu mah oke-oke aja dong… hehehe. Justru bagus, supaya kamu bisa lebih memerhatikan lagi kesehatan reproduksi kamu. Sering terlambat haid? Coba yuk, diperiksakan. Supaya bisa ditangani lebih dini dan nggak jadi masalah reproduksi di kemudian hari. Ladies yang sedang merencanakan pernikahan juga bisa mulai persiapan dari sekarang, nih. Ubah gaya hidup kamu dan pasangan jadi lebih sehat dan mulai konsumsi makanan atau vitamin yang mengandung asam folat dan omega 3 untuk persiapan kehamilan. Good luck to all of us!