Skoliosis adalah kondisi di mana tulang belakang melengkung ke samping secara tidak normal. Pengawasan juga diperlukan untuk menghindari komplikasi lanjutan. Kalau sudah terlalu kompleks, dikhawatirkan penderita harus menjalani operasi. Namun ada juga pilihan terapi non operasi untuk pasien skoliosis.
Dr. dr. Ninis Sri Prasetyowati, Sp. KFR, konsultan ahli dari Klinik Scoliosis Care dalam Seminar Media mengatakan, “Masyarakat masih kurang menyadari tentang pentingnya edukasi skoliosis, padahal prevalensi skoliosis makin meningkat yaitu sekitar 3% di dunia dan 4-5% di Indonesia. Skoliosis dapat terjadi sejak balita dan kanak-kanak, yaitu usia 0-3 tahun (infantile), 4-9 tahun (juvenile), 10-19 tahun (adolescnet), dan lebih dari 19 tahun (adult). Progresivitas skoliosis terjadi pada umur 10-18 tahun.”
Nggak kenal gender, kondisi ini bisa menimpa pria maupun wanita. Namun, dr. Ninis menambahkan bahwa skoliosis lebih banyak terjadi pada perempuan. Pada anak perempuan pun kemungkinan perburukan gejala lebih besar, Ladies. Terlepas dari jenis kelamin penderitanya, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa. Walaupun tidak memiliki sejarah kondisi ini, orang dewasa dapat terkena skoliosis karena degenerasi pada tulang belakang dan faktor usia.
Apa sih yang menjadi penyebab skoliosis?
Skoliosis dapat disebabkan oleh faktor genetik, kelainan kongenital atau bawaan dari lahir, kelainan pembentukan tulang atau kelainan neurologis, dan habitual atau kebiasaan dalam membawa barang berat.
Apa saja gejala skoliosis?
Biasanya skoliosis dapat dilihat dari perubahan penampilan dada, pinggul, atau bahu. Misalnya salah satu pinggul tampak lebih menonjol, tubuh penderita condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi, salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol, dan panjang kaki tidak seimbang. Deteksi secara akurat dan dini penting agar penanganan bisa segera dilakukan.
Penanganan skoliosis
Operasi tentunya menjadi pilihan terakhir bagi penderita. Apalagi operasi tulang belakang memiliki resiko tinggi. Namun, seperti yang disampaikan dalam seminar media pada Selasa (17/8) pagi, terapi non operasi terdiri dari observasi, terapi, dan latihan fisik, penggunaan penunjang (bracing), terapi alternatif dan komplementer.
Brace secara klinis telah terbukti dapat mengurangi lengkung atau kurva pada kasus umum skoliosis dan khyphosis. Karena nggak hanya memengaruhi bentuk dan postur tubuh, kasus yang parah juga dapat membuat penderita kesakitan, Ladies.
Keefektifan brace dapat dilihat dari kualitas desain dan pembuatannya. Labana Simanihuruk, B.Sc. menjelaskan, “Di klinik Scoliosis Care, kami bekerja dengan akurasi tinggi mulai dengan meneketksi menggunakan scolio meter dan metode adam test pada tahap awal. Bila didapatkan tanda-tanda skoliosis, maka dilakukan pengecekan menggunakan X-Ray.”
Setelah pemeriksaan, terapi yang tepat dapat ditentukan. Ada 5 jenis brace dari Scoliosis Care yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien, yaitu.
- Scolibrace untuk koreksi skoliosis.
- Lumbar brace/elderly brace untuk dewasa atau manula yang mempunyai denovo skoliosis.
- Kypho brace bagi pasien kyphosis.
- Scolinite untuk anak-anak dengan derajat kurva <20.
- Hybrid kypho-socliosis brace untuk pasien kyphosis dan skoliosis.
Sang Ayu Putu Cyinthia, seorang penari dan karyawan swasta yang sudah menggunakan brace selama 2 tahun membagikan pengalamnnya. Sejak didiagnosis menderita skoliosis idiopatik sebesar 45 derajat waktu SMP, Sang Ayu awalnya tidak merasa terganggu. Seiring waktu, rasa nyerinya timbul dan mengganggu kegiatan sehari-hari. Pernah diarahkan ke treatment operasi dan menggunakan brace yang tidak efektif, Sang Ayu merasakan perubahan setelah menggunakan Scolibrace. Dengan desain yang bisa disesuaikan, penderita juga dapat menggunakannya dengan mudah dan nggak minder lagi.
Baca juga: Layanan Terbaru dari Bamed: Anti-Aging Surgery
Terapi non operasi ini diharapkan menjadi harapan dan pilihan baru untuk pasien yang enggan melakukan operasi. Nah, kalau kamu merasakan gejala-gejala yang sudah dijelaskan, jangan panik, Ladies. Segera periksakan diri kamu agar mendapatkan perawatan yang tepat.