today-is-a-good-day
OUR NETWORK

Apa yang Dimaksud dengan Herd Immunity?

Pada masa pandemi corona ini banyak sekali istilah-istilah yang sebelumnya kurang familiar di telinga masyarakat menjadi cukup populer. Sebelumnya sudah ada pandemi, lockdown, social distancing/physical distancing, karantina, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan beberapa istilah lainnya. Terbaru, ada herd immunity yang membuat banyak orang penasaran. Mari bahas lebih mendalam mengenai istilah tersebut.

Pengertian Herd Immunity

Apa yang Dimaksud dengan Herd Immunity?
Foto: theconversation.com

Secara bahasa, herd immunity ini mengacu pada kekebalan kelompok. Konsepnya sendiri mengacu pada pandangan jika kekebalan kelompok ini terbentuk dari mayoritas populasi, biasanya sekitar 70%-80% menjadi kebal terhadap penyakit. Jika kekebalan tersebut sudah terbentuk, tidak ada lagi ketakutan akan penyebaran Covid-19. Ada dua cara herd immunity ini bisa terjadi.

  1. Banyak orang yang terjangkit penyakit ini pada pada waktunya akan membangun respon kekebalan terhadapnya, melakukan kekebalan alami
  2. Banyak orang divaksin penyakit corona untuk bisa mendapatkan kekebalan.

Konsep herd immunity ini sendiri sudah diterapkan pada beberapa penyakit. Bisa saja ini memberi harapan baru untuk memutus rantai penyebaran corona. Dan membantu melindungi mereka yang tidak mendapatkan vaksin atau yang rentan mengalami infeksi seperti halnya orang tua, wanita hamil, bayi, orang dengan kondisi kesehatan tertentu, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.  

Pro dan Kontra Herd Immunity

Di tengah serangan virus corona ini, tidak sedikit ahli percaya jika herd immunity ini bisa menurun atau bahkan berhenti jika telah lebih banyak angka kesembuhan dan orang-orang menjadi kebal terhadap infeksi. Salah satu pihak yang mendukung herd immunity adalah Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris. Ia memiliki harapan jika cara tersebut bisa mengatasi penyebaran pandemi corona.

Namun, tidak sedikit pihak yang mengecam keras konsep satu ini. Pihak yang paling lantang mengecam herd immunity adalah World Health Organization (WHO). Dilansir dari Guardian, Dr. Mike Ryan selaku Direktur Eksekutif Program Kesehatan WHO menyebutkan jika “manusia bukan herds (kumpulan ternak)”. Selain itu, jika herd immunity ini diterapkan akan terjadi kematian dalam jumlah yang massal.

Maria Van Kerkhove, seorang ahli epidemiologi penyakit menular di WHO menyebutkan sampai saat ini belum ada bukti apakah orang-orang yang telah terpapar virus bisa kebal, dan berapa lama hal tersebut bisa berjalan. Dan sampai saat ini, Maria menyebutkan vaksin penyembuh merupakan jalan terbaik.

Negara yang Sudah Melakukan

Apa yang Dimaksud dengan Herd Immunity?
Foto: thejakartapost.com

Swedia merupakan negara yang telah menerapkan konsep herd immunity. Namun, data menunjukkan jika Swedia memiliki jumlah kematian yang cukup tinggi, bahkan tertinggi di Eropa per kapita selama beberapa hari terakhir. Negara Skandinavia ini diketahui telah menerapkan herd immunity dan membuka berbagai pusat keramaian seperti mall, sekolah, restoran dan lain-lain selama pandemi berlangsung.

Baca juga: Langkah Atasi Sulit Tidur Karena Gangguan Kecemasan Di Tengah Pandemi Coronavirus

Berdasarkan data dari Ourworldindata.org, Swedia sendiri telah mengalami 6,25 kematian per juta penduduk per hari pada kurun waktu 12 Mei-19 Mei. Dan angka tersebut di atas Inggris, yang memiliki rata-rata kematian 5,75 per juta. Namun, angka kematian secara global lebih rendah dibandingkan dengan Italia, Spanyol, Prancis, dan Belgia yang melakukan lockdown. Tapi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Norwegia, Finlandia, dan Denmark, kematian di Swedia jauh lebih tinggi.

Bagaimana Ladies, apakah kamu setuju jika herd immunity diberlakukan di Indonesia? Tapi semoga saja orang-orang tetap patuh melakukan berbagai pencegahan corona seperti yang dianjurkan pemerintah dan WHO supaya virus corona segera bisa diputus rantai penyebarannya. 

 

 

Sumber: Healthline, CNBC, Warta Ekonomi

Must Read

Related Articles