PT Unilever Indonesia Tbk menghadirkan pegiat isu sanitasi dan stunting, Stevia Angesty, sebagai pemateri terakhir di sesi penutupan program mentoring serial The Journey pada program Every U Does Good Heroes. Berfokus pada materi Funding & Project Management, Stena menilai materi tersebut penting dipahami dalam mendukung sebuah gerakan untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Dalam hal ini, pendanaan yang terencana dan manajemen yang baik merupakan hal penting dalam mengelola program atau gerakan.
Kedua aspek inilah yang berperan besar merealisasikan program yang telah direncanakan dan berkelanjutan. Sebagaimana telah dibuktikan oleh Stena dalam upayanya memberi akses sanitasi yang baik pada masyarakat dan menekan angka stunting.
Kiprah Stevia dimulai ketika ia berkunjung ke beberapa pelosok daerah. Ia menemukan anak-anak di daerah yang dikunjunginya terkena diare, kekurangan gizi, serta memiliki kasus stunting yang cukup tinggi. Fasilitas sanitasi yang tidak memadai kemudian diketahui menjadi salah satu penyebabnya. Berangkat dari hal tersebut, Stevia terdorong untuk mendirikan Feelwell Ceramics (GWC) pada tahun 2016.
Stevia pun menekankan aspek pendanaan dan manajemen gerakan melalui pelaksanaan salah satu programnya, yakni “Toilet untuk Semua”. “Kami telah memberikan akses toilet ke lebih dari 2 juta orang di Indonesia untuk membantu pertumbuhan anak dan menekan angka stunting. Selama perjalanannya, kami belajar, pendanaan dan manajemen gerakan memiliki peran penting dalam menghasilkan gerakan yang memiliki dampak berkelanjutan.”
Dalam sesi mentoringnya, ia pun berbagi beberapa informasi mengenai ragam bentuk pendanaan yang dapat dimanfaatkan.
Di antaranya, pendanaan berupa pinjaman, investasi (equity funding) atau hibah (grants). Kedua bentuk pendanaan ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti keluarga, teman, relasi, institusi, ataupun crowdfunding.
Di samping pendanaan, Stevia juga menekankan pentingnya manajemen gerakan (project management). Menurutnya, saat ini sudah banyak tools yang dapat diberdayakan untuk mempermudah suatu gerakan melakukan manajemennya. Namun, ada empat hal krusial yang menjadi esensi dari proses manajemen yang perlu dipahami. Di antaranya, project definition, prioritization, detailing, dan monitoring. Baginya, empat hal ini perlu selalu diperhatikan agar suatu gerakan dapat berjalan secara berkelanjutan.
Melalui sesi mentoring tersebut, penerima penghargaan dari Kantor Staf Presiden RI tahun 2009 ini mengajak seluruh peserta terpilih untuk memandang isu sanitasi dengan lebih kritis. Dengan harapan, para peserta akan melahirkan ide-ide yang berdampak positif pada kesehatan masyarakat.
Senada dengan Stevia, Head of Communication PT Unilever Indonesia, Tbk, Kristy Nelwan, juga berharap, program ini dapat meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap isu kesehatan.
Dilanjutkan dengan harapan pada generasi muda untuk menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal yang sejalan dengan strategi The Unilever Compass yang selama ini jalankan.
“Melalui program Every U Does Good Heroes mentoring, generasi muda yang memiliki kepedulian akan isu ini bisa mendapatkan bekal yang bermanfaat untuk menjalankan program di masyarakat. Sehingga, cita-cita kita semua untuk menjadikan Indonesia yang sehat akan lebih cepat terlaksana,” ujarnya.
Selain itu, program ini juga melatih pengembangan cara berpikir, problem solver, hingga membantu peserta lebih terstruktur dalam menjalankan gerakan. Seluruh kemampuan ini dilatih melalui materi-materi, seperti mindset setting, resilience, strategic thinking, sustainable business, project management, funding, hingga execution. Dengan harapan, para peserta dapat lebih siap melalui rangkaian program Every U Does Good Heroes selanjutnya.
Sesi mentoring yang digelar secara virtual pada 29 November 2021 ini juga menjadi penanda, 100 peserta terpilih akan memasuki tahap berikutnya. Dalam hal ini, para peserta memasuki tahap pengumpulan proposal untuk menjadi 10 Every U Does Good Heroes terbaik. Peserta yang terpilih berhak memperoleh micro grant sebesar Rp 30 juta dan pendampingan super intensif (program coaching 1 on 1) dari para mentor.